26

1.7K 64 2
                                    

Cuaca begitu panas, empat orang yang berada di ruang tamu itu termangu, memikirkan apa yang telah terjadi.

"Bapak...Ibu...restuilah kami membina rumah tangga...kami saling mencintai"

Alya memohon kepada Bapak dan Ibu nya. Namun Pak Mahmud menggeleng.

"Alya...bapak tak habis pikir apa yang terjadi dengan kalian. Mengapa kalian begitu pandai menyembunyikannya...tahukah kalian dengan penolakan yang telah kau lakukan..hal itu membuat marah keluarga wiryo. Kalian tahu kan...keluarga wiryo merupakan orang yang berkuasa di kota ini. Apapun dapat mereka perbuat apabila mereka sudah menginginkan sesuatu"

Fariz dan Alya menunduk, mereka baru menyadari efek yang ditimbulkan oleh perbuatan mereka. Mereka tahu betul mengenai hal tersebut. Sepak terjang keluarga Wiryo di kenal cukup membuat orang yang menjadi musuh mereka akan menyesal berurusan dengan keluarga wiryo.

"Maafkan Alya Pak..Alya tidak tahu efeknya akan menjadi seperti ini"

Pak Mahmud hanya menghela nafas ketika mendengar ucapan Alya tersebut.

"Jadi..Pak..apakah bapak dan ibu merestui hubungan kami..."

Pak Mahmud dan istrinya saling berpandangan mendengar kata-kata Fariz tersebut. Mereka juga memandang wajah Fariz dan Alya secara bergantian. Walau bagaimanapun mereka tak bisa memaksakan kehendak mereka untuk menjodohkan Alya, gadis tersebut sudah dewasa ia berhak memilih jalan hidupnya dengan orang yang dicintainya. Apalagi Fariz tidak memiliki hubungan darah sedikitpun yang menyebabkan mereka haram menikah.

Apalagi Fariz merupakan anak yang baik, mereka sudah mengetahui sejak Fariz kecil, sedikit banyaknya mereka lah yang mendidik Fariz.

"Ya...kami merestui kalian...."

"Alhamdulillah..terima kasih Pak.."

Alya dan Fariz sangat senang mendengar hal tersebut.

"Tapi...Bapak tidak mau kalian seperti ini terus..Bapak mau kalian menikah. Walaupun secara sederhana"

"Apa....???"

Fariz dan Alya sangat terkejut mendengar keputusan pak Mahmud tersebut.

"Bapak tak ingin, kalian jadi pergunjingan orang. Jadi bapak secepatnya menikahkan kalian, malam ini juga bapak akan memanggil penghulu"

Fariz dan Alya hanya bisa ternganga mendengar keputusan pak Mahmud tersebut. Walaupun dilubuk hati mereka merasakan kebahagiaan yang mendalam. Alya mendekat kepada Bapak dan Ibunya, ia menangis tergugu sambil memeluk keduanya

"Terima Kasih...Bapak...Ibu"

Ibu Mahmud mengelus rambut Alya, putri kecilnya yang sudah dewasa.

"Fariz ..sini nak...Bapak titipkan Alya padamu ya..jaga dia baik-baik..."

"Pasti..Pak..aku akan menjaga dan menyayangi Alya"

Pak Mahmud tersenyum mendengar perkataan Fariz tersebut. Tanpa yang lain ketahui sesungguhnya Pak Mahmud merasakan perasaan yang tidak enak, ia pun tak tahu firasat apakah itu. Cuma satu keinginannya ingin melihat Alya menikah dengan orang yang dicintainya dan dapat menjadi pelindungnya di kemudian hari.

Terjebak Kenangan Masa LaluWhere stories live. Discover now