3. ~Rinjani~

88 6 0
                                    

Penampilannya sangatlah cuek "Apakah kamu tidak apa?" Tanya nya berulang kali sambil mengulurkan tangannya. Rose dibawa ke sebuah rumah sakit tidak jauh dari sana. "Siapa namamu? " Tanya pria itu. Rose terdiam masih memperhatikan penampilan asing baginya sungguh saat itu sangat urakan sekali "Ohh, Naega Rose imnida".

Rose tidak memiliki siapapun selama di Seoul diapun tidak ingin memberitahu peristiwa ini kepada kakak ataupun orang tuanya pasti akan sangat panik dan rose akan disuruh pulang ke Melbourne. "Bagaimana sekarang? Sudah membaik?" sepertinya dia pria yang baik meskipun dia sangat urakan "Nee, gomawo".

Rose tak perlu mendapatkan perawatan khusus dan malam harinya dia sudah bisa dipulangkan "Biar aku saja yang mengantarkan mu pulang" Rose memang tidak mampu untuk pulang seorang diri karena tubuhnya yang masih lemah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rose tak perlu mendapatkan perawatan khusus dan malam harinya dia sudah bisa dipulangkan "Biar aku saja yang mengantarkan mu pulang" Rose memang tidak mampu untuk pulang seorang diri karena tubuhnya yang masih lemah. "Bagaimana dengan motormu?" Rose bingung apakah dia akan membiarkan motornya disini "Tidak perlu khawatir setelah mengantar mu aku akan kembali kesini untuk mengambil nya".

Di mobil, rose masih terasa ngilu pada luka di wajah dan kepalanya sehingga membuatnya pusing "Kenapa? Masih sakit? " Dia menoleh ke arah rose setelah mendengar rintih rose "Iya kepala ku terasa sangat pusing" rose pun tertidur "Tidurlah aku akan mengikuti peta di maps kupastikan kamu sampai dirumah". Rose terbangun perlahan dan terkejut begitu sudah sampai depan apartemen milik rose "Kenapa kamu tidak bangunkan aku" Tanya rose pria itu hanya tersenyum hangat "kamu tidur sangat pulas".

Mereka masuk ke dalam apartemen mewah milik rose "Kamu hanya tinggal seorang diri di apartemen sebesar ini?" Pria terpanah melihat sekeliling apartemen rose yang mewah dan megah "hmm, keluarga ku semuanya di Melbourne" Jawab rose sambil membuatkan sebuah minuman "Ohiya aku belum tahu namamu?"  Sambil menyeruput minuman yang dihidangkan "Rinjani, Panggil saja Rinja."

Setelah bersantai di apartemen rose dia rasa harus segera beranjak sebelum semakin larut malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah bersantai di apartemen rose dia rasa harus segera beranjak sebelum semakin larut malam.
"Ku rasa, aku harus kembali bekerja dan segera mengambil motorku di RS hahaha dia adalah satu-satunya hartaku" Rinjani membuat sebuah lelucon yang membuat Rose sedikit tersenyum "Baiklah, Hati-hati" Rose dan Rinjani berjalan menuju pintu apartemen "Kenapa harus hati-hati?" Tanya Rinja bertahan sambil menatap wajah Rose "Karena aku tidak akan mampu menolong mu saat seperti ini". Rose dan Rinjani pun saling tertawa satu sama lain.

Pertemuan itu membuat kesan dihati Rose dan Rinjani.

5 Bulan berlalu, setelah peristiwa kecelakaan itu.

Hubungan antara Rose dan Rinjani bisa dibilang saling membutuhkan tanpa sadar mereka saling terikat satu sama lain "Kurasa kamu kerja begitu sangat keras". Kata rose begitu mendapatkan Rinjani yang baru saja tiba di apartemen nya. "Aku harus mengumpulkan banyak uang secepatnya".

Rose selalu mendengar itu ketika berbicara dengan Rinjani " Apakah hidupmu hanya untuk uang?? " Rinjani menoleh ke arah Rose "uang bagiku memang sangatlah berharga". Rose merasa benci mendengar jawaban Rinjani membuatnya kecewa " Apakah kamu mendekati ku juga karena uang? " Kata-kata Rose menusuk ke hati Rinjani dan membuatnya tersinggung.

Rinjani kembali mengenakan mantelnya yang baru saja ia buka "Aku pergi keluar kunci saja apartemen nya dan segera tidur!"

Rose terdiam mungkin kata-kata nya telah menyakiti Rinjani rose merasa bersalah. Berkali-kali rose mencoba menghubungi ponsel Rinjani tapi tak ada jawaban. "Yasudah tidak apa kalau dia tidak mau mengangkat telfon ku nanti ketika dia lapar juga pulang". Rose mengabaikan perginya Rinjani meskipun dia tahu bahwa dia salah tapi rose merasa ia tidak perlu meminta maaf dia malah asik mendengarkan musik menggunakan airphone miliknya.

Jam 1 malam rose tidak bisa tidur Rinjani ternyata benar marah dengan nya "Kemana dia? Apakah dia tidak lapar? Aku sekarang sangat lapar.. " Di apartemen tidak ada makanan biasanya Rinjani yang selalu membawakan makanan untuknya. Perut Rose semakin keroncongan dia benar sangat lapar TEET!! (Bunyi Bel) rose langsung meluncur membuka kan pintu "Makanlah! Aku akan tidur di Bar" Rinjani datang hanya untuk membawakan makanan untuk Rose. "Ini uang mu ku kembali kan mulai sekarang aku tidak akan meminta uang mu lagi dan kamu mulai kembali menyetir mobil mu sendiri dan pergi kemana-mana sendiri". Rose terheran kenapa anak ini? Sampai sebegitunya dia marah. " Hmm baiklah ". Rinjani pun pergi rose merasa tidak terlalu ambil pusing dengan sikap Rinjani kepada nya.

"Huuh, sepi juga gada si cupu itu! Sudahlah kurasa perut ku sudah kenyang dan harus segera tidur besok aku pasti akan lelah"  Rose pun tertidur dengan nyenyak.

Sedangkan, Rinjani masih melayani beberapa tamu di bar. Dia tergiur dengan Wine yang berada di depan nya dia teguk Banyak-banyak wine itu sambil membayangkan betapa kesalnya dia rose bisa berkata seperti itu padanya. Datanglah seorang wanita berpakaian sexy mendekati Rinjani yang sedang termenung "hei! Kenapa wajahmu buruk sekali hari ini?? Ada apa?" Rinjani menoleh ke arah wanita itu "oh, aku sedang capek saja.." Wanita itu malah tersenyum dan terus memandangi Rinjani dan terus menyediakan wine kepada Rinja. Sampai Rinja benar-benar sangat mabuk Rinja pingsan tak sadarkan diri.

"Woi, bangun brother!" Seseorang mencoba membangun kan Rinja "shhhh, gila pusing banget kepala gue! Sialan tuh tante!". Rinja ingat wanita itu telah menyodorkan nya banyak wine kepadanya hingga membuatnya pingsan "Lo kenapa nja? Ruwet banget kayanya! " Tanya salah satu teman kerja Rinja di Bar "gue kesel banget! Masa iya si Rose bilang gue deketin dia cuma karena duit! Emang gue butuh duit tapi apa yang gue lakuin ke dia tuh..." Rinja menaikan suaranya sepertinya dia benar-benar sangat emosi. Teman Rinja pun hanya tertawa " Tuh apa?? Bukannya emang bener yah? " Rinja menatap sinis ke arah temennya "maksud lo apa? Sialan lo! " Hampir saja Rinja menghajar wajah temannya itu "wait.. Wait... Kalo bukan karena uang terus apa? Lo naksir sama dia? Rinja.. Rinja.. Jangan mimpi! Hidup lo tuh sama Rose kaya antara bumi dan langit lo tuh bagi si rose cuma kacung nya dia! ". Kacung???!!

ROSE'S Season 2Where stories live. Discover now