"Kamu serius mau resign, Sam?"
"Iya." Jawabnya pendek sambil terus membereskan barang-barang dari meja kerjanya dan mengemasnya dalam sebuah dus ukuran sedang.
"Kamu mau ninggalin aku?" Gadis bernama Liona itu menatapnya dengan bahu merosot dan tatapan sendu.
"Mau bagaimana lagi? Family matters."
"Aku nggak nyangka kamu ngorbanin karirmu demi adikmu."
"She's the most precious creature on earth for me, Liona. Dan dia sedang hamil."
"Ya, tapi..."
"Please, Lio. Kita bahkan tidak ada hubungan apa-apa."
"Sam, teganya kamu ngomong begitu. Kamu tahu aku mencintaimu sejak dulu."
Samudera menatap gadis bernama Liona itu dengan jengah. Ia tahu Liona tergila-gila padanya, tetapi bukan salahnya kalau ia tidak bisa membalas perasaan itu dengan semestinya.
"But I don't." Jawab Sam datar. "Dengar Lio, aku hanya menganggapmu teman. Jika kamu punya perasaan lebih, itu urusanmu."
"Kamu masih memikirkan mantan kamu itu? Ayolah, move on, dong."
"Kamu tahu aku belum bisa dan nggak akan bisa."
"Tapi dia sudah punya suami, Sam!" Seru gadis itu keras.
"Lio, enough!" Suara Sam bergetar.
"Sam!"
"Sorry for being rude, Lio. Tapi aku nggak mau membahas ini lagi."
Samudera menggulung lengan kemejanya hingga siku dan menguncir rambutnya asal-asalan. Sebuah gerakan ringan yang terlihat sangat seksi dimata Liona.
Gadis itu mendesah pelan. Apa sih kurangnya ia bagi Sam? Seluruh penghuni gedung disini tahu ia adalah keponakan boss besar yang memulai karirnya tanpa bantuan dari keluarga, murni dari bawah walaupun kekayaannya berlimpah. Kecantikannya paripurna dengan tubuh bak gitar spanyol menggoda. Siapapun tidak akan memalingkan mata jika melihat pesonanya.
Tetapi, sialnya, teman kuliahnya ini bahkan sama sekali tidak meliriknya walaupun ia terus merengek minta perhatian bertahun-tahun. Berkali-kali ia menyatakan cinta, tetapi Samudera tidak pernah mengindahkannya dan menolaknya mentah-mentah. Anehnya, dia tidak pernah sakit hati dan menyerah. Sam terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja.
Pria ini, tipe makhluk langka yang tidak mau berpaling hati walaupun sang mantan telah bersuami.
Ah, sialan! Gue kalah saing sama bini orang? Hello???
***
"Bang!" Fara berlari memeluk Al yang akan segera check in di airport. Hari ini kakak sulungnya kembali ke Jerman untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah satu bulan ditinggalkan. Fara berurai air mata.
"Ingat, nanti nurut sama Samudera. Jangan keras kepala, jangan bandel, ngerti?" Tegas Al sambil menangkup pipi adiknya dan mengecup keningnya lama. Walaupun mereka sudah dewasa, Al tetap menganggap Fara adik kecil manja kesayangannya. Dirinya pun sedih hendak berpisah kembali dengan sang adik. Baru satu bulan ini hubungan mereka dekat kembali seperti dahulu. Tetapi hidup terus berlanjut, melangkah demi tujuan masing-masing.
"Nanti Abang dan Ian tengokin kamu kok, tenang saja." Fara mengangguk.
Ian tidak ikut mengantarnya ke bandara, hanya melepasnya tadi pagi dirumah sebelum berangkat ke rumah sakit. Jatah cutinya yang hanya beberapa hari sudah habis.
"Pesan gue jangan lupa, Sam."
"Iya Bang, beres." Jawab Sam sambil mengadu kepalan tinjunya dengan Al lalu memeluk kakaknya erat. Matanya pun tidak kalah berkaca-kaca. Sosok Alfaraz adalah orang kedua yang jadi panutan setelah sang ayah. Seorang kakak yang selalu siap menjadi pelindung bagi adik-adiknya. Setelah ini saat Al jauh, ia yang mengemban tugas menjaga Fara. Cukup sudah sekali, mereka kapok saling menjauh hingga membuat Fara celaka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menggenggam Janji (END)
RomanceSeri ke DUA dari Tetralogi Keluarga Nashid. A Sequel to Patah. Setelah pengkhianatan suaminya yang menikah lagi dengan perempuan lain, Fara 'melarikan diri' keluar negeri melanjutkan pendidikan dan menjadi single parent bagi anaknya, Rafael. Ketika...