4

3.9K 507 40
                                    

"Hey teme!" panggil Naruto kepada pemuda raven yang masih duduk di bangkunya. Suasana kelas sudah sepi karena bel pulang sudah berbunyi setengah jam yang lalu.

Pemuda raven itu masih menatap keluar jendela. Naruto mendnegus.

"Hey kau tuli ya?" tanya Naruto lalu duduk di depan bangku pemuda berambut raven itu.

"Kau sedang berbicara denganku?" tanya pemuda itu menatap datar Naruto.

"Hah?! Tentu saja!" ucap Naruto kesal. "Kau sudah kupanggil tadi. Dan apa-apaan ekspresimu itu?" tanya Naruto menatap wajah mulus pemuda itu.

"Kau tidak memanggil namaku" ucap pemuda itu membuat Naruto memutar mata malas.

"Karen itulah aku kemari. Jadi," manik sapphire itu menatap mata hitam pemuda di depannya.

"Siapa namamu?" tanya Naruto.

Pemuda itu sejenak menatap Naruto. Lalu dia memalingkan wajahnya menatap awan putih yang bergerak di langit.

Naruto mengamati tatapan dan juga ekspresi pemuda di depannya. Entah kenapa dia seperti pernah melihatnya. Hatinya pun tidak ingin menolak bahwa dia kenal pemuda itu.

"Kau hanya menanyakan hal itu?" tanya pemuda raven itu. Manik obsidian kini menyorot wajah pemuda pirang.

Naruto menatap meja. Melihat tatapan yang diberikan oleh pemuda itu, membuat hati Naruto menjadi tidak karuan. Manik obsidian menatapnya dengan tatapan rindu dan penuh kasih sayang.

"Apa aku mirip seperti seseorang?" tanya Naruto dengan suara lirih.

Naruto menatap pemuda di depannya. Ekspresi pemuda itu tidak berubah.

"Maafkan aku, aku pulang saja. Supirku sudah menungguku" ucap Naruto dengan gugup berjalan keluar kelas.

'Apa-apaan itu?' batin Naruto.



"Dear" gumam pemuda raven itu menatap sendu punggung Naruto.

'-')/

Suara pantofel terdengar, begitu sang pemilik melangkahkan kakinya. Dia mengangguk sopan sambil tersenyum kepada penjaga perpustakaan kota.

"Kau menunggu lama?" tanya Naruto kepada pemuda berambut merah itu.

"Tidak" jawab Gaara sambil mengambil tasnya.

Naruto menarik kursi namun, gerakannya terhenti. Dia mendapati pemuda berambut raven berdiri di belakangnya.

"Apa yang kau lakukan di sini teme?" tanya Naruto kepada pemuda raven itu.

"Hn" ucap pemuda itu lalu menarik kursi disebelah Naruto dan duduk.

Gaara mengernyitkan dahinya. "Ada apa?" tanya Gaara menatap temannya itu.

"Ah tidak" ucap Naruto kemudian duduk. Manik sapphirenya masih menatap pemuda raven di sampingnya.

'Memang apa yang aneh?' batin Gaara sambil menatap kursi di samping Naruto. Gaara yang melihat tingkah aneh Naruto pun mengedikkan bahunya.

"Ini yang aku ceritakan kemarin" ucap Gaara sambil menunjukkan sebuah buku dengan banyak sekali pembatas kertas.

Naruto menatap buku itu dengan penasaran. "Diary?" Beo Naruto.

"Ayahku membelinya di pasar lelang dua tahun yang lalu. Harganya sangat mahal" ucap Gaara membuat Naruto dan pemuda itu mengernyitkan dahinya.

"Diary ini di lelang? Kurang kerjaan sekali mereka" ucap Naruto menatap Gaara aneh.

Raven's Mansion [Complete]Where stories live. Discover now