Wait for me

379 30 0
                                    

Rasanya aneh, benar-benar aneh.

Aku terbangun di kehidupanku yang lama. Kehidupan indah ketika pertama kali aku bertemu dengan lelaki manis penjaga toko bunga, Kim Seokjin.

Aku ingat senyuman itu.

"Hai, Selamat datang di toko bunga gomie, ada yang bisa saya bantu?"

Ya, kalimat itu adalah kalimat pertama percakapan kami. Dia tersenyum, matanya yang bersinar lebih dari cahaya mentari, wajahnya yang indah daripada Bunga yang dia jual di tokonya, senyum nya yang manis mengalahkan glukosa. Ya aku ingat, dia Kim Seokjin. Kekasihku.

Kami memutuskan untuk menjalin hubungan sepasang kekasih setelah delapan kali pertemuan dan mengungkapan perasaan satu sama lain. Aku dan Seokjin berkencan saat itu.

Tapi kenapa aku diberi ingatan indah seperti ini?

Aku kembali diingatkan kejadian indah lagi.

Kali ini adalah kejadian dimana aku dan Seokjin pertama kalinya berkencan di sebuah amusement park. Aku ingat, ini pertama kalinya aku menggandeng tangannya. Tersenyum menahan rasa berdebar di hati, Seokjin pun tampak indah kala ia mengenakkan baju one piece dengan pita biru warna favoritku di ujung baju bagian dadanya. 

"wala-ya, aku ingin naik komidi putar..  wala-ya aku juga ingin churros"

Memang nama panggilan yang aneh dan unik, Seokjin tau aku senang dengan figur koala, dan akhirnya dia senang menyebutku dengan sebutan wala, nama akhir dari koala. Tak apa, jika Seokjin yang memberi nama itu, aku senang dan bangga. Hi, aku wala! Semoga kita bisa berteman di kemudian hari ya!

Ingatan demi ingatan kejadian indah bersama Seokjin terus berputar didepan mataku, aku sangat merasakan kehangatan dan kebahagian saat sedang menjalin hubungan dengan alpaca-ku.

Sampai di ingatan ini, hatiku langsung merasakan pedih, sakit, marah disaat yang bersamaan.

Ini ingatan yang tak ingin aku ingat, kenangan yang tak ingin aku kenang. Ini bagian terburuk dari hidupku.

Satu hari, ketika aku sedang ingin datang ke apartemennya, aku mendengar bahwa gedung apartemen Seokjin dibobol penjahat dan korban perampokan itu berjumlah hampir satu gedung tanpa sisa, ya.. Salah satu korbannya adalah alpaca-ku.

Kim Seokjin, ditemukan tak bernyawa karena perampokan berencana dan pembunuhan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Aku menatap tubuhnya yang pucat dan kepalanya yang bersimbah darah. Tubuhnya kaku dan tangannya menggenggam fotoku, Aku berlari kearahnya tanpa peduli teriakan dari aparat dan tim medis, tak peduli bajuku bersimbah darahnya, Aku memeluk tubuh dinginnya sambil berharap ini semua hanya mimpi.

"Kim Seokjin!! Sadarlah, ini aku wala kekasihmu! Kita berjanji akan makan hot pot hari ini! Jangan bercanda sayang, Kau tau aku sangat menanti masakanmu? Bangun, temani aku makan malam hari ini"

Aku terus dengan bodohnya meneriaki namanya yang sudah jelas tidak akan membalas teriakanku. Tubuhku ditarik paksa oleh aparat dan aku sudah kehilangan akal. Aku mengikuti mobil bersirine merah dengan stiker nama terbalik didepan kap mobilnya masuk ke rumah sakit. Jasad Seokjin di autopsy selama 3 hari dan selama 3 hari pula aku enggan meninggalkannya sendirian ruangan dingin, bau besi dan alkohol itu.

Dokter mempersilahkan ku menemui Seokjin sebelum ia pergi dimandikan, dimasukan kedalam peti kemudian di kremasi.

Aku menatap wajahnya yang sedang tertidur pulas tak mungkin terbangun, hatiku hancur.

"Seokjin-ah, kau tahu aku tak bisa kehilanganmu? Aku mencintaimu. Aku tak akan melupakanmu, tunggu aku. Tunggu aku.. Tunggu aku"

Aku pergi dari ruangan itu, pulang kerumah dengan pakaianku yang sudah tercecer darah kering. Aku tak mengikuti acara pembakaran jenazah Seokjin, aku enggan melihat jasadnya hilang oleh kobaran api. Aku hancur.

Ingatanku tiba-tiba berhenti.

Ah, aku lupa bercerita. Ini adalah tahun ke tujuh sejak aku dan Seokjin berpisah.

Aku bertemu dokter yang pernah mengautopsi jasad Seokjin. Aku menyapanya sambil membungkuk, memberi senyum karena jasanya saat itu. Tapi aneh, dia tak membalas salamku dan melengos pergi ke ruang autopsy.

"Ada yang aneh disini" gumamku.

Aku mengikuti dokter itu, memanggilnya berulang kali, namun tetap tak digubris. Tak sadar aku mengikutinya sampai ke depan pintu autopsy. Aku menghargai pekerjaan dokter itu dan hanya berdiam didepan pintu. Dokter itu mengobrol dengan asistennya sambil memulai pekerjaannya, aku mendengarkannya dari depan pintu.

"Jadi kali ini korbannya terlibat kecelakaan lalu lintas dan mengalami patah di lehernya?" kata dokter itu sanbil mengecek jasad orang itu. Asistennya mengangguk lalu mulai membuka kantung jenazah itu. Pria dengan jaket kulit berwarna hitam dan rambut ungu yang sudah terkontaminasi dengan darah yang bersimbah dari ujung kepalanya. Aku juga sedikit melihat jasad itu memakai kalung besi dan jam tangan--

Sebentar...

Apa aku salah lihat? Ini tidak mungkin kan? Apa yang sudah terjadi??

Aku melihat tubuhku sendiri terbujur kaku di kasur besi itu. Lalu aku ini apa?

"Wala-ya"

Suara ini...

Aku menengok ke arah samping dan seketika disekitarku hanya ada pemandangan putih bersih dan Seokjin ada didepanku.

"Wala-ya!!"  panggilnya lagi. Ini tidak bisa dipercaya, aku bertemu lagi dengannya, air mataku tak terbendung lagi dan aku menangis sejadi-jadinya didepan kekasihku.

Seokjin mendekat menghampiri diriku kemudian memelukku dan bersandar di dadaku. Ia tersenyum, senyum yang kurindukan. Benar, ini Kim Seokjin. Kekasihku yang meninggal tujuh tahun lalu sedang memeluk diriku yang tengah menangis merindukannya.

"Kau tahu aku merindukanmu kan alpacaku?" kataku sambil memeluknya lalu menghujani ujung kepalanya dengan kecupan rinduku.

Seokjin mengangguk.

"aku juga merindukanmu, wala"

"Apa ada harapan untukku bisa bersama denganmu selamanya saat ini, Seokjin?"

"Kita akan bersama selamanya, wala. Kau dan aku. Kita tak akan terpisah oleh apapun, mulai saat ini. Hanya ada kau dan aku. Yaa! Kau dan aku"  balas Seokjin menangkup kedua pipiku.

Aku mengecup bibir dan pipi Seokjin lalu menggandeng tangannya, "Aku tak akan melepaskanmu lagi, Kim Seokjin"

"As your hope, Kim Namjoon"

Dan akupun terbang bersamanya menuju kedamaian dimana hanya ada Aku dan dia. Terimakasih telah menunggu. Alpacaku, Kim Seokjin.

-----------------------------------------------------------------

Headline news.

Pemuda berinisial KNJ (29) Ditemukan tak bernyawa di perempatan jalan gangwoondo akibat terlibat kecelakaan lalu lintas dengan truk pengangkut hewan ternak, Selasa 30 Februari 2020.

HEIRATE Where stories live. Discover now