Kenangan

18 2 0
                                    

No siders please!

◆ ▬▬▬▬▬▬ ❴✪❵ ▬▬▬▬▬▬ ◆















"Awhh pelan pelan, sa—awhh PELAN PELAN ZEL!!!" ringis gue.

Iya, akhirnya pas di jalan tadi dia berhasil bujuk gue.

"I-iya maaf. Abisnya lu ngeselin sih. Dari tadi ngomell terus. Bisa budeg kuping gue lama lama_- dan oh ya, pulangnya biar gue yang anterin lo" kata dia. Cowo itu bernama Denzel Alvharo. Dia cowo dingin yang langsung berubah jadi emak emak kalo dia sudah marah dan khawatir kepada sahabatnya.

Dia hanya mau bicara panjang kepada para sahabatnya. Dan Gray termasuk dalam daftar sahabat Denzel.

"A-anterin?" tanya gue

"Iya. Tapi sampe bengkel doang, ngambil motor lu yang rusak. Dan masalah biaya biar gue yang bayarin sbagai wujud rasa tanggung jawab gue." kata cowok itu panjang lebar.

"Hng—t-tapi kan tangan gue masi sakit plus lemes, gimana gue nyetirnyaa_-" kata gue datar

" Itu kan dah gue obatin. Masi lemes? Sini tangan lo!" pinta dia dengan wajah datar.

Gue julurin tangan gue ke dia, trus—

"AAAAAAAAA SAKIIITTT BANGS*T! JA—"

"Apa kata lo? Ngomong apa tadi lo sama gue? Bang-sat?" kata dia dengan nada penekanan.

Lalu dia lepasin tangan gue.

"Awwww! Sakit! Pelan pelan napa! Hng—ya-yamaap, abisnya tangan gu-gue sakit malah di remas. Kan sakit." kata gue dengan nada penyesalan.

"Lain kali jangan ngomong kasar lagi di depan gue!" bentak Denzel lalu denzel pergi keluar ruangan UKS meninggalkan Gray yang masih bingung dan penuh pertanyaan. 
Gray bingung. Apa yang salah dengannya?

Apa dia salah ngomong kasar pada sahabatnya sendiri? Padahal sahabatnya itu tau, kalo dia bakal ngomong kasar pada waktu tertentu. Seperti tadi, atau pas kaget.

"A-aneh. Gue kangen Denzel yang dulu, Denzel yang pendiam, tetapi perhatian. Denzel yang datar, tetapi selalu ngehibur gue pas lagi bersedih. Maafin gue yang gagal buat jagain lo. Maaf Zel" ucap Gray pada dirinya sendiri sambil nunduk.

Tanpa disadari, dibalik tirai pembatas ranjang UKS, ada seseorang yang mendengarkan percakapan mereka tadi, bahkan ucapan Gray tadi.

Dan mulai sekarang, Gray merasa dirinya bukan sahabatnya Denzel lagi, karena akhir- akhir ini Denzel jarang bicara dengannya.

Jangankan bicara, ketemu aja jarang. Walaupun mereka tetanggaan. Tapi— semenjak ibunya meninggal, dia jadi jarang ngomong.
Lebih banyak ngurung diri dikamar dari pada keluar. Lantas apakah salah, jika Gray memikirkan itu?

Apakah Denzel benar-benar ingin menjauhinya untuk selamanya?

Apakah Denzel benar benar ingin memutuskan persahabatannya dengan Gray?

Persahabatan yang sudah terjalin sejak 7 tahun yang lalu?

Oke. Gray sudah mengetahui jawabannya sendiri.








♞┇⚊『—————ɢʀᴀyᴢᴇʟ—————』
⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊⚊





"Dencell! k-kamu mau kemanaa?? Glay ikut yaa! Pokoknya Glay ikut! Glay ga mauk jauh jauh dali dencell!" Ucap Gray kecil dengan mata memohon dan pipi digembungkan.

"Ga boleh! Sana jauh jauh dari zel! Zel ga kenal sama kamu!" Bentak Denzel kecil dengan tatapan tajam miliknya.

Seketika suasana di kelas 1A SD Tunas Bangsa berubah. Para murid disana melihat dan mengerumuni Gray dan Denzel.

Seketika perut Denzel terasa mual. Dia tidak terbiasa jadi pusat perhatian.

Tapi si Gray kecil dengan polosnya malah mengetawakan Denzel karena wajah Denzel memerah karena menahan rasa mual di perutnya.

Kemudian Denzel kecil langsung lari keluar kelas sambil memegangi perutnya yang mual.

"B-bunda sakit" kata Denzel dengan tangan meremas perutnya yang terasa mual itu, dan memilih duduk di pojok sekolah, di tempat sepi. Denzel lebih menyukai tempat itu dibanding keramaian seperti tadi.




࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇





"Denceeellll!!!" teriak Gray saat melihat Denzel kecil lari keluar sambil memegangi perutnya.

Gray khawatir. Gray sangat ingin mengejar Denzel. Tetapi teman teman yang mengerubunginya membuat dia terhambat buat ngejar Denzel.

"Denceell tungguu!" teriak Gray.
Tetapi denzel masih tetap lari.

Gray mulai marah kepada teman-temannya, karena mereka mencegat Gray untuk mengejar Denzel.

"Uuhhh!! Minggil kalian cemuahhh! Minggilll! Awac Glay mau lewattt!! Kalian minggilll!! Uuhhh!" Bentak Gray kepada teman-temannya.

Seketika teman-temannya diam.
Mereka jadi takut kepada Gray.
Dan mereka memilih untuk ngasih jalan kepada Gray.

Mereka takut bukan karena bentakan Gray tadi, tetapi karena muka dan... Mata Gray yang berubah menjadi.... Merah? Menyeramkan.

Oke itu agak berlebihan sedikit. Tapi emang bener kok, muka Gray jadi merah. Matanya merah gara gara nahan tangis, karena Gray khawatir kepada Denzel.



࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇




"Dencelll! Kamuh dimanahh!! Denceeeell"Teriak Gray yang mencari keberadaan Denzel. Dia sangat khawatir. Takut Denzel kenapa-kenapa karena ulah nakalnya.

Namun tiba-tiba....
























࿇ ══━━━━✥◈✥━━━━══ ࿇

Tbc
Hey guys!
Maaf gantung.
ini bukan di sengaja
Gara" sibuk rl, tapi tangan gatel juga mau update.
Jadi ya gitu wkwk.

Sekian















Salam dari istrinya Nana.g

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 08, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

❝PION❞ Where stories live. Discover now