Drama

3.2K 214 2
                                    

Maha benar bos. Dengan segala pendapatnya.

*Bawahan unyu

Angga terlihat masuk ke pintu office. Semua terlihat biasa saja kecuali Candra. Tatapan mata minta penjelasan.

"Surat dokter Vio." Angga meletakan di atas meja Candra tanpa menghiraukan tatapan aneh dari yang empunya meja.

"Najis, gue ngga percaya Semalem lu ngga ngapa-ngapain Viola." Mulut Candra dan tangannya sibuk membuka amplop surat dokter. Melihat diagnosa sementara dokter dia terkejut. "Fertigo? Dia emang semalem gue telfon jam 01.45 masih disini sih?"

"Ngapain dia?"

"Upgrade price list. Yang seharusnya bukan 100% kerjaan dia sih. Kasian gue tuh, tapi gimana lagi. Kalau ngga ada dia lu udah di buang di kali Malang sama petugas bar."

"Violaaaaa."

Candra segera bergegas menuju sumber suara. Di ruangan Mr bos.

"Maaf Mr. Bos. Viola sedang sakit. Tidak masuk." Candra menyodorkan surat dokter yang telah ia buka sebelumnya.

"Lalu laporan siapa kerjakan?"

"Tadi malam Viola lembur Sampe pagi disini. Upgrade price list all item."

"Tidak ada yang bantu?" Mr bos terkejut. Di tambah jawaban gelengan kepala dari Candra. "Siapa sekarang bisa bantu buat laporan Viola?"

Dan jawaban Candra hanya diam. Dia membungkukkan badan dan keluar dari ruangan. Memberitahukan kepada HRD bahwa Viola sakit dan surat dokter ada di tangan Mr bos.

"Sudah jam segini Viola belum ada?" Suara Antony menanyakan itu pada Angga.

"Dia sakit. Di apartemen gue sekarang." Jawaban Angga agak sedikit berlebihan. Sebenarnya itu penegasan agar Antony berhenti menghantui Viola.

"Kenapa kamu ngga jagain dia di saat dia sakit seperti sekarang?"

"Gue sewa dokter ahli buat jagain dia beberapa jam ke depan. Menunggu gue pulang." Mendengar jawaban Angga. Antony kembali ke ruang rapat. Ada rasa khawatir di dalam dirinya.

Jam istirahat Angga pulang ke apartemen. Menemukan Viola sedang berjongkok di depan pintu kamar. Sembari memegangi kepala.

"Vio?" Terkejut melihat Viola seperti sedang kesakitan Angga segera berlari menghampiri Viola. Dan meletakkan dengan sembarangan makanan yang sengaja ia bawa untuk makan siang.

"Kenapa kamu disini?" Tanya Viola lemah.

Angga membantu Viola yang hanya mengenakan bathrobe, duduk di tepian tempat tidur.

"Kemana Dave?" Tanya Angga yang sama sekali tak menjawab pertanyaan Viola.

"Dia ada jadwal operasi." Jawab Viola.

"Sial si Dave." Mendengar ponsel Viola bergetar di nakas membuat Angga menilik siapa yang menelfon.

"Gue kan udah bilang. Viola lagi di apartemen sama gue. Masih ngga percaya?" Angga menyodorkan hp pada Viola.

"Iii...iiya halo." Viola menyambung.

"Vio, kamu sakit apa? Dimana? Sekarang gimana keadaan kamu?" Antony terdengar khawatir di ujung telfon.

"Fertigo kata dokter. Sekarang sudah jauh lebih baik pak. Terimakasih." Jawab Viola ragu-ragu.

"Kamu dimana?" Lagi Antony tak percaya.

"Saya...saya di di... apartemen Angga pak."

"Kamu yakin aman disana? Kalau kamu merasa ngga aman biar saja jemput sekarang?"

KubikelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang