──sebelas

9.6K 1.7K 105
                                    

"anying, goblok, tolol!".

arjuna menunduk dalam-dalam. gak menghitung lagi kalimat kasar yang sudah sashi ucapkan. tepatnya, gak terhitung.

"kalo di tolak gue yang malu bangsul!!! otak lo dimana sih, junn??? gue anter ke rumah makan padang deh, ya, beli otak deh lo sana!" kesalnya. sumpah, arjuna mau ketawa. tapi di tahan. bahaya kalo seandainya sashi yang lagi sensi diketawain.

lantas ponsel si gadis berdering, membuatnya refleks berteriak dan melempar ponselnya, mengeluarkan debuman yang mengejutkan.

"bOM ANJAY BOOoM!!" made yang tidur di atas karpet terbangun, ikutan teriak. dan yang jelas, ikutan bego.

sashi kembali mengumpat, misuh, dan bergumam sendiri. made menghela napas, mengumpulkan nyawanya yang terpencar seraya berkata dengan serak, "napa sih, shi?".

sashi diam, gak menjawab. dia gugup banget, sampai gak berani buka mulut.

arjuna berdecak, meringsut mendekati ponsel sashi sebelum gadis itu kembali berteriak. "anjir ya shi, sejak kapan lo jadi kek si lucin?! teriak-teriak mulu lo, bego. pengang telinga gue!" protes made, yang tadi baru kembali ke posisi rebahannya.

"au, alay bener! gue mau liat doang!" arjuna menimpali, buat sashi memandangnya sinis. sashi menutup matanya ketika arjuna meraih ponselnya yang tadi ia lempar dengan mengenaskannya ke lantai berkarpet itu.

"shi anjing!".

"tAU AH JUN GAK MAU BACA GUE!!".

"liat dulu goblok!".

"gAK! NANTI GUE POTEK!".

arjuna mendesis dan membuka paksa kedua mata sashi. lantas ia menunjukkan ponsel ber-casing abu itu dihadapan sashi.

you
jen, gue punya kupon es
krim nih. kelebihan satu|
mau ikutan makan gak?|

jeno
|sama lo doang?
|putus asa banget lo ya?
|oke.
|gue tunggu pulang sekolah.

lalu, ponsel malang itu kembali sashi lempar ke lantai. tentunya disertai makian dari made yang kaget untuk kesekian kalinya.

sashi jelas gak mau langsung percaya. maksudnya, ini jeno! jeno alfhian yang dinginnya melebihi ac baru di service. terus, dia nerima ajakan sashi begitu saja?

im-po-ssi-ble

pasti itu nana, kalau nggak mungkin esa. dua orang itu mungkin sedang iseng. intinya, gak mungkin jeno.

sashi masih sibuk menyalin tulisan di papan tulis 10 menit setelah bel pulang berbunyi, ketika ina mengetuk mejanya. "lo habis bertapa? apa pake susuk?" tanyanya random. "apasi, anj? minggir, gak keliatan ituu!".

"shi, itu jeno nunggu lo di luar!".

sashi membelalak, menatap ina intens. "bohong," katanya tanpa merubah ekspresi. "ngapain gue bohong, suripto!".

sashi buru-buru memasukkan bukunya, merapihkan mejanya dan segera menggendong tasnya dengan asal. "fotoin catetan lo nanti, na!" pintanya seraya berlari keluar.

dan benar.

jeno disana. berdiri memandang ponsel. tiba-tiba pandangannya beralih ke arah sashi, lalu berdecak kesal.

"lama banget. bertelor?".

sashi masih terkejut setengah mati, mengira ini ilusi semata. tapi segala asumsinya melebur, tatkala jeno mendadak meraih tangannya.

"buruan, nanti keburu tutup tokonya. elo juga yang nangis,".

CONSEQUENCES - lee jeno :: ( ✓ )Where stories live. Discover now