03

5.3K 44 0
                                    

❤️❤️❤️ Selamat membaca sayang ❤️❤️❤️

Jangan kupa Vote duli sebelum membaca.

___***___

"Yuk." Kennan menatap Milly.

"Kau yakin?" Milly menghela napas ragu, dahinya mengkerut khawatir.

Kennan mengangguk.

"Bagaimana jika ada yang tahu dan mengadu pada keluargamu? Bagaimana kau? Bagaimana kita?" Milly menatap Kennan.

"Jangan dipikirkan sekarang. Hmmm." Kennan membelai rambut Milly memberinya kekuatan untuk berani. "Yuk."

Milly mengangguk ragu.

Kennan keluar dari mobilnya, dia berjalan memutari mobilnya, membukakan pintu untuk Milly. Kennan mengulurkan tangannya. Milly menyambut uluran tangan itu, lalu keluar berdiri dengan pikiran yang masih berkecamuk. Genggaman tangan mereka terlepas, mereka harus menahan diri untuk tidak saling bersentuhan di area ini. Milly berjalan tepat di samping Kennan. Mereka berjalan menuju lift.

"Jangan gugup. Ada aku, semua akan baik-baik saja."

Milly menatap mata Kennan. Dia tersenyum getir. Setelah tiba di lantai 10. Lift terbuka. Kennan berjalan, Milly mengikuti di belakangnya. Kennan berhenti lalu menatap Milly. "Berjalanlah di sampingku, bukan di belakangku."

"Tapi di sini aku sekertarismu, sudah seharusnya begini." Milly sedikit berbisik.

Kennan tersenyum. "Baiklah, benar juga apa katamu." Kennan kembali berjalan, dan Milly pun kembali mengikuti langkahnya.

Mereka masuk dalam ruangan yang menurut Milly sangat mengagumkan. Sangat berbeda dengan pribadi Kennan yang selama ini dikenalnya. "Ini ruanganmu?" Milly masih berdecak kagum.

Kennan menghampiri Milly dan memeluknya mesra. "Iya, kau suka?"

"Ini cantik sekali. Berbeda sekali dengan dirimu."

Kennan mengerutkan alis, lalu menciumi pipi Milly. "Apanya yang berbeda sayang?"

"Ruangan ini terlihat sangat elegan dan rapi. Pemiliknya pasti seseorang yang perfect, cool, dan disiplin mungkin."

"Bukankah aku seperti itu?" Kennan tersenyum bangga.

"Tidak. Kau kebalikan dari semua itu."

Kennan mengerutkan alisnya lagi. "Kau menghinaku?"

Milly tersenyum. "Tidak. Aku hanya mengutarakan pendapatku tentang ruangan ini. Dan seandainya kau seperti pemilik ruangan yang aku gambarkan tadi. Mungkin aku tidak akan mau denganmu."

"Kenapa?"

"Karena aku suka pribadimu yang seperti ini. Kau tidak akan bicara kepalsuan."

Kennan tersenyum. "Kau memujiku?"

"Kau baru sadar?" Milly memicingkan mata sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kennan memutar tubuh Milly dan langsung mencium bibir Milly dengan panas.

Milly mendorong tubuh Kennan. "Kennan ini di kantor."

"Kantorku." Kennan kembali mencoba mencium Milly.

Milly menahan tubuh Kennan. "Tidak."

Kennan menghela napas. "Baiklah sayang, maafkan aku. Aku hanya tidak tahan jika kamu di dekatku."

Milly tersenyum manja. "Kau kecanduan aku?"

Kennan tersenyum lalu mengangguk. "Sangat."

Tok.. tok...

Memories In The Future (Repost)☑️ ADA DI EBOOK, NOVEL LIFE, HINOVEL, BABELNOVELWhere stories live. Discover now