Wedding Enemy

6.8K 568 21
                                    

Tanganku keringat dingin sekarang, bukan karena panas atau tidak enak badan tapi karena grogi luarbiasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanganku keringat dingin sekarang, bukan karena panas atau tidak enak badan tapi karena grogi luarbiasa.

Bagaimana tidak, Natasya atau yg sering kami kenal sebagai Tasya masa kuliah merupakan musuh bebuyutan ku, dia merupakan perempuan nyaris sempurna, bukan hanya wajahnya yg luarbiasa cantik tapi dia juga mempunyai otak yg pintar.

Satu satunya hal yg membuat kami bermusuhan adalah karena Tasya menganggapku sebagai saingannya, berbagai hal yg dilakukan untuk menyaingi di matkul justru membuatnya semakin merosot. Karena itulah Tasya menganggapku musuhnya, jika sebelumnya tidak ada yg menyainginya dibidang prestasi maka aku menjadi saingannya.

Hal yg membuat ku heran adalah dia pernah melontarkan kalimat yg membuat ku kepikiran semenjak Fajri memberiku undangan tempo hari.

Lo boleh bangga diri jadi yg terbaik di Matkul  sekarang ini tapi dimasa depan cewek cantik dan sexy lebih terjamin masa depannya, kita lihat saja nanti, gue atau Lo yg lebih unggul di dunia nyata, gue atau Lo yg lebih dulu married, tentunya dengan laki laki yg berkualitas. Gue nggak yakin cewek alakadarnya kayak Lo ada yg ngelirik, siap siap jadi perawan tua Nona Bening Hamzah.

Yaa, kaliamt yg bahkan tidak pernah kupikirkan kini justru menghantui ku, apalagi usia tahun ini sudah menginjak 26tahun. Bagaimana aku akan mengakhiri kesendirianku jika Mama saja begitu protektif padaku,setelah kejadian Abang dan Kakak Ipar, Mama menjadi paranoid sendiri.

Pernah sekali para laki laki dari divisi datang menjengukku saat aku sakit saja mendapat pelototan Mama, padahal itu hanya solidaritas sesama karyawan saja.

Jika seperti ini terus menerus mungkin kalimat Tasya itu akan menjadi kenyataan. Aku akan menjadi perawan tua.
Usapan tangan dilenganku membuatku tersadar dari lamunanku yg sangat tidak penting ini. Seraut wajah tampan menatapku khawatir. Mungkin Alfa bertanya tanya, aku yg biasanya berisik dan selalu berbicara banyak padanya mendadak menjadi bisu.

"Mbak Bening nggak apa apa ?? Tangannya dingin banget, ACnya kecilin ya Mbak !!"

Aku menggeleng, ini bukan tentang ACnya yg dingin, tapi tentang diriku sendiri yg was-was, entah kenapa aku tidak nyaman dengan semua hal ini.

"Al .. menurut mu aku sudah terlalu tua ??"

Alfa menggeleng, laki laki yg malam ini menanggalkan kesan Badboy dan berganti menjadi seorang Eksekutif muda ini tersenyum kecil kearahku.

"Mbak nggak tua," leganya mendengar laki laki yg kutaksir mengatakan aku tidak tua,"tapi Mbak itu dewasa !!"

Dan aku yg sempat melambung tinggi langsung terhempas kedasar dunia, sama saja dia mengatai ku tua, dewasa dan tua sama sama berumur. Wajah ku langsung tertekuk berkali kali lipat, aku yg sudah badmood sejak awal semakin menjadi.

Terlalu berharap kah aku jika Alfa juga menyimpan rasa sedikit saja untukku, tapi mendengar nya barusan justru semakin memupusku, bukan hanya Daniel atau teman temanku yg mengatai ku terlalu tua untuk Alfa tapi juga Alfa sendiri.

Bening Hamzah (Tersedia Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang