19| i n g k a r

371 70 8
                                    

/ you always have time for the things you put first /
🌔🌕🌖

"Gercep oy, gue ada janji ntar jam tiga sama Ayunda." suruh saya, melihat keempat rekan satu band saya yang masih saja betah leyeh-leyeh padahal terhitung sudah satu jam sejak kami kumpul di studio dalam rangka persiapan rekaman lagu-lagu debut official kami minggu depan.

Rekaman doang yang minggu depan, rilisnya mah masih kapan-kapan, rahasia lah pokoknya.

Iya serius, calon artis ini yang ngomong.

"Yang punya cewek mah beda, ya. Banyak gaya."

"Ya elah, bukan gitu, Pak." Saya berdecak dikatai demikian sama Jeremy. Ini anak ayam tidak ingat apa ya, pernah ngancem saya buat ngejagain dan tidak bikin Ayunda susah?

"Terus gimana?"

"Ya, lo cari cewek makanya. Biar ngerti, Jer." jawab Suca.

"Gamon mulu sih cerita lo, Bang. Bosen." Wisnu menambahi.

"Inget umur, Jer." timpal saya.

"Sok banget sih lo pada! Cuman tuaan setahun-dua tahun doang, fak, berasa tua bangkotan gue."

"Tiga tahun kok sama gue, yeeee..." Si bungsu Dimas tentu tidak mau kalah dan ikut memperkeruh suasana. Bisa kita lihat kini Jeremy ikut tertawa bersama kami dengan wajah yang sudah merah padam. Rada aneh emang, dia kalau kesel gara-gara dibuli begini malah ikutan ngakak sambil memukul-mukul meja yang tidak salah apa-apa.

"Ya udah, yuk mulai. Gue baru inget ada janji juga ternyata."

"Sama Tere?" sahut Jeremy cepat.

"Bukan, sama anak BEM."

Iya, Suca ini salah satu anggota BEM fakultasnya. Ya, tidak heran sih, melihat pengalaman dia semasa SMA yang dengar-dengar sempat menjabat sebagai ketua MPK dan berkali-kali menjabat sebagai ketua kelas yang mana salah satunya adalah ketika dia sekelas dengan Ayunda dan Anya. Bahkan di Enam Hari pun kami sepenuhnya mempercayakan posisi ketua kepada Bapak Sucahyo Jaka Prasetya Yth.

Barusan Suca menoleh ke arah Dimas di belakang kami yang sudah bersiap dengan drumnya, berniat memberi kode supaya memulai lagu dan langsung ditangkap dengan baik oleh si bungsu. Tuh contohnya, kalau aura kepemimpinan Suca sudah memancar keluar. Kami berempat yang biasanya selengekan bisa langsung makdeng, makdeng, makdeng.

Jauh dari perkiraan saya, kami rupanya menghabiskan waktu kira-kira satu jam lebih sedikit hanya untuk latihan, ditambah lima belas menitan lagi untuk rembukan. Mungkin dulu Ayunda pernah cerita ya, tentang lagu ciptaan kami sendiri yang judulnya 'Congratulations'. Eh, apa belum? Ya, intinya Enam Hari bakalan melangsungkan debut official-nya dengan merilis EP dengan lagu itu sebagai title track-nya.

"Sabtu besok kita ketemuan lagi di sini, ya. Masih banyak yang perlu dirembuk sebelum rekaman." tutur Suca mengingatkan kembali.

"Sip."

Diakhiri dengan kesepakatan kami berlima, maka setelahnya, melajulah motor saya meninggalkan lokasi studio dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari biasanya. Saya terlambat. Pukul tiga janji temu saya dengan Ayunda, dan sekarang jam empat kurang lima belas, sementara saya masih di jalan.

Ralat, di jalan yang macetnya bukan main.

Tentu saya tidak mau mengacaukan janji yang sudah kami setujui bersama sejak jauh-jauh hari. Pasalnya, setelah sekian lama kami menabung rindu akibat kesibukan kami masing-masing, maka terputuskanlah bahwa hari ini kami akan bertemu di kafe sudut kota sebelum menonton pertunjukan musik sebuah band indie yang salah satu anggotanya adalah kenalan saya.

Sun and MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang