8. CONFUSE ENDING

107 6 1
                                    

Tiba di rumah sakit korban langsung dibawa ke ruang operasi untuk tindakan cepat karena perdarahan yang cukup hebat di kepalanya "Kami akan melakukan yang terbaik anda tunggu saja di luar" Kata seorang perawat. June merasa gelisah dia terus menyesali perbuatannya dan menyalahkan dirinya.

"Bodoh! Bodoh! Bodoh!" Rose pun datang berlari mendekati June yang tangah duduk seorang diri "June-a.. " Spontan mereka pun saling berpelukan "Rose.. Rose... Aku takut .... " June menangis dipelukan Rose. "Shuuuut.. Gwenchana... Aku disini". June memeluk erat tubuh rose. " Lihat aku lihat!! " June melepaskan pelukannya dan manatap rose "semua akan baik-baik saja percayalah" June hanya mengangguk. Rose melihat kekasihnya sangat terpuruk hebat dia menatap June tajam menatap june yang sedang shock hebat "hatimu sehancur itukah?" Gumam rose dalam hatinya begitu memandang June. Rose pun kembali memeluk kekasihnya itu.

Dokter pun keluar untuk mengabarkan kondisi pasien saat ini "dokter! Bagaimana kondisinya?" Tanya June. "Operasi sudah selesai dan dilakukan dengan sebaiknya-baiknya kami terpaksa membuang satu kakinya yang sudah hancur dan tak bisa dipertahankan lalu untuk kondisinya saat ini dalam ke adaan kritis mohon doanya saja"

 "Operasi sudah selesai dan dilakukan dengan sebaiknya-baiknya kami terpaksa membuang satu kakinya yang sudah hancur dan tak bisa dipertahankan lalu untuk kondisinya saat ini dalam ke adaan kritis mohon doanya saja"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Penjelasan dokter sangatlah jelas membuat June tak bisa bicara kakinya sangat lemas hingga ia terduduk "Bolehkan kami lihat? " Tanya rose. Dokter belum memperkenankan untuk berkunjung. Dokter pun pergi meninggalkan June dan Rose. "Arghhhh!!!!" June sangat kesal dengan di dirinya sendiri tak lama polisi datang menjemput June untuk dimintai keterangan. "Rose tunggulah disini aku akan segera kembali" Bisik june. Rose pun hanya mengangguk.

Sudah pukul 11 malam rose masih duduk seorang diri di depan ruang operasi sambil memainkan cincinnya di jari manisnya PLUK cincin itupun terlepas. Rose mengambilnya dengan rasa sangat kantuk dan lelah GREK! Pintu ruangan operasi terbuka. Rose segera memasang kan kembali cincinnya ke jari manisnya "Kondisi pasien sudah stabil dan kami akan pindahkan ke ruang ICU" Kata dokter. Perawat pun mendorong brangkar menuju ruangan ICU. Rose bisa melihat sosok korban itu namun tak begitu jelas karena perban di wajahnya yang hampir menutupi separuh wajahnya . Tiba di ruang ICU "terimakasih suster" Suster pun memasang kan papan nama korban Name "Tn.Rinjani" DEG!!!!!!

"Rinjani?????? " Rose menutup mulutnya karena terkejut "mungkinkah dia Rinjani yang ku kenal??" Gumam rose dalam hatinya. Tak ada siapapun di ruangan ICU. Korban masih tertidur rose menyidik setiap sudut wajah "Apakah dia Rinjani?"

Rose pun terlelap karena kelelahan seorang perawat pun datang "Permisi, kami akan mencek kondisi korban" Rose pun mengangguk. TUK! Gerakan jari korban "kondisinya bagus! Apakah keluarga nya sudah ada kabar? " Tanya perawat. GLEK! Keluarga?? Rose tidak tahu "sampai saat ini belum ada Sus, kami terus mencari tahu" Jawab rose.

"Hei! Siapapun kamu! Bangun lah kamu harus kuat" Bisik rose. Tak lama korban memberi reaksi hebat ia menitihkan air mata membuat rose terkejut "Wah, kamu mendengar nya.. Terimakasih segeralah pulih" Bisik rose kedua kalinya. Rose melanjutkan tidurnya. Hingga pagi menyapa rose terbangun "uuuh" Rose menggeliat. Ternyata korban masih tertidur dan belum sadar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 26, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ROSE'S Season 2Where stories live. Discover now