Hadiah Kecil

4.3K 594 93
                                    

"Aku pulang~"

Suara Minho menggema di seluruh ruang tamu rumahnya sendiri.

Kerja seharian padahal hari ini ulang tahun kesayangannya. Minho melirik jam di dinding ruang tamu, huft sudah pukul 7 malam.

Minho memutuskan untuk masuk ke ruang kerja Jisung karena tidak menemukan sang pendamping hidup di segala sudut rumah. Tadi sih Jisung minta izin lembur, jadi Minho feeling jika saat ini si manis sedang berada di sana.

"Sayang?"

Minho menyalakan saklar lampu ruang itu, sebenarnya bertanda jika Jisung tidak sedang berada di ruangannya. Spontan Minho langsung lari ke ruang tamu lagi untuk mengambil tas yang tadi dia lempar sembarang ke arah sofa. Tangannya langsung merangkak mencari benda pipih dengan phonecase kucing. Seorang CEO punya casing gawai seimut ini, mungkin hanya Lee Minho seorang yang punya.

Setelah berhasil dia raih, langsung Minho dial panggilan cepat nomor 1 yang menghubungkan ke ponsel Jisung.

Satu kali panggilan terabai.

Minho kembali menghubungi Jisung.

Kembali terabai. Tidak biasanya Jisung tidak menjawab panggilan teleponnya seperti ini.

Ada apa gerangan? Seketika Minho panik padahal ini baru panggilan kedua. Minho tak menyangka jika izin lembur Jisung tadi bukan dilakukan di rumah. Dia kira tersayangnya itu lembur di rumah jadi dia mengizinkan saja Jisung lembur karena memang minggu ini dirinya ingin liburan dengan keluarga Lee.

Jisung bilang sendiri jika dia ingin merayakan ulang tahun dengan keluarga Lee ㅡdipaksa Seokhwa sebenarnya.

Kepala Minho mencoba berpikir, menghubungi siapa yang sekiranya sedang bersama dengan Jisung saat ini.

Tidak butuh waktu lama, Minho menemukan satu nama dalam benaknya. Tanpa babibu dia menelepon orang tersebut.

Kim Nayoung, kakak tingkat Jisung yang telah membangun perusahaan arsiteknya sendiri. Jisung memang tidak terikat kontrak sebagai salah satu arsitek di sana namun Jisung kerabkali keluar bersama Nayoung hanya untuk berbagi ide tentang merancang bangunan sesuai klien.

"Halo?"

Panggilan akhirnya terjawab oleh seseorang di seberang sana.

"Halo kak Nay," balasan Minho. Nayoung ini seumuran dengan si sulung keluarga Han, jadi tentu saja Minho memanggilnya dengan embel-embel "kak".

"Oh Minho, pasti mencari Jisung ya? Ini dia di sebelahku kok," jawaban Nayoung membuat Minho menghela napas lega. Sempat panik hanya karena tidak bisa menghubungi Jisung.

"Syukurlah, saya kira ada apa-apa. Ponsel Jisung tidak bisa saya hubungi kak."

Lama Nayoung tidak menjawab, mungkin mengecek kenapa ponsel Jisung tidak dapat dihubungi.

"Iya, Minho, ternyata ponsel Jisung dalam mode senyap makanya waktu kamu telepon tadi tidak terdengar," jawab Nayoung kemudian.

"Mana Jisung kak? Aku ingin berbicara dengannya," Minho meminta, dia kan rindu Jisung.

Nah, kan. Pasangan ini tidak cocok berada di posisi hubungan jarak jauh.

"Kamu tenang saja, Jisung di sini sedang menyelesaikan proyeknya. Katanya minggu ini kalian akan merayakan ulang tahunnya di rumah keluargamu. Jadi Jisung lembur  menyelesaikan proyek ini, sampai dia meminta bantuanku. Tumben sekali, biasanya selalu aku yang meminta bantuannya," penjelasan panjang kali lebar Nayoung menjelaskan segalanya. Tapi tetap Minho kukuh dengan keinginannya berbicara dengan Jisung.

Entitas Candu | minsung✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora