Epilog✔

6K 333 77
                                    

Langkah sepasang kaki menjadi sorak sorai seluruh orang yang hadir. Bibir tak henti-hentinya menyunggingkan senyum ketika berjalan menuju altar.

Kedua pasang mata bertemu. Janji dengan mudah di ucap oleh keduanya. Cincin pun kini juga sudah terpasang dengan indah di jari manis mereka.

"Kau bahagia?" Bisik Sana pada Dahyun.

Dahyun tidak mampu berucap dan lebih memilih untuk memeluk gadis di depannya. Kepala mengangguk pelan dibalas senyuman oleh Sana yang mulai membalas pelukannya di iringi oleh suara riuh dari semua tamu yang hadir.

"Aku...aku..."

"Sudahlah, jangan berbicara jika tidak mampu." Ujar Sana dengan terkekeh.

"Kalian tidak ingin berciuman?!" Teriak salah seorang tamu membuat keduanya melepaskan pelukan dan melihat ke arahnya.

"Iya, kami ingin melihat kalian berciuman!" Balas Jihyo dengan antusias.

"Unnie!" Pekik Dahyun yang tidak menyangka Jihyo merespon ucapan tamu itu.

"Kenapa? Aku juga melakukannya kemarin saat pernikahanku." Jawabnya membuat Dahyun terdiam.

Dahyun beralih menatap Sana yang sedari tadi ternyata terus tersenyum.

"Mau melakukannya?" Tanyanya membuat Dahyun menunduk.

"Aku malu. Bagaimana jika di pipi? Atau mungkin di kening? Aku tidak masalah jika itu."

Sana tidak merespon ucapan Dahyun dan malah menarik tubuh gadis itu untuk lebih mendekat ke arahnya.

"Cepatlah!" Teriak salah seorang tamu.

Sana mendekat hingga kedua hidung mereka bersentuhan. Dahyun yang kaget malah memilih sedikit mendorong Sana untuk menjauh darinya.

"Aku malu... dan aku masih sangat trauma ketika kau menciumku waktu itu. Di tempat orang banyak."

Sana tidak peduli. Ia menarik tengkuk gadis itu hingga bibir mereka akhirnya menyatu. Dahyun yang pasrah pun lantas memejamkan matanya. Ia tahu, Sana tidak akan menyerah dan menuruti kemauannya saat ini.

Sana POV

Aku tahu dia sangat terkejut dengan perlakuanku. Maafkan aku Dahyun. Tapi aku sangat mengingankannya. Entah mengapa sejak kemarin aku menciummu, bibir manismu itu seakan menjadi candu tersendiri untukku. Aku menyukainya. Dan sekarang kau resmi menjadi milikku.

"S-sana..ahh... hah.." Dahyun mendorong tubuhku ketika pasokan udaranya kian menipis.

Ku tatap lagi wajahnya. Aku sangat terkejut, ketika melihat wajahnya begitu merah hingga membuatku panik.

"Kau kenapa?" Tanyaku saat dia masih mencoba menetralkan nafasnya.

"Aku tidak apa-apa."

"Mianhae Dahyun..."
Aku sempat terkekeh karena ku rasa pipinya merona karena aku menggodanya. Kenapa sekarang pikiranku ingin sekali melihatnya lebih dari ini. Aku menginginkan dia menjadi lebih agresif dariku. Tapi sepertinya dia tidak bisa. Dahyunku masih sama dengan Dahyun yang dulu. Kekanakan.

.

Tubuh ku baringkan ke tempat tidur dengan asal. Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan sekaligus melelahkan bagiku. Tubuhku sangat lengket, tapi aku tidak peduli. Yang ku butuhkan saat ini hanyalah istirahat.

Ceklek

Aku dengan jelas mendengar suara pintu. Namun, aku sangat malas walau hanya untuk membuka mataku dan melihat siapa dia.

Stuck On You (SaiDa)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang