Republish: 17 - Tidak Sulit

57.6K 5.4K 87
                                    

I didn’t know that saying love is so much easier when I look at you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


I didn’t know that saying love is so much easier when I look at you.

***

Suara musik yang diputar kencang cukup memekakkan telinga. Nara masih duduk di salah satu bangku taman yang berjajar di tepian kolam. Tangannya menggenggam segelas cola yang diberikan Rakan beberapa saat lalu sebelum meninggalkannya untuk bercakap dengan beberapa orang di ambang pintu keluar.

Nara bersiul kecil mengusir kebosanan di tengah hingar bingar pesta. Matanya masih setia menatap Rakan yang sedari tadi tertawa lepas. Mata lelaki itu menyipit seiring bahunya berguncang tiap kali temannya mengatakan sesuatu.

"Nara bukan sih?" Seseorang dari sisi kiri Nara berjalan mendekat.

Suasana taman yang temaram menuntut Nara untuk menerka siapa yang tengah menghampirinya.

"Sendirian lo?"

Tinggal dua langkah lagi, dan Nara sudah yakin bahwa itu adalah Farras.

Iya tersenyum menyambut. "Iya kak."

Nara bergeser ke ujung, memberi ruang bagi Farras untuk duduk di bangku yang sama dengannya.

"Rakan ke mana?"

Nara menunjuk ke arah kerumunan Rakan dan temannya, membuatnya tanpa sengaja terkunci pandang dengan Rakan sejenak.

"Kakak nggak gabung sama mereka?"

Farras hanya mengedikkan bahu, "nanti aja gampang, masih baru datang gue."

Nara mengangguk, kemudian membiarkan rasa canggung merayapinya.

"Gimana lo sama Rakan?"

Nara tersenyum kecil, sudah sering mendengar pertanyaan itu tiap kali bertemu Farras.

"Baik kok, Kak." Jawabnya disusul anggukan pasti.

"Yang sabar ye jagain Rakan. Tuh anak emang ngeselin kadang."

Nara terkekeh pelan, secara tidak langsung membenarkan ucapan Farras tentang Rakan yang mengesalkan.

Belum berselang lima menit, sosok yang dibahasnya sudah berdiri menjulang, menutupi sinar lampu taman yang sedari tadi menjadi sumber cahaya.

"Kapan datang lo?" Tanyanya langsung menjabat tangan Farras.

"Belum lama."

"Nggak gabung ke sana?”

Farras meraih putung rokok dari bungkusnya untuk ia nyalakan. Menyesapnya dan mengepulkan asap tepat di depan muka Rakan. "Kalau punya bini tuh dijagain, jangan ditinggal sendirian. Untung aja gue dateng, tadi mereka nggak berhenti lihatin Nara dari pojok sana." Bisiknya.

Rakan menoleh ke arah yang dituju Farras. Didapatinya Adit, Bayu, dan Yosa masih memperhatikan Nara dengan sesekali tertawa bersamaan. Rakan tahu siapa mereka, golongan laki-laki kurang ajar yang entah bagaimana bisa memikat banyak gadis di kampusnya.

3600 Seconds from Merapi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang