Bagian 1

15 0 0
                                    

Sore itu, semua siswa membubarkan diri. Semuanya pun pergi ke tujuannya masing-masing, tersisa aku. Sendiri, dan semakin sunyi seperti namaku sunyi naima vermilion yang biasa dipanggil sun atau mili. Aku masih muda tapi kok rasanya menyedihkan sekali. Berjalan keluar melewati gerbang sekolah lalu menuju kemana pun entah tak tau arahnya. Aku terlalu takut untuk kembali ke rumah, kondisinya sangat tidak aku sukai. Semua terasa hampa, diumur ke 17 tahun ini rasanya belum ada yang benar-benar spesial dalam hidupku. Mungkin sewaktu aku dilahirkan oleh kedua orang tuaku, mereka menamaiku dengan sangat tepat, sunyi, sunyi yang selalu sunyi dalam kehidupannya.

Tahun ini adalah tahun terakhir ku bersekolah, setelah lulus nantinya mau jadi apa pun aku belum memikirkannya, aku hanya ingin bebas bersama fikiran-fikiran ku, ingin bebas bersama kesendirianku, ingin bebas dari bumi, apa aku hempas kan saja diriku bersama bayang-bayang derita ku?

Pagi sudah tiba lagi, tubuhku terasa sangat lelah karena kemarin hanya jalan-jalan entah kemana tujuannya sampai malam baru sampai rumah. Pagi ini juga, aku berangkat sekolah lagi. Aku hanya mempunyai tiga teman disekolah, mereka yang terbaik dari yang paling terbaik. Biar kuperkenalkan kepada kalian satu-persatu.

Yang pertama, berambut hitam lurus itu bernama kinanty alya rossie atau biasa aku panggil kinan, dia yang paling tua diantara kami, dia sosok yang sangat dewasa sekaligus keras sama seperti ku, tak mau mengalah, tapi beruntunglah justru dia yang selalu membimbing dalam pertemanan kami.

Yang kedua, Lilainsyah putri kusuma atau biasa ku panggil ain, dia seorang perempuan yang sangat mandiri dalam menjalani kehidupannya, dan yang terakhir Alia dewi nasution biasa dipanggil lia, dia yang termuda diantara kami, masih polos, cenderung pendiam dan tentunya sering menjadi bahan ejekan kami ketika sedang suntuk keadaannya.

Perkenalan selesai sudah, mari kita lihat apa yang akan terjadi dikelas ini, dari kami berempat yang tidak suka untuk bersosialisasi. Kelas selalu ramai dengan adanya anak-anak yang katanya hits bin gaul itu. Muak sejujurnya, kenapa harus ada anak seperti itu disetiap sekolah. Memusingkan.

" Ah, rutinitas ini rasanya ingin cepat-cepat aku akhiri saja." Ucap kinan sesampainya dikelas.

Begitulah kinan, dia yang selalu ingin cepat-cepat lulus. Bagaimana tidak, keadaan kelas yang seperti ini, sama sekali bukan keinginan kinan. Aku hanya tersenyum melihat keluhan kinan dan tetap melanjutkan buku bacaanku.

Kelas yang gaduh mungkin sudah menjadi rutinitas yang kami lihat sekaligus rasakan, laki-laki yang bermain seperti konser, beberapa perempuan yang sukanya make up, beberapa lagi selfie, beberapa lagi membuka forum gosip, kan kami merupakan beberapa yang terasingkan.

Kegiatan disekolah pun selesai, aku bersama teman-teman pun seperti biasa pulang, tapi kali ini kita pulang kesalah satu rumah diantara kita, yaa sasarannya adalah rumah Lia, sebetulnya rumah lia adalah rumah yang paling jauh diantara kami, jauh dari sekolah jauh pula dari jalan raya, tapi selama banyak makanan dan gratis kenapa tidak? Jarak ini biasa kami tempuh ketika jenuh karena rutinitas sekolah.

"Mama lia, masak apa hari ini?" Ucapku sesampainya dan tak sabar menunggu makanan masuk kedalam perutku yang sudah sangat berisik ini. Sahabatku sudah tak heran lagi dengan sikapku yang sangat to the point.

"Hari ini tante masak pisang goreng spesial untuk kalian yang sudah sangat kelaparan." Semua spontan langsung menghampiri pisang goreng, jelas yang pertama mengambil aku, karena diantara mereka akulah yang paling suka makan. Ah suasana seperti ini selalu menenangkan hatiku, berkumpul bersama mereka suatu kebahagiaan yang tidak bisa lagi dijelaskan.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, itu artinya kami harus kembali kerumah masing-masing.

Hari ini sengaja kulewatkan jadwal les ku demi berkumpul dengan teman-teman sekolah, hitung-hitung menghilangkan stres disekolah karena berkutat dengan laporan keuangan yang harus diselesaikan hari itu juga. Dan pastinya aku berbohong pada orang tua ku.

Sesampainya dirumah, seperti biasa langsung kulemparkan tas ku ke sembarang arah, benar tidak ada orang juga dirumah kecuali bibi, orang tua ku? Mereka sibuk dengan bisnisnya, merawatnya anaknya saja tak punya waktu, mungkin lebih baiknya bibi lah yang menjadi ibuku sekaligus orang tua ku saja, untuk apa punya orang tua kalau bibi yang lebih sering merawatku.

"Non, sudah pulang? Mau makan apa? Biar bibi buatkan non." Bibi langsung menghampiri ketika mendengar kedatanganku.

"Tak usah bi, aku sudah kenyang kok, makasih ya bi. Aku mau langsung istirahat aja bi." Ucapku yang lelah dengan hari ini.

Rutinitas ku juga tidak berubah, dirumah hanya menonton tv atau kalau bosan kembali membaca novel atau menulis. Ya itulah hobi ku.

Hari ini sudah berakhir, waktunya tidur untuk melakukan rutinitas yang entahlah kapan berakhirnya.

PADAMWhere stories live. Discover now