Chapter 19- The Hidden Grace

806 66 6
                                    

~ANABELL CLARETTA M~

🍁🍁🍁

Aku sangat kacau dengan apa yang kulakukan pada Efraim kemarin. Sekarang akhir Minggu,libur sekolah. Untung saja, karena aku bisa menghindar dari Efraim untuk sementara waktu, aku merasa malu dan tidak pantas bersamanya.

Aku merasa malu telah menangis di depannya kemarin. Itu karena aku tidak habis pikir dengan sikap Efraim. Apalagi kalau sedang berbicara tentang rokok. Aku tahu aku egois, aku tahu aku memaksakan kehendak pada Efraim. Itu juga karena aku peduli dan sayang pada Efraim.

"Anabell sayang, ayo makan!!",ibuku sudah tiga kali datang mengetuk pintu kamarku.

"Iya ibu, sebentar".

Aku mandi dulu. Setelah semuanya beres,aku menemui ibu di dapur.

"Ada temanmu di depan".

"Siapa bu?", jantungku berdetak tak karuan. Berharap apa yang dipikiranku tidak benar.

"Temui dia dulu, ibu masih membereskan sesuatu di sini",ibuku melanjutkan pekerjaannya.

Aku berjalan menuju ruang tamu. Perasaanku tidak enak. Ku sibak tirai antara dapur dan ruang tamu, dan benar dia adalah Efraim.

"E-efraim?!"

"Mm, tunggu sebentar,aku ambilkan minum dulu".

"Tidak usah Ell,cukup duduk di sampingku saja".

Aku menuruti perkataan Efraim.

"Aku minta maaf Efraim",ucapku akhirnya. Rasa bersalah yang kupendam selama satu malam kukeluarkan.

"Kenapa?",Efraim tampak terkejut.

"A-aku terlalu memaksakan melakukan hal yang sangat sulit bagimu",aku menunduk malu sekaligus menahan air mata cengengku.

"Hey, tidak apa apa sayang,aku senang, berarti kau begitu peduli kepadaku",ucapnya lembut memegang daguku.

Perkataan Efraim membuatku lega dan senang dia bisa mengerti.

"Kenapa tiba tiba datang ke sini?"

"Kenapa? Tidak boleh?"

"M, bukan itu, maksudku pintu selalu terbuka untukmu"

"Aku ingin membicarakan hal penting pada ibumu"

"Untuk apa?",aku merasa mulai tidak tenang.

"Panggil saja dulu"

"Okey", ucapku meninggalkan Efraim dan menuju dapur.

Ya God...

Aku menemui ibu di dapur dan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan Efraim. Ibu tersenyum dengan lembut tapi justru membuatku bingung dengan ekspresinya.

Aku dan ibu menuju ruang tamu dimana Efraim duduk. Aku duduk di samping Efraim dan ibu di hadapan kami berdua.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan nak?",tanya ibu lembut.

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒂𝒌𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝑾𝒐𝒓𝒍𝒅 𝑺𝒑𝒊𝒏𝒏𝒊𝒏𝒈 [𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang