Eps. 1- Lupa

57 3 0
                                    

"Kamu amnesia?"
Rey terdiam sejenak, Berfikir. Suasana lenggang sama sekali tak bersuara, Hanya suara mobil dan motor di jalan raya depan gerbang sekolah. Rey memalingkan mukanya, menatap langit "Amnesia.. ya, Ell?", cetusnya.

El memperhatikan kepala Rey lamat lamat, lalu men-jitak nya pelan "Aaw!?!", Rey refleks memegang kepala "Ada apa, Huh?"
"Reyhanna aku anter pulang ya hari ini", Jawab Ell sabar.

Ell menarik tangan Rey, cengkramannya kuat dan keras membuat Rey tak bisa menepisnya "e-eh?, Kenapa Ell?, bukankah kita beda arah ya??"

"Aku mau bicara dengan Ibumu" Kata El, singkat, sambil menarik lengan Rey kuat

Karena Rey tidak bisa melawan, Badannya juga capek dan lemas. Kemudian Ia menjawab, Pasrah "Terserahlah"

***

Sore hari, Kami sampai dirumah Rey. Tak usah basa basi, Ell segera membuka pintu gerbang menuju rumah Rey. Rumah Rey lumayan besar. Dengan desain seperti bagunan-bangunan dinas Wali kota. Catnya berwarna kuning lembut di lampunya, Sederhana yang memberikan kesan mewah. Ada taman dan halaman luas disekitarnya. Cahaya lampu redup itu bersatu dengan dinding dinding berwarna putih, juga cocok dengan suasana Senja, Senja hari ini.

Rey mengetuk pintu depan, Lalu membukannya. "Aku pulang, Ma"
Terlihat Seorang wanita tinggi-kurus, memakai celemek berlari dari dapur menyambut kedatangan Grizelle, Dan Putri kesayangannya "Selamat datang, Sayang", bertatapan dengan mata coklat itu terasa tenang, lembut juga hangat. "Selamat sore, Tante", Grizelle menyapa sopan

Tak lama, Grizelle langsung menceritakan semuanya yang terjadi. Mamanya Rey sempat Shock, bingung. Ell menjelaskan bahwa Ia tak tahu apa yang terjadi pada Reyhanna, Dia intinya mengambil kesimpulan bahwa Rey itu "Amnesia"

"Bukan Amnesia", Ketus Rey yang tidak nyaman dibicarakan "Hanya lupa"
Ruangan lenggang, Ell menepuk dahinya.

Jelas-jelas itu amnesia, itu amnesia
Muka Ia menunjukkan kata kata seperti itu. Mamanya Rey menangguk.

"Kamu sepertinya amnesia, Rey-an-na". Mamanya memang suka memanggil Rey demikian, Itu memang ciri khas keluarganya, Yaitu memisah nama ketika menyebutnya. Sangat berbeda, Namun mereka menanggapnya sebagai ucapan spesial. Anehnya dari tadi, Mama Rey tidak tegang sama sekali, paling paling janya mengeluarkan ekspresi kaget saja, Bukan apapun.

"Akupun pernah seperti itu, Jadi Aku tak kaget. Ini memang sudah turun menurun, nenekmu iuga, buyutmu jua begini, Reyhanna"
Ell kaget mendengar faktanya. Berarti amnesia ini merupakan genetik keturuban?, namun masa? ,Di benak ell. Akhirnya Ell memutuskan sesuatu.

"Saya punya ide, mama Rey"

"Ide apa, Grizelle?"

"Aku Baru ingat ide Ini, maaf bukannya mengatakan dari tadi", sambung  ell "Ibuku seorang psikater"

,ya ibu Ell adalah seorang Psikater. Bukan psikater biasanya kita jumpai, tetapi psikater ahli. Dengan itu mungkin Rey bisa dibantu untuk pulih dari amnesia-nya sekarang.

"

Bayarnya berapa, Ell?" Mamanya Rey menyambung "Gak usah, Tante. Lagian Keluarga kita udah deket kayak saudara" Balas Elle sambil tertawa kecil. Keluarga Ell dan keluarga Rey memang sudah dekat, Karena Mamanya Ell dulu sewaktu masih kecil sudah dekat sengan Mamanya Rey. Mereka sepasang sahabat setia, Sahabat selamanya, Tak disangka anak mereka juga bersahabat. Itu sebuah takdir ehehe, dalam benak Ell.
"Lagian Rey W-a-j-i-b berobat sama mamaku!"

"Jangan ah Ma-" Belum selesai Rey bicara, karena takut Ia merepotkan

"Wesh, Beneran nih?" Kata mama Rey dengan wajah serius, tak percaya.

"Yaiyala tanteee, Harus ah atau Aku bilang ke Mama bahwa Rey menolak nya" sambil wajah cemberut

"Ya sudah ,Tante gak bisa nolak kalau Ell sudah bilang seperti ini. Jadi Rey bisa mulai berobat kapan jadinya?, Eh jangan lupa bilang ke Mama kamu kalau Rey mau berobat ya"

"Ashiap, Tante!", Balas Grizelle "Aku mau main disini sama Rey sebentar ya!, sekalian belajar bareng, hehe". Grizelle senang sekali bisa membantu sahabatnya agar lekas sembuh, Juga mengingat semua memorinya. Ia tersenyum tulus kepada Rey, Ia memang selalu jadi anak yang ceria, juga sahabat setia Rey.

"Ma, Aku sama Ell main dikamar saja ya.."

"Iya, Rey"

"Ngomong ngomong, Ma.. Amnesia Mama gara gara apa?"

Mamanya Rey terdiam, Memasang muka kesal. "Jangan dibahas, Main saja sudah sana" ,Mamanya terpaksa tersenyum.

"O-oke.. mah" ,Jawab Rey. Rey sudah tahu jika muka Mamanya begitu, dia harus nurut jika tidak Mamanya akan Meledak bagaikan gunung meletus.

Sepasang sahabat itu bergegas berjalan Menuju kamar Rey.






Hallo, Ini Author Giska :3

Sebelumnya mau minta maaf karena telat update 🙏. juga hari ini kecepetan, Harusnya besok tapi saya Besok harus belajar karena PTS (penilaian tengah semester), Juga tentang Cerita chapter ini terlalu pendek maaf yaa

Sampai ketemu minggu depann :))

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lintas WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang