Part 6 Ketakutan Dona

3K 74 1
                                    


Part sebelumnya :

"Kau boleh periksa tas, ataupun seisi rumah itu kalau memang aku menyembunyikan hal-hal seperti itu! Aku tidak pernah ingin punya keris ataupun benda aneh seperti itu!" bantahku kepada Jawir.

"Hahaha ... kau tidak pernah tahu apa yang bisa diperbuat oleh keris itu!"

Aku kemudian meninggalkan Jawir dan segera pulang ke rumah KKN.

***

Aku kembali ke rumah KKN, anak-anak wanita tampak tengah berkumpul di ruang tengah, bersama dengan Endy dan juga Tony. Dwi tidak kelihatan entah pergi kemana. Aku kemudian masuk dan melihat apa yang tengah terjadi. Mak terlihat tengah menenangkan Dona yang saat itu menangis tersedu-sedu. Aku yang penasaran kemudian bertanya mengenai apa yang tengah terjadi, "Ada apa ini?"

Mak kemudian menoleh dan menjelaskan kepadaku, "Dona ... dia tampaknya melihat sesuatu yang ganjil mengenai rumah ini semalam. Ia memang sudah seperti ini semenjak pagi tadi dan barulah sekarang ia mau bercerita mengenai apa yang terjadi." Terang Mak.

"Memangnya apa yang dilihat Dona?" teman-teman yang lain masih diam. Mereka tampak tidak mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Aku mencoba terus untuk mengorek keadaan yang sebenarnya, hingga kemudian Dona akhirnya mau bicara mengenai apa yang terjadi.

"Aku ... Aku ... Aku melihat hantu semalam, Han!" ujarnya sembari terisak.

"Hantu? Dimana?" tanyaku penasaran.

"Aku sebelumnya berniat untuk pergi ke toilet semalam, jam 2 pagi aku merasa kalau ingin kencing, ketika kencing di toilet tidak ada hal yang terjadi. Namun ketika aku akan kembali ke kamar, tiba-tiba ada sosok kecil berwarna putih yang berlari-lari di depan rumah, suaranya berisik, membuatku penasaran apa makhluk itu. Tapi ... belum sampai aku di ruang tengah, sosok putih itu menembus pintu dan berlari ke arahku. Aku yang terkejut segera berlari ke dalam kamar dan menutup pintu. Aku yakin benar dengan apa yang kulihat. Aku melihat sosok tuyul, Han!" terangnya dengan mata yang berkaca-kaca.

'Deg!' aku paham benar dengan apa yang dijelaskan oleh Dona, tampaknya wujud tuyul itu adalah penjelmaan jin yang gemar menganggu penduduk sesuai dengan apa yang diceritakan oleh ibu pemilik warung tadi.

"Sudah ... tidak ada apa-apa. Mungkin kamu hanya terlalu mengantuk, Don! Kenapa tidak membangunkan teman yang lain kalau ingin ke kamar mandi?" saranku kepadanya.

Dona hanya terdiam, anak-anak KKN yang lain juga merasa prihatin dengan keadaan Dona. Mak terlihat masih mencoba untuk menenangkan Dona. Feranda, Ceni, Ira dan Aisyah mendekatiku dan tampaknya ingin membicarakan sesuatu. Aisyah kemudian menjelaskan mengenai keadaan Dona.

"Sudah tidak apa, Han! Mungkin Dona masih shock! Ia memang seperti itu, anaknya susah jauh dari orang tuanya, mungkin dia kangen dengan orang tuanya saja!" ujar Aisyah.

"Iya ... aku juga berpikir seperti itu!"

"Jadi kapan kita akan membersihkan lantai dua dan sekitaran rumah ini, Han?" tanya Feranda.

"Bagaimana kalau sekitar jam 3 sore? Semoga keadaan Dona sudah jadi lebih baik, kalaupun belum ada baiknya suruh dia untuk beristirahat!" ujarku. Mereka tampaknya setuju, aku segera masuk dan mengambil laptop. Aku berniat untuk membuat rencana mengenai KKN selama waktu yang tersisa.

Waktu menunjukkan pukul 3 sore. Aku dan semua anak-anak KKN yang lain mulai mengambil peralatan untuk membersihkan rumah. Kami bekerja gotong royong untuk membersihkan lantai 2 dan juga sekeliling rumah. Niatnya lantai dua rumah ini nantinya akan digunakan untuk rapat kerja tentunya dengan mengundang ketua desa, pemangku adat, warga desa sekitar dan juga anak-anak karang taruna, guna menjelaskan lebih lanjut program kerja kami nantinya ke depan. Waktu bersih-bersih itu akhirnya selesai sebelum memasuki waktu maghrib, aku dan anak-anak yang lain segera membersihkan diri dan bersiap untuk shalat maghrib di masjid yang berada tidak jauh dari rumah KKN. Kami semua mulai mencoba bersosialisasi, tentunya sebagai orang baru di desa tersebut, sambutan para warga desa sangat ramah. Mereka banyak menawarkan bantuan dan juga terkadang memberikan beberapa makanan untuk kami anak-anak KKN.

Kuliah Kerja Berhantu 40 Hari (KKB 40H)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang