37| r e m i n i s c e n c e

214 36 15
                                    

/ i'm learning how to miss someone without wanting them back /
🌔🌕🌖

"WEH, JER!!!" Saya berseru sembari menggedor pintu kamar Jeremy untuk kesekian kalinya. Karena tak kunjung dibukakan pintu oleh si empunya, akhirnya saya putuskan untuk langsung masuk saja. "HEH, BUDEG YA LO?"

"Ngapa sih lo? Ganggu orang lagi rajin aja." Jeremy melepas earphone yang menyumpal kedua telinganya dan menghentikan kegiatannya menggarap tugas kuliah di laptop.

"Woo... Tumben?" Saya berdecak kagum. "Eh, gue mau tanya. Ini tuh pelanggaran bukan sih namanya?"

Tangan Jeremy menerima HP yang saya sodorkan. Layarnya menampilkan live IG Ayunda yang sedang iseng-iseng meng-cover lagu bersama gitarnya seperti biasa.

"Apaan deh?" Jeremy beralih dari layar HP demi menatap saya dengan tanda tanya besar di jidat.

"Itu, rambutnya! Kok jadi pendek?"

"Ya, emang habis potong dia?"

"Kapan?"

"Sabtu kemarin."

"Kok lo tahu?"

"Orang gue yang nemenin. Gue janji ngajakin jalan ke mall, terus nggak tahunya sampe sana pengen potong dia."

"Jalan? Berdua doang?"

Jeremy mencibir. "Kagak, bareng Yasmin. Ketemu Dimas sama Bianca juga di sana."

"Njir, ketemu juga lo akhirnya?" Saya tergelak sesaat. "Heh, fokus dulu bahas Ayunda! Ini tuh pelanggaran kan, Jer? Curang kan?"

"Apanya sih yang pelanggaran? Apanya yang curang?"

"Ya, jadi lucu gitu! Kenapa nggak dulu-dulu aja potongnya? Kenapa baru sekarang?"

"Hadehhh... Emang bener dah kata pepatah, jarak itu ngehasilin ilusi yang cantik. Padahal nggak ada bedanya kalo kata gue mah. Tapi nyesel kan lo sekarang, udah mutusin dia?"

"Ya, nggak gitu juga..."

"Btw, nyali banget deh lo nontonin live Ayu?"

"Pake akun lo kok, kan lo pernah login di HP gue. Ada gunanya juga nggak gue logout sampe sekarang."

"Anjing?! Pantesan DM orang sering ke-read sendiri padahal belom gue buka, fak!"

"Hehe, kalem. Gini-gini gue nggak pernah iseng ngebajak kok."

"Ya, tetep aja lo baca kan, Nyet?"

"Elah, kalo ada notif doang. Gue nggak segabut itu bacain satu-satu DM lo yang kayak asrama putri."

Jeremy ngedumel pelan. "Eh iya, kapan hari Anya janji mau ngenalin gue sama anak cewek kampusnya. Tapi belum tahu kapan. Mau ikut nggak lo?"

"Ngenalin? Nyomblangin maksud lo?"

Dia cengengesan. "Lo kalo mau biar gue bilangin ke Anya."

Saya menggeleng tidak tertarik. "Nggak deh."

"Halah, jujur aja. Masih mau gamonin Ayu kan lo?"

"Bacot ya, Jer."

"Mau lah, ya? Temenin gue... Please, please, please?"

Daripada mikirin ajakannya, sekarang ini saya lebih mempertimbangkan harus nonjok muka sok melasnya atau tidak. Sungguhan, senyebelin itu.

"Ya udah, tapi nemenin doang. Terus lo juga nggak usah malu-maluin gue." putus saya pada akhirnya. "Mentang-mentang udah kelar urusan sama Bianca."

Sun and MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang