Chapter 2

43 6 0
                                    

Pagi harinya, Seo Ri mengerjapkan mata dan menatap jam. Pukul tujuh lewat dua puluh menit. Tidurnya benar-benar nyenyak tadi malam hingga membuatnya terlambat bangun, Seo Ri turun dari kasurnya dan berjalan menuju pintu kamar mandi tanpa menyadari sesuatu.

Jihoon bersandar di ambang pintu dalam balutan seragam sekolah. Laki-laki itu menunjukan ketenangan, tapi tidak dengan tatapan matanya yang sangat tajam menusuk. 

"Sejak kapan kau disitu?" Tubuh Seo Ri menegang saat menyadari keberadaan Jihoon.

"Cepatlah turun," Jihoon berkata, sembari merapihkan dasinya. "Setelah siap segeralah turun, ibu menyuruhku membangunkanmu."

"Oke." Seo Ri bergumam.

Jihoon hanya melirik sekilas kemudian keluar dari kamar. Seo Ri menghela nafas pelan, mungkin ia akan membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk bisa dekat dengan kakaknya itu. Tak mau semakin memikirkannya, Seo Ri berjalan mendekati kopernya yang tergeletak di samping kasur dan membukanya pelan. Setelah mengambil baju dan keperluan mandinya, Seo Ri berjalan menuju kamar mandi guna membersihkan tubuhnya yang sudah terasa sangat lengket. 

******

Menuruni tangga, Seo Ri mengeluarkan topi dan mengenakannya. Setelah sarapan, kedua orang tuanya berangkat bekerja serta Jihoon—sang kakak juga sudah berangkat ke sekolah rumah terasa sangat sepi. Berbekal amplop yang diberikan Jihoon—berisi informasi cara menuju ke sekolah baru Seo Ri. 

Mengguncang-guncang amplop, Seo Ri merasakan selembar kertas tipis didalamnya. Ia menarik keluar selembar kertas tipis berwarna biru yang berisi perintah agar ia menaiki bus nomor dua di halte dan berhenti di koridor tiga belas. 

Beberapa menit setelah setengah jam berlalu, bus nomor dua berhenti di depan halte. Tanpa menunggu lagi, Seo Ri langsung masuk kedalam bus. Seo Ri duduk di bangku kosong belakang dekat jendela, keadaan bus sudah sepi mungkin karena jam kerja dan sekolah sudah di mulai setengah jam yang lalu. 

Diluar jendela, pemandangan pagi kota Seoul sangat indah. Seo Ri menempelkan dahi ke jendela kaca bus dan mencoba melihat lebih jelas lagi.

"Siapa dia?" Seo Ri menggumam dengan suara kecil, ia memincingkan matanya. Pandangannya benar, laki-laki yang sedang merokok di pinggir jalan tadi memakai seragam yang sama seperti yang Jihoon—kakaknya pakai tadi. Seo Ri menggeleng mencoba tidak memperdulikan laki-laki tadi. 

Lorong sekolah sangat sepi saat ini, Seo Ri masuk ke ruang guru setelah sebelumnya bertanya kepada satpam sekolah. Seo Ri menghampiri salah satu meja,

"Permisi, aku murid pindahan dari Daegu." 

Wanita muda yang sedang sibuk dengan komputer di hadapannya menoleh, "Oh, kau murid pindahan dari Daegu?" Seo Ri mengangguk sebagai jawaban.

"Tunggu sebentar di sini, Hong ssaem! kau kedatangan murid barumu." Seorang laki-laki yang terbilang masih cukup muda menghampiri Seo Ri, tersenyum hangat. 

"Terima kasih miss. Jadi kau murid pindahan dari Daegu? boleh ssaem melihat surat pindahmu?" Seo Ri mengangguk, mengeluarkan berkas yang sebelumnya sudah ia siapkan. Hong ssaem membuka surat pindah Seo Ri, membolak-balikkan halaman sesekali kepalanya mengangguk. 

"Nilai-nilaimu sangat bagus, ssaem harap kau bisa mempertahan—"

"Hong ssaem! apa benar kau sudah mendidik muridmu dengan benar? lihat berandalan ini, bagaimana bisa ia membolos dan merokok di pinggir jalan?" Ucapan Hong ssaem terpotong oleh teriakan guru lain yang mendatangi mejanya dengan menyeret seorang laki-laki yang Seo Ri lihat tadi. 


16/09/2019

APOLOGY  [XU MINGHAO]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz