⁎⁺˳✧༚ s i d e s t o r y⁎⁺˳✧༚

11K 1K 27
                                    

"nana anak buna paling tampan sedunia, lO DIMANA SIH ANJER?!".

nana meringis, telinganya serasa pengang. salahkan oknum bernama sashi dibalik telepon ini.

"sabar, elah. lo kira naik eskalator secepet naik jet coaster, apa?" katanya jengkel. "buruan! lo udah janji mau ngedit, ya! gue laporin nar─" kalimat sashi terpotong oleh desisan nana. "bacot, ah. iye-iye. kalo bukan cewek gue yang nyuruh juga ogah gue dateng," dengusnya. sashi tertawa sarkastik diujung sana. "bodo amat. saat ini posisi lo udah jadi babu gue. pokoknya, lima belas menit lagi sampe gak pake tapi, apalagi ngantri chatime,".

lantas begitu saja, sambungan sashi putus sepihak.

nana mengesah. sashi itu asyik diajak nongkrong, dijadikan tempat berkeluh kesah juga enak. meski gadis itu sedikit memberi respon, tapi dia menyimpan rahasia negara dengan baik.

tapi kalau sudah urusan kerja, haha. nana angkat tangan.

sashi diktaktor, benar-benar menguarkan sisi kepempiminannya, dan tentu kedisiplinannya tidak perlu diragukan. setara guru bk.

untuk itu, nana paling tidak suka bersahabat dengan sashi. apalagi titel sahabat itu makin buat sashi bersikap semena-mena. kadang, nana jadi menyesal sudah berteman dengan cewek itu.

kafe bernuansa cokelat itu sudah tertangkap netranya. begitu nana melangkah masuk, tangan sashi sudah melambai-lambai kearahnya, menunjukan tempat dimana ia dan temannya duduk. nana tidak membalas, hanya berjalan ke arah sashi dengan langkah lebar-lebar.

"ngapain dulu, sih, lo?" sashi mengerucutkan bibirnya ketika nana menempati kursi dihadapannya. "berak," jawab nana asal. sashi melotot, memukul paha nana, jelas buat cowok itu meringis dan balas membulatkan mata. sashi tidak menaruh atensi, malah berbalik ke teman disisinya. "sori, ya, gil. dulu gak biasa minum susu jadi dikasih air beras,". nana berdecih, tertawa palsu atas jokes garing sashi.

gak cowoknya, gak ceweknya. sama-sama garing, cibir nana dalam hati. ya soalnya, kalau langsung, yang ada nana pulang dalam keadaan biru-biru.

"mau apa?" tawar sashi. nana berpikir sejenak, lantas menyengir lebar. sashi cuma menghela napas panjang. "lo bapak-bapak apa gimana sih, na. heran gue," kata gadis itu tak habis pikir, berdiri dari duduknya untuk memesankan nana minuman kesukaannya. americano. "gue yang pesenin, lo disini aja," peringatnya. "ya kan emang harusnya gitu. malah kalo bisa lo yang bayarin," sahut nana. "kampret. udah, deh, kerjain aja tuh editan di file 'bulan bahasa'," dengus sashi, sebelum mendaratkan telapak tangannya di kepala nana, yang tentu mengundang umpatan dari mulut lelaki itu.

nana sibuk misuh-misuh, sementara tangannya tetap menggulir layar untuk mencari file yang sashi minta dari laptop gadis itu.

namun begitu, ujung matanya menyadari bahwa ada orang lain di meja sashi, yang sedari tadi menyaksikan keduanya bersiteru. bukan nana tidak peduli akan kehadiran gadis dihadapannya, hanya sedikit lupa diri.

"lo yang diminta sashi buat nge-doodle, ya?" tanya nana, memulai percakapan sembari mulai mengedit poster di file yang sashi sebut. "hm," balas gadis itu tanpa peduli. "anak kelas sepuluh, ya?" tanya nana lagi. "hm,". jawaban itu jelas buat nana cemberut.

"yang lain kek, jangan 'hm'. lo kan bukan nissa sabyan,".

"terus harus jawab apa?".

"apa kek,".

"apa kek,".

"yaallah, sabarkan manusia ganteng ini," nana mengelus dadanya, berharap si hati tak mempengaruhi otak untuk mengirim tanda pada seperangkat kinerja tubuhnya agar menempeleng kepala gadis dihadapannya.

"ya habis lo gak jelas," gadis itu mengerutkan dahinya. nana cuma menghela napas, menyabarkan diri. tapi kemudian, ponsel yang terletak tepat disebelah ipad-pro gadis itu bergetar. menunjukkan notifikasi yang buat nana memekik, dan gadis berkerudung itu berjengit kaget.

"lO ADEKNYA TETEH MAWAR─eh, ROSE?? YANG CAKEP ADUHAI BANGET ITU?". awalnya si gadis mengerjap bingung, lalu mengerutkan keningnya. "iya, tapi kalo mau gebet kakak gue, mending jangan soalny─".

"yeila, gue juga gak kepengen selingkuh, kali. cuma dulu gue pernah ngiringin teh rose pake piano. kalau gak salah nyanyiin big girls don't cry, deh. waktu kita ngadain acara amal gitu," nana bercerita, mengulang memori beberapa tahun kebelakang, ketika ia masih duduk di bangku menengah pertama. "berarti lo gilby, kan? dulu teh rose sering cerita, punya adik yang bawel banget katanya," nana terkekeh. sementara gadis dengan nama gilby itu hanya menelan ludah samar, merasa hangat seketika.

kerinduan dalam hatinya membuncah, terlebih sang kakak sedang berada di luar negeri untuk menempuh pendidikan lebih lanjut. jujur saja, biaya yang cukup mahal hanya untuk berkomunikasi, serta betapa rose menumpahkan konsentrasinya untuk belajar, buat keduanya dirundung rindu.

"suka cerita apa emang, tentang gue?" tanya gilby, takut-takut. nana sudah siap semangat bercerita, ketika sashi datang dan memutus obrolan keduanya.

"bisa gak usah kampungan, gak na? nGAPAIN LO TERIAK DISINI TADI, ANJIR!!" omel sashi, buat nana kembali beradu argumen dengan si gadis galak.

nana puas, menyaksikan gilby yang belum seharian ia kenal banyak tersenyum hari ini. mendengar cerita nana dan sashi─yang kebetulan pernah satu organisasi dengan rose─soal kakaknya itu.

nana terbiasa menyenangkan seseorang bahkan saat badai menghujam benaknya.

nana biasa membahagiakan, meski hatinya belum benar bahagia.

namun senja ini, nana ikut bahagia ketika bercerita. karena kilasan memori tentang nara layla dan saat pertama mereka bertemu terputar bagai rol film lama yang tak pudar bahkan ketika waktu menelan segalanya bulat-bulat.

nana tidak akan protes, bahkan bila gilby meminta lelaki itu untuk menceritakan perihal pentas amal itu berkali-kali. karena saat itu juga nana sadar bahwa rasa yang ia genggam nyata abadi.

entah nara membawa daya magis apa dalam hidupnya, tapi nyatanya nana tak pernah bisa menutup kurva di bibirnya.

nara, kopi, dan playlist-nya adalah kebahagiaan sederhana, tapi bermakna selamanya bagi narendra razkiel.

────────────────────

a.n:

anggap aja pemanasan
sebelum ketemu idc. tenang,
aku bakal post prolognya bentar lagi.

dan voila, this part was made
for syeoul_ (yang juga jadi cameo
disini, lol) so say thanks to her, wkwkw

CONSEQUENCES - lee jeno :: ( ✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang