moonrise , markren

04 : kata soobin

"gausah pamer kalo lagi di perpusat deh."

renjun mendecih. mematikan kamera hapenya dan beralih ke instagram. menghiasnya sedikit sebelum dijadikan story.

"kan aesthetic bin," renjun nyengir. namanya juga anak fotografi, sekali lihat yang apik langsung foto.

soobin mendengus, sudah lebih dari sering dia kemari. kan sebelahan sama gedung departnya.

perpus sore itu ngga terlalu ramai seperti biasanya. suara gerimis yang kian lama menjadi hujan terdengar samar-samar. soobin membuka buku naskahnya, "katanya mau cerita?"

renjun yang tadinya merebahkan kepala di meja sambil scrool instagram langsung diam. segera mengunci hapenya dan menatap soobin.

"gajadi, hehe,"

"gajadi gimana? gue mau denger yang asli. ga setengah-setengah dari jeno,"

wah, sialan jeno.

renjun menggaruk kepalanya, "lah itu udah diceritain. berarti gaperlu lah gue ceritain ulang?" dia hanya malas menyebut nama minhyung.

"berarti bener kata jeno kalo lo ngegalauin kak minhyung lagi?"

untung mereka lagi ngga di ruang quiet room atau ruang fgd. bisa ditendang pantat renjun setelah menggebrak meja.

"santai anjir, lebay amat. berarti bener, nih?" salah satu hal yang bikin renjun malas cerita ke soobin, pasti ada sesi godain renjun.

renjun mendengus, "ga gitu...."

"ya wajar sih lo langsung cabut. gimana ga kesel ya dia pergi tanpa pamit, eh, ga diundang tiba-tiba dateng?"

renjun langsung menganggukkan kepalanya semangat. sepenuhnya menyalahkan minhyung atas kejadian kemarin.

soobin kini menaruh atensi pada renjun sepenuhnya. "tapi lo pernah mikir ga sih, kenapa kak minhyung begitu ke lo?"

yang ditatap mengerjapkan matanya.

"sadar ga kalo lo bikin bingung kak minhyung? dia punya perasaan juga, pasti pernah ngerasa jenuh atau capek atau bahkan ragu? ragu sebenernya perasaan lo sama ga sih kayak kak minhyung."

hujan sore itu makin turun deras. renjun mencerna semua kata-kata soobin. []

leave your thoughts about this book here