(35)

3.2K 387 5
                                    

Gue, Kak Gladis sama bunda lagi duduk anteng ngobrol bertiga dibelakang rumah karena malam ini kita semua mau bakar-bakaran dan para lelaki yang memanggang daging nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gue, Kak Gladis sama bunda lagi duduk anteng ngobrol bertiga dibelakang rumah karena malam ini kita semua mau bakar-bakaran dan para lelaki yang memanggang daging nya.

"Jadi gimana hasil periksa nya kemarin sayang?" tanya bunda

"Alhamdulillah, kata kak Laras semuanya baik-baik aja Bun" ucap gue sambil mengelus perut gue yang buncit

"Cepat keluar ya dek nanti main sama Nini" ucap bunda sambil mengelus perut gue.

Gue liat bunda yang selalu tersenyum karena mungkin Bunda merasa bahagia akhirnya dia akan mendapatkan cucu dan tak sengaja gue melirik kearah Kak Gladis yang juga melirik kearah perut gue seketika gue merasa kasian dengannya.

"Udah minum susu nya belum?" tanya bunda sebagai balasannya gue menggeleng

"Loh, kok belum diminum sih sayang.."

"Nanti aja bun bang Bian lagi sibuk.."

"Gak, harus minum sekarang biar cucu bunda baik-baik aja di dalam, Bian!!"

Bang Bian menoleh kearah bunda yang memanggil nya "Ada apa Bun?"

"Ini istrinya belum minum susu kamu gimana ih sebagai suaminya"

"Iya bentar bun habis ini selesai.."

"Sekarang Biann!!!"

"Siap nyonya.." setelah itu bang Bian masuk ke dalam rumah untuk membuatkan susu hamil buat gue.

"Bian suami siaga kan sayang?.."tanya bunda

"Iya bunda.."

"Bunda gak mau selama kamu hamil dia ninggalin kamu buat kerja..."

"Gak kok bunda abang udah jarang kok dia selalu ada dirumah.."

"Baguslah, oh iya Gladis tolong bicara sama Iqbaal juga jangan memaksa kan dia untuk kerja terus kalian berdua harus cuti"

"Iya bunda.."

"Ya udah bunda masuk dulu ya bunda udah ngantuk nih" ucap bunda

"Iya bunda"

"Selamat malam para menantu bunda"ucap bunda sambil mengelus kepala gue dan kak Gladis lalu bunda pun pergi dan datanglah bang Bian dengan membawa susu.

"Nih minum"ucapnya sambil duduk disebelah gue

Lalu gue pun menegaknya hingga habis lalu gue kasih gelas nya ke bang Bian.

"Belepotan"ucap dia sambil mengusap sudut bibir gue

"Bang aku mau sosisnya dong"

"Iya bentar aku ambilin" bang Bian pun beranjak dari duduknya

"Senang gak jadi menantu kesayangan bunda.." ucap kak Gladis tiba-tiba

Gue melirik kearahnya dengan heran, nih orang Pengennya mau apa sih cari perkara sama gue mulu deh.

"Kenapa sih selalu aja berfikiran nethink ke gue mulu padahal gue gak ngapa-ngapain juga heran gue" cibir gue

"Beberapa bulan nikah udah dikasih momongan gimana gak tambah sayang bunda sama kamu.."celetuknya

"Alhamdulillah nya allah memberikan kepercayaan kepada gue buat menitipkan malaikat kecil nya ke gue padahal pernikahan kita dibilang masih dini dan seharusnya sikap kak Gladis harus berubah deh jangan berfikiran negatif mulu apa-apa selalu iri sama gue!"

"Coba deh tuh mulut sering-sering  berdoa aja kan enak ada manfaatnya daripada harus menghina gue mulu! Allah gak tidur kak dia pasti mendengarkan permintaan kak Gladis tapi mungkin allah belum bisa memberikan kakak momongan dan berarti kakak harus bersabar lag.." sebelum gue melanjutkan pembicaraan gue yang belum selesai bang Bian,Ari dan bang Iqbaal menghampiri kita berdua.

"Nih sosisnya"ucap bang Bian memberikan gue piring nya yang berisikan beberapa sosis dan kentang

"Gak ada saosnya?"

"No! Saosnya pedes semua"

"Gapapa bang aku pengen yang pedes-pedes juga!"

"Nanti anak kita sakit sayang.." ucap bang Bian sambil mengelus perut besar gue sedangkan gue mengerucutkan bibirnya dengan sedih.

"Udah bang kasih aja napa kasian teteh nya"Ucap Ari

"Diem loe burik! Udah makan sosis nya" sambil mengelus pipi gue

"Eh iya ayah belum sapa keponakan ayah" ucap bang Iqbaal sambil mengelus perut gue tapi belum sampai diperut gue bang Bian langsung menepis tangan Bang Iqbaal.

"Gak ada pegang-pegangan!" sengit bang Bian menatap tajam

Ah ya, bang Iqbaal selalu aja menyebut dirinya Ayah dan gue pun senang mendengar nya dan juga mungkin setelah anak ini keluar panggilan gue ke bang Bian akan berubah juga karna bang Bian gak mau terus-terusan memanggil dirinya dengan sebutan abang menjadi Mama-Papa

"Gimana besok?"tanya Ari

"Besok? Mau ngapain emangnya?.."tanya gue bingung

"Mau beli peralatan buat si kembar" jawab bang Bian sambil mendusel(?) dileher gue

"Loh kok beli sekarang gak mau nunggu udah lahiran?" tanya gue

"Emangnya kenapa?.."tanya bang Bian

"Gak baik beli peralatan bayi sebelum lahiran takut ada apa-apa sama si bayi"ucap kak Gladis setelah itu dia pergi

Semua nya menatap kepergian kak Gladis dengan kebingungan maksud dari perkataannya itu.

"Oh iya bang Iqbaal udah makan?"tanya gue pada bang Iqbaal untuk memecahkan keheningan yang melanda itu

"Hah?"

"Bang Iqbaal udah makan?"

"Belum"

"Kok nanyain Iqbaal sih?" seperti biasa bang Bian cemburu lagi

"Lah emangnya kenapa kan aku cuma tanya aja"

"Dih, kamu aja gak pernah tanya ke suaminya udah makan apa belum ini malah tanya orang lain!"

"Dia adik abang loh ya!"

"Tau!" gue tersenyum geli dan kita berempat pun bersenang-senang di taman belakang hingga tak sadar malam sudah tiba dan gue sama Bang Bian pun balik ke rumah ayah.

Gue yang udah ganti dengan baju piama pun bersandar di kepala ranjang dengan fokusnya menonton tv sambil menunggu bang Bian yang belum keluar dari kamar mandi.

Cekleks..

Dia keluar dan berbaring disamping gue "Oh iya aku belum sapa anak papa loh"

Gue agak geli mendengar kata papa yan keluar dari mulut bang Bian masih belum terbiasa.

Lalu bang Bian mengelus perut gue "Hai sayang gimana di dalam perut Mama? Cepat keluar ya sayang biar nanti kita bermain sama-sama terus beli banyak mainan" ucap bang Bian dan gue cuma mengelus rambut bang Bian dan tanpa sadar perut gue bergerak merespon ucapan dari bang Bian.

"Sayang mereka gerak!" ucap bang Bian menatap gue dengan wajah yang berbinar-binar

Tanpa sadar entah kenapa gue merasa terharu saat ini jika dulu gue ingin menikah dengan Bang Iqbaal dan sekarang gue malah menikah dengan abang lalu mengandung darah dagingnya. Gue harap semoga kebahagiaan kita selalu seperti ini.

"Bersambung..."

[3] Bang,Nikah Yuk! (Completed)Where stories live. Discover now