2020
Pedalaman hutan Dream Island, Kalimantan Selatan, 20.00 WITA
______________________
JGEEER ....
AWAN hitam menyelimuti megahnya sang cakrawala yang bertetesan butiran air yang begitu deras. Sesekali bias hias kilauan kilat petir yang menyambar seakan menari-nari, sembari bersenandung dengan suaranya yang merdu dan menggelegar.
Tidak ada bintang, hanya cahaya rembulan—yang sialnya—sedikit saja menembus rimbunnya pohon beringin hingga membuat gadis itu kesulitan menatap ke arah depan, akan tetapi terus berlari dan rela menerjang belukar guna menyelamatkan diri dari kejaran sekawanan monyet misterius yang berbahaya, serta akan mengancam nyawanya.
Samar-samar di tengah berisiknya rintik hujan, terdengar bunyi gemeretak dari dahan pohon. Monyet-monyet itu mengerih. Semakin lama suaranya semakin keras, semakin dekat, semakin ke bawah, hingga membuat detak gelisah jantung gadis itu berpacu kian cepat.
Loila Permatasari nama yang tertera pada nametag di saku seragam putih abu-abu berlumur lumpur dengan logo bertuliskan SMU Juara. Menoleh sekilas ke belakang dan terperanjat kala melihat mata nyalang berwarna putih makhluk itu yang berjarak tidak jauh di belakang. Mereka berlari, ada pula yang berayun dan melompat secara acak dari satu dahan ke dahan pohon lain.
Dengan kepungan rasa panik yang menguasai, Loila berusaha memukul-mukul senter LED jumbo berdiameter 126x188mm yang mati supaya bisa menyala kembali.
"Ayo ... cepat menyala. Ayo ...," harapnya sepanjang melewati rimbunan pepohonan dengan terus memukul-mukul benda itu.
Hingga tiba-tiba ....
BUUKK!
Loila tersandung sebuah akar pohon besar yang menjulang ke luar hingga tersungkur. Sunyi seketika. Hutan kembali tenang. Masih seram, tetapi sudah tidak ada lagi suara mengerih monyet-monyet itu. Kecuali, suara hujan. Alih-alih merasa aman, justru perasaannya mulai tidak keruan.
Loila merintih, merasakan ngilu yang teramat menyiksa di pergelangan kakinya yang terkilir. Membalikkan tubuh dan berusaha duduk di tanah berlumpur dengan penuh kewaspadaan. Namun, tidak berselang lama Loila tercekat kala bunyi gemeretak dahan kembali terdengar. Suaranya seperti makhluk itu yang sedang kejar-kejaran. Hingga sebuah batang pohon jatuh bersamaan dengan seekor monyet dengan iris mata berwarna putih, melompat tepat mengenai tubuh Loila.
"AAAHHHHH ...." Loila memekik sebelum terpelanting ke lumpur. Saat mulut makhluk itu terbuka, deretan gigi-gigi tajam terlihat dan siap menerkamnya. Namun, cepat-cepat Loila menerjang kepala hewan itu dengan senter yang masih digenggaman.
BUUKKK
Seekor monyet berhasil terpelanting mengenai batang pohon cukup keras dan mati seketika. Sayangnya, kali ini Loila harus membeku dengan mata terbelalak kala melihat satu persatu makhluk itu melompat dari dahan pohon dan menyerangnya. Kemudian, gemuruh suara petir bergema, bersambut jerit sumbang milik Loila.
Hingga sebuah senter terjatuh, lalu mendadak menyala bersamaan dengan ....
CIPRATAN DARAH SEGAR BERWARNA MERAH DAN KENTAL.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkeys Attack
Pertualangan[18+] ADVENTURE - MISTERI - THRILLER Always dan Happy terpilih bersama delapan siswa elite untuk mengikuti study tour ke Dream Island. Sebuah pulau terpencil, yang belum terpetakan dan terjamah oleh manusia, akan tetapi ditinggali oleh primata. Hing...
