3. Rules Are Made To Be Broken 🔞

1.2K 118 32
                                    

Yohan pulang ke unitnya dengan tergesa setelah berkali-kali minta maaf pada Jinhyuk karena telah membatalkan acara karaoke mereka secara tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yohan pulang ke unitnya dengan tergesa setelah berkali-kali minta maaf pada Jinhyuk karena telah membatalkan acara karaoke mereka secara tiba-tiba. Pasalnya, saat dia menelpon Junho untuk mengajaknya keluar, kekasihnya itu mengeluh dirinya jatuh sakit dan terlalu lemas untuk bangkit dari kasur.

"Juno iih.. kamu tuh udah tau sakit bukannya pulang ke ibumu malah kesini," protes Yohan, membuat kekasih tampannya terkekeh. "Kok ketawa?"

Junho turun dari kasurnya, pergi ke dapur, dan kembali dengan menyodorkan cupcake kecil berwarna serba putih pada Yohan yang langsung memasang wajah datarnya.

"Surprise. I made you a cupcake. Happy Valentine's Day, dear."

"Kamu bohongin aku?"

"Aku cuman pengen kamu cepet pulang kok. Gak boleh?"

"Kamu gak sakit?"

"Haha, of course not. Sejak kapan seorang Cha-cha jatuh sakit?"

Yohan meninju lengannya dengan pelan.

"Dimakan gih kuenya. Aku susah loh bikinnya.. tau sendiri aku gak bisa masak. Jangan marah Han. Maaf ya aku gagalin rencana kamu sama temen-temenmu."

Yohan menggigit cupcake itu sedikit demi sedikit.

"Kamu tau ya aku suka vanilla.. makasih ya. It's really good," Yohan tersenyum hingga matanya berbentuk bulan sabit.

"Aku nebak sih. Udah gak marah kan?"

"Enggak Juno, aku khawatir aja tadi bukan marah."

"Habisin."

"Iya sabar.. pasti habis kok."

Yohan lanjut memakan kuenya. Kemudian tersentak kaget saat dirinya hampir saja menelan benda asing di bagian paling bawah adonan. Junho tersenyum puas sembari merekam reaksinya yang menurutnya sangat manis dengan ponselnya.

Pemuda cantik itu membersihkan benda tadi dengan sweater-nya, kemudian menunjukkannya pada Junho yang masih terus merekam.

"So, what's your answer?" tanya pemuda yang kini sudah sama tinggi dengannya itu. Yohan terdiam, bibirnya beberapa kali terbuka dan tertutup tanpa suara. Dan berikutnya, dia menangis dengan cukup jelek. Bibirnya melebar dan melengkung ke bawah. Dadanya naik turun, rengekannya terdengar seperti bocah yang mainannya direbut.

Junho dengan isengnya malah semakin mendekatkan kamera ponselnya ke wajah sang kekasih. Yohan berusaha menutupi wajahnya dengan tangannya yang bebas.

"Juno jahat.. aku jelek banget pasti..." berjongkok di karpet bulu coklat kesayangannya.

"Would you marry me, Kim Yohan?" Junho mengulurkan sebelah tangannya, membantu kelinci besar itu kembali berdiri. Yohan menyambut tangannya, tangisannya makin kencang.

THE TRUTH THAT LIES WITHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang