15

2.2K 71 1
                                    

Alya menggenggam tangan Fariz, wajahnya pucat. Ia sangat terkejut mendengar kemarahan dari suara kepala desa tersebut.

"Begini...Bapak...Ibu...yang ada di sini....kami memang bukan kakak adik kandung....tapi kami merupakan...."

Mengalirlah cerita Fariz mengenai hubungan mereka di masa kecil. Semua warga yang ada di tempat tersebut mengangguk.

Pak Kepala Desa menghela nafas.

"Seharusnya kalian sejak awal sudah menceritakannya sehingga tidak menimbulkan prasangka yang kurang menyenangkan di antara kami"

"Untuk itu kami minta maaf Pak, tidak ada maksud kami untuk membuat resah warga sini, bahkan kami sudah sangat berterima kasih banyak kepada seluruh warga yang sudah menolong kami"

Pak kepala desa mengangguk-angguk.

"Ya sudah....sekarang apa rencana kalian?"

"Kami akan pulang menuju kota Pak..kebetulan teman-teman kami sudah menjemput kami"

"Kalau itu mau kalian, kami tak bisa menahannya. Tapi saran saya, karena hari sudah menjelang sore alangkah baiknya kalian semua menginap di sini, baru besok pagi kalian mulai berangkat"

Setelah berunding sejenak, akhirnya mereka memutuskan untuk menginap semalam.

#

Malam itu ada hal yang berbeda, nampak keramaian karena kedatangan teman-teman Fariz dan Alya. Bahkan beberapa pemuda desa ikut bergabung bersama mereka. Mereka mengadakan pesta bakar-bakar ubi.

Alya dan Fariz pun duduk tak jauh dari mereka. Mereka asyik menikmati ubi bakar.

"Dek...."

"Mhhhhmm..."

"Mas mau....."

"Apa....."

"Mas mau ngomong...kalau mas sayang sama kamu.."

Alya menoleh, ia menatap Fariz. Fariz menggenggam tangan Alya.

" Ya...Alya aku menyayangi mu dan mencintaimu selayaknya kekasih. Bukan kakak kepada adik. Aku akan menjadikanmu istriku..."

Alya sangat kaget mendengar penjelasan Fariz tersebut.

"Tapi...Bang...."

"Stttt....."

Fariz menggenggam tangan Alya...kemudian ia meraihnya dan mengecupnya.

"Tidak ada tapi-tapian..setelah pulang dari sini aku akan melamarmu kepada ayahmu..."

Mata Alya berkaca-kaca, ia sebenarnya bahagia. Kalau orang yang selama ini dirindukannya melamarnya, itulah yang selama ini ia dambakan.

"Kenapa dek....kamu tidak mau...?"

"Bukan begitu bang....aku mau jadi istri mu..tapi siapkah kamu menghadapi ayah.."

"Demi cintaku padamu...aku siap menghadapi segalanya..."

Fariz mendekap tubuh Alya. Alya terisak dalam pelukan Fariz. Ada berbagai rasa yang bergejolak di dada mereka. Mereka hanya berharap akan lebih baik ke depannya.

Terjebak Kenangan Masa LaluWhere stories live. Discover now