iii

8.5K 927 17
                                    

“kau kenapa senyum-senyum sendiri?”

Pertanyaan dari seorang pria yang kini tengah duduk di sofa ruang tengah itu menyadarkan Chanyeol dari lamunan. Ah, ternyata sejak tadi dirinya tengah membayang. Hm…

“Hyung, aku tadi bertemu dengan seseorang yang amat cantik” kata Chanyeol, dirinya beranjak mendekati sepupunya.

Kim Minseok, nama sepupu Chanyeol itu mengernyitkan dahi. Tak biasanya adik sepupunya ini memuji kecantikan seseorang.

“dimana?” tanyanya, menggeser sedikit tempatnya agar Chanyeol bisa duduk dengan leluasa di sampingnya.

“pemakaman” jawab Chanyeol enteng, beda sekali dengan reaksi yang diberikan Minseok.

Mata lelaki itu membola lucu,

“aih, jangan-jangan kuntilanak itu, Yeol”

“hyung ngawur! Mana ada kuntilanak keluar siang-siang, lagipula dia itu laki-laki, bukan perempuan dengan rambut panjang. Aku tak sengaja menabraknya tadi saat dari makam ayah. Hujan tiba-tiba turun jadi aku berlari dan berakhir menabrak pemuda manis tadi” jelas Chanyeol, merasa tak terima karena lelaki yang baru-baru ini menjadi pujaannya dikatai kuntilanak.

“pemuda?”

Chanyeol mengangguk sedangkan Minseok menatapnya cukup tajam. Matanya kemudian berkedip beberapa kali,

“kau belok, Yeol?” pertanyaan itu spontan keluar, jujur dia amat penasaran dengan orientasi sexual sepupunya. Sejak dulu dia tak pernah melihat Chanyeol menggandeng teman wanita atau kekasih dan macamnya itu ke rumah atau sekedar berjalan-jalan. Lelaki itu juga tak pernah menyuarakan rasa suka atau tertarik terhadap seseorang, baik itu lelaki maupun perempuan.

Yang ditanya tak langsung menjawab, Chanyeol justru diam. Memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan sepupunya. Apakah benar dirinya belok? Selama ini dirinya memang tak pernah memiliki ketertarikan terhadap wanita maupun pria submisive.

“entahlah, hyung. Menurutmu apakah aku ini sudah termasuk pria belok? Baru pertama kali aku merasa tertarik dengan seseorang hyung, dan itu seorang pria. Apakah salah bila aku menyukainya?”

Senyuman Minseok mengembang, senyuman teduh yang selalu bisa membuat kemelut di hati Chanyeol meredah. Pria yang lebih tua menepuk-nepuk pundak yang lebih muda, berharap agar adiknya itu bisa lebih rileks.

“tidak ada yang salah, kalau kau memang menyukainya, perjuangkan saja. Siapa tahu kau bisa menyusulku dan Jongdae di kemudian hari”

“ish, hyung nih. Belum apa-apa sudah bahas nyusul nikah, iya kalau bisa nyusul, kalau tidak?”

“ya siapa yang tahu kan, Yeol? Kalau dia jodohmu, kau juga kan yang senang?”

“semoga saja. Bantu aminkan, hyung, semoga dia benar-benar jodohku”

Tawa Minseok menggelegar, dia memukul punggung Chanyeol. Entah mengapa dia merasa geli dengan sikap Chanyeol. Dia baru tahu kalau Chanyeol jatuh cinta akan seperti ini. Begitu kukuh ingin mendapatkan seseorang yang didambakannya itu.

“anak ini benar-benar sedang jatuh cinta ternyata, ahahaha”

“lah malah ketawa? Dasar aneh, mau nikah kenapa makin aneh saja?”

Chanyeol menggerutu melihat tingkah sepupunya, pikirnya tak ada yang lucu kenapa Minseok tertawa terbahak seperti itu? Merasa makin aneh, dia memilih pergi saja ke kamarnya, membiarkan Minseok terus tertawa. Bodoh amat katanya, lebih baik menggarap pekerjaannya yang belum sempat dia selesaikan tadi.

~*~

Chanyeol tak benar-benar menyelesaikan pekerjaannya, dia malah melamun memandang entah kemana, laptop dan dokumen-dokumen di depannya terabaikan. Bayangannya berlari kepada pemuda yang tadi sore bersamanya.

Marry Your Young Bro [ChanBaek] ✔Where stories live. Discover now