Melangkah Sendirian Lagi

45 2 0
                                    

  Matanya masih basah

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Matanya masih basah. Kemoterapi pun belum juga selesai. Tapi kini dia seka air matanya dengan ujung jarinya. Dibukanya lagi halaman berikutnya dalam buku hariannya. Kini mata dan hatinya kompak kembali membaca isi tulisan buku hariannya itu.. Tulisan tangannya puluhan tahun yang lalu.

***

Ray.. Apa kabarmu?? Kamu sedang apa di surga sana? Kamu baik-baik saja kan disana Ray? Tuhan pasti menjagamu dengan baik kan disana Ray...?

Kalau kamu bertanya aku sedang apa. Aku disini sedang menyepi Ray.. Sendirian.. Larut dalam duka lara yang tak pernah kunjung membaik. Kesedihan yang tak pernah berakhir. Aku sendirian lagi Ray. Sendirian lagi..

Ray.. Andai saja saat itu kamu mau mendengarkanku untuk pergi berjalan-jalan saja denganku dan tidak ikut bang jae, mungkin sekarang kamu masih disini bersamaku. Mungkin kamu takkan mengalami kecelakaan maut itu Ray. Andai dulu kamu mau mendengarkanku untuk bekerja bersamaku, mungkin semua ini takkan pernah terjadi. Mungkin semua masih baik-baik saja Ray..

Ray.....

Tepat di hari ini adalah hari keseratus aku berjalan sendirian di bumi ini Ray.. Melangkah sendirian tanpamu.. Jarak sudah benar-benar memisahkan kita sangat jauh ya Ray. Tapi kamu harus tahu Ray. Seberapa pun jauhnya jarak ini memisahkan kita. Aku akan selalu ada untukmu. Aku akan selalu jadi temanmu. Akan selalu mau berteman denganmu. Bahkan lebih dari sekedar teman Ray. Lebih..

Kamu tahu Ray? Sejak hari itu aku tak pernah lagi menulis di buku harian ini. Baru hari ini kuberanikan diri untuk menulis buku harian lagi. Setelah seratus hari aku hanya menangis meratapi kepergianmu di kamar ini..

Ada satu hal yang tak pernah kamu tahu dariku Ray. Dari temanmu ini. Ray aku menyayangimu lebih dari sekedar teman. Lebih Ray. Aku diam-diam menyukaimu. Aku diam-diam mencintaimu Ray. Aku mencintaimu dalam diam. Aku hanya bisa memendam semua perasaan ini sendirian.. Dan kini aku menyesal tak pernah menyatakannya padamu.. Maafkan aku ya Ray..

Ray.. Kata-katamu itu, kata-katamu di pagi itu, apakah itu sebuah pertanda kamu akan pergi meninggalkanku untuk selamanya? Tatapanmu pagi itu, tawa mu pagi itu. Semua masih sangat jelas dalam ingatanku Ray.

Pagi itu kamu bilang aku harus bersemangat untuk bekerja. Tapi kamu tahu Ray? Sekarang, setelah kepergianmu, tak ada lagi semangatku untuk bekerja Ray. Semua terasa hampa. Hatiku masih terluka. Aku masih berduka. Meski banyak orang bilang, kita boleh bersedih tapi jangan meratapinya berlarut-larut. Jangan meratapinya terlalu lama. Mereka yang bicara seperti itu mungkin belum pernah merasakan kehilangan orang yang amat disayanginya Ray. Aku tak peduli pada mereka yang bicara seperti itu padaku. Mereka tak merasakan apa yang sedang kurasakan dan yang sedang ku alami..

Hatiku sudah hancur lebur Ray.. Dan mungkin takkan bisa sembuh lagi.. Aku sudah kehilanganmu untuk selamanya. Aku kehilangan orang yang sangat kucintai untuk selamanya. Hati ini takkan pernah bisa sembuh Ray.. Kecuali kalau kamu mau kembali kepadaku. Kembali menemaniku. Kembali tartawa bersamaku.

Buku Harian ZahwaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant