8. Kita Putus Saja

601 91 23
                                    

Jiang Wenxu langsung didera rasa penyesalan setelah menampar He Zhishu. Setelah beberapa tahun mengelola perusahaan besar, membuatnya dikelilingi banyak orang yang berusaha menjilatnya. Lambat laun, dia menjadi seorang yang egosentris dan tidak bisa disinggung sedikitpun. Tapi dia tidak pernah ingin menyakiti He Zhishu. 

"Kau tidak seharusnya bertengkar denganku karena orang lain." Meski Jiang Wenxu merasa sedikit bersalah, dia menutupi perasaannya dengan wajah tak bersalah. "Temanmu itu pasti bukan pria baik. Jauhi dia!"

He Zhishu mendorong Jiang Wenxu ke samping dan duduk dengan tegak. Dia memegangi pipinya yang bengkak dan mengulaskan senyum mengejek di bibirnya.

"Kupikir kaulah pria tidak baik itu. Sebaiknya aku menjauhimu terlebih dahulu. Awalnya aku kira kita akan bersama selamanya tidak peduli dengan segala rintangan. Tujuh tahun yang tidak nyaman tidak memisahkan kita, bahkan kita sudah bersama lebih dari sepuluh tahun. Tapi kita berdua sudah berubah, seseorang telah berubah, sementara yang lainnya terpaksa harus berubah." He Zhishu memejamkan matanya dan merasa sangat tidak berdaya. Dia telah membulatkan tekadnya untuk mengakhiri hubungan mereka karena dia sudah bosan dengan hubungan tanpa harapan ini serta kecurigaan dan kecemburuan Jiang wenxu terhadapnya.

Tujuh tahun yang tidak nyaman = Tujuh tahun yang gatal = The Seven Years Itch. Ini adalah sindiran khas orang Eropa pada pasangan yang baru menikah, biasanya selama tujuh tahun pertama usia pernikahan adalah masa rawan. Masanya untuk saling mencocokkan satu sama lain, masa untuk saling memberi ruang pengertian, masa untuk saling memaafkan dan menahan diri serta membangun kepercayaan pada pasangan. Di masa inilah kerap terjadi ketidakpuasan, kekecewaan sampai perselisihan.


"Kita putus saja. Aku tidak mau lagi menunggu pasangan yang jarang pulang ke rumah," He Zhishu berkata dengan suara yang pelan dan tersenyum samar. Dia berkata dengan tenang dan santai seperti sedang mengobrol biasa dengan pasangannya.

Jiang Wenxu tertegun beberapa saat sebelum membuka suara dengan getir, "Begitu, ya? Karena kau sudah memiliki kekasih baru, jadi sekarang kau ingin berpisah denganku dan bersama dengannya? Tidak akan! Aku tidak akan melepaskanmu!"

"Apa tidak cukup tiga puluh persen saham yang kuberikan padamu sebagai kompensasi atas waktumu yang terbuang selama menemaniku?" tanyanya ironis.

"Kau membuatku ingat sekarang. Rumah ini sepenuhnya atas namaku. Saat kita membeli rumah ini, kau pikir tidak perlu mendaftarkannya sebagai harta milik bersama, makanya kau tidak mau repot-repot menandatangani surat rumah itu. Secara hukum, akulah satu-satunya pemilik rumah ini," jiang Wenxu mencibir. "Kalau kau berpisah denganku, kau akan melarat. Oh iya, aku lupa kalau kau sudah memiliki kekasih baru. Dia pasti mau menampungmu. Makanya kau merasa tidak membutuhkan rumah ini, ya kan?" 

Kerutan muncul di kening He Zhishu, sorot matanya penuh dengan kesedihan dan kelelahan. Dia menghela nafas pelan, "Jiang, kenapa kau setega ini? Padahal kita sudah lama hidup bersama."

Wajah Jiang Wenxu berkedut-kedut, hatinya terasa nyeri. Dia melangkah mendekat dan meletakkan kedua tangannya ke bahu He Zhizhu. Kemudian berkata lembut, "Zhishu, aku tidak mau berpisah denganmu. Aku tidak serius saat mengatakan hal itu. Kau kan tau kalau aku ini pemarah dan kadang ucapanku hanya emosi sesaat. Kenapa kau malah sengaja memancing kemarahanku? Mari kita lupakan semua hal yang baru saja aku katakan dan..."

"Kita putus saja," He Zhishu mengulang kata-katanya. Dia mengambil ponsel dari atas meja dan mengirim pesan singkat ke Ai Ziyu, 'Aku bersedia melakukan kemoterapi'.

Jiang Wenxu sedang berusaha menahan gejolak emosinya sehingga badannya gemetar dan kepalanya berdenyut-denyut. "Jangan main-main denganku He Zhishu!"

"Aku serius. Kau kan paling tau kalau aku sudah membuat keputusan, aku tidak pernah menarik kata-kataku kembali."

Jiang Wenxu menggertakkan giginya. Dia menyambar tangan He Zhishu dan menyeretnya keluar rumah. "Dasar keras kepala. Keluar dari sini! Sekarang juga!"

Awalnya Jiang Wenxu mengira ini hanyalah pertengkaran biasa, tidak pernah terlintas dibenaknya sedikitpun untuk berpisah dengan He Zhishu. Dia sampai tidak bisa membedakan apakah kemarahan atau ketakutan rasa sakit yang merambati hatinya saat ini. Saat ini dia hanya ingin melampiaskan kemarahannya.

Saat diusir tadi, He Zhishu hanya mengenakan kemeja dan celana panjang berbahan tipis tanpa lapisan dengan sepasang sandal rumah. 

He Zhishu tidak sanggup pergi meninggalkan apartemennya saat ini karena penyakitnya. Dia duduk meringkuk di sudut, memeluk kedua lututnya dan membenamkan wajahnya. Tubuhnya sedikit menggigil, meski di dalam area apartemen mewah ini tidak terasa dingin.

Darah keluar lagi dari hidungnya dan hanya diseka dengan bagian depan kemejanya. Kepalanya terasa sakit dan penglihatannya mulai kabur. Dia menggigil dan hatinya merasa kecewa. Di benaknya, kekasih yang telah dicintainya selama empat belas tahun ini menjadi asing dan berbeda.

He Zhishu terserang demam dan kesakitan, pandangannya berkunang-kunang namun dia sempat melihat seberkas cahaya muncul menerangi koridor yang gelap itu, tampak seorang remaja yang tampan dengan bola basket di tangannya berjalan mendekat ke arahnya. Tersenyum padanya seperti anjing besar yang lucu, matanya memancarkan rasa kagum.



Bersambung

10 Years Where I Loved You The Most (The Decade of Deep Love) Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang