12; strangers in the past

3.7K 637 107
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Keadaan mobil yang ditumpangi Wonwoo tak pernah sehening ini. Meskipun seringkali ia dan Emily memilih bungkam dan terjebak dalam pemikiran masing-masing, namun banyak hal yang bisa membuat suasana menjadi tidak terlalu tegang. Entah suara yang berasal dari ketukan kaki Wonwoo, suara samar radio maupun ujung kuku Emily yang menggores di kaca mobil. Selalu ada hal yang membuat keheningan di antara mereka tak terlalu mencekam.

Kali ini berbeda.

Suasana di dalam jeep benar-benar tenang dan sunyi. Tak ada suara lagi selain deru mesin, bahkan binatang malam juga tak menunjukkan eksistensinya. Tubuh Wonwoo masih nyeri di beberapa bagian karena tekanan yang diberikan oleh penjarah di tengah jalan barusan, yang menyudutkannya di bagian samping mobil dan hendak menghabisinya dalam sekejap. Kendati demikian mulut Wonwoo tak mengucap suara apa-apa, bahkan erangan sebagai refleks rasa sakit juga tak terdengar.

Hansol, si pemimpin kelompok penjarah lain yang ditemui Wonwoo dan bertindak sebagai penyelamat duduk di kursi supir, sedangkan Wonwoo ada di belakang bersama Emily yang tertidur pasca kejadian yang nyaris membuat gadis itu trauma. Tidak ada rasa penyesalan ketika Wonwoo menawarkan tumpangan pada Hansol dan mereka sungguh berakhir berada di dalam satu mobil. Teman-teman Hansol memutuskan untuk tak ikut bergabung, mereka diberi tugas oleh Hansolㅡsi ketua kelompok sebelum pergi menjauh.

Mata Wonwoo memperhatikan perawakan Hansol lewat spion, tatapan tajam dan rahang yang tegas jelas terlihat disana seperti sebuah pahatan sempurna. Jika bisa digambarkan, wajah Hansol sudah seperti boneka porselen. Dalam kegelapan dini hari yang hampir menjelang subuh, Wonwoo bisa merasakan betapa aura Hansol begitu berbeda. Selain kuat, pemuda itu juga punya sikap kepemimpinan yang adil dan bijaksana. Meskipun gaya berpakaiannya terlihat sangat ugal-ugalan.

"Tidurlah. Aku tidak akan membawa pergi mobilmu, akan kuantar kau ke Delfi dengan selamat."

Hansol menegur Wonwoo yang melamun di belakang dan tak bisa bergerak karena setengah badannya menjadi tumpuan Emily untuk tidur. Otak Wonwoo belum sepenuhnya merespon karena ia disibukkan lagi dengan salah satu bukti ungkapan 'jangan pernah menilai orang dari tampilan luarnya saja' dan benar saja, Hansol adalah salah satunya, pemuda baik yang terlihat seperti berandalan.

"Bukan seperti itu," jawab Wonwoo pelan, matanya belum lepas dari cermin spion yang memantulkan wajah Hansol. "Hanya saja mengapa kau meninggalkan kawananmu setelah menolongku? Lalu setelah sampai di Delfi, bagaimana caramu untuk kembali sedangkan di daerah itu tak ada kendaraan umum?"

"Tak perlu memikirkan itu. Kau hanya tidak tahu betapa besarnya peranku sebagai ketua kelompok di daerah ini."

Wonwoo dibuat semakin bingung.

"Kau tahu kisah Robin Hood[1], kan?" tanya Hansol lagi, kali ini dia menginjak rem dan mematikan mesin mobil.

"Kau tahu kisah Robin Hood[1], kan?" tanya Hansol lagi, kali ini dia menginjak rem dan mematikan mesin mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
UNSEENWhere stories live. Discover now