01-The beginning of the meet.

208 47 119
                                    

Happy reading!

***
Matahari sudah mulai meninggi, namun gadis yang masih membuat bintang besar di kasur king size nya itu masih terlelap dengan nyenyak nya.

Jam weker nya sudah sedari tadi berbunyi namun, gadis itu tidak terganggu sekali. Hari ini hari sabtu, sekolah libur hari weekend jadi pikir gadis itu ia akan menghabiskan hari nya dengan bermalas-malasan, janji nya tadi malam sebelum tidur.

Sudah pukul 11 siang gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda bangun dari tidur nyenyak nya. Hingga pintu kamar gadis itu terbuka, terlihat lah seorang lelaki berjalan memasuki kamar nya dengan berkecak pinggang.

Lelaki itu berdecak kesal gadis itu masih terlihat enggan membuka mata dan keadaan kamar nya. "Leta. Woy, Leta! Elah, bangun. Woy!" gadis itu juga terlihat merasa tak tergangu oleh panggilan lelaki itu yang sedang berusaha membangunkan nya.

"Yaelah, punya adek kok ngebo banget," gumam cowok itu, menatap tak percaya makhluk yang sedang tidur dengan nyenyak nya itu adalah adik kandung nya.

Memang adik nya itu paling susah di bangun kan saat hari libur sekolah dan weekend seperti ini. Padahal hari-hari biasa gadis itu bangun sendiri. Tapi jika keadaan nya seperti sekarang dan gadis itu tidak dibangunkan percayalah gadis itu akan tidur sampai pagi esok.

Dengan kesal Tama menarik telinga adik nya terlihat ia meringis kesakitan dengan kening berkerut namun matanya masih terpejam. Ia mencondongkan wajah nya mendekati telinga adik nya itu. Ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan kasar. Terlihat reaksi Leta yang bergerak tak nyaman dalam tidur nya.

Tama terkikik geli. Lalu berteriak tepat ditelingan Leta,"WOY! LETA KEBO, BANGUN! UDAH JAM SEBELAS OGEB! BANGUN! BANGUNNN!" Leta tersentak dan langsung bangun dari pembaringan nya. Deru nafas nya memburu. Ia menatap linglung kepenjuru kamar nya. Matanya masih terkihat berat. Tangannya ia letakkan didada mencoba menstabilkan detak jantung nya yang menggila akibat teriakan Tama.

Lalu tangan nya beralih menggosok kedua telinga nya. Ia termenung, sembari kedua tangan nya menggosok telinga nya yang terasa berdengung, mungkin akibat teriakan Tama.

Tama yang melihat itu tersenyum miring, ternyata teriakan maut nya ampuh walau terasa sakit di tenggorokan nya. Ia bersedekap dada, sambil menunggu reaksi Leta selanjutnya.

Leta kembali memperhatikan seluruh penjuru kamarnya. Hingga perhatian nya terpaku menatap lelaki yang berdiri di dekat kasur nya. Ia mengernyit sambil memperhatikan lelaki itu.

Tama tersenyum mengejek, lalu ia menonyor kepala Leta membuat nya terhunyung. Tama yang mendengat alarm bahaya dalam dirinya melesat pergi keliar dari kamar nya.

Tersadar. Leta menatap berang kearah pintu kamar nya. "BANG TAMA KU KUTUK KAU MENJADI MONYET!"

Leta semakin berang menatap kearah pintu kamar nya yang terbuka lebar saat mendengar gelak tawa Tama. Ia berdiri lalu menutup pintu kamar nya dengan kencang, menimbulkan suara yang keras. Membuat tawa Tama terhenti digantikan dengan kikikan geli.

***

Leta baru saja menyelesaikan sarapan plus makan siang nya. Ia duduk di sofa ruang keluarga, lalu meraih remot dan menghidupkan TV.

Ia mencari chanel TV yang menarik bagi nya, setelah dapat tangan nya terulur mengambil toples berisi keripik di atas meja di depan nya.

Ia menonton dengan tenang. Mulut nya tak berhenti mengunyah. Walau baru saja menyelesaikan makan Leta termasuk orang yang gemar ngemil.

Tama baru saja pamit keluar. Walau masih kesal karna Abang nya itu mengganggu waktu tidur cantik nya, tapi ia merasa sepi karna sudah 1 minggu lebih orang tua nya menjalani tour job ke Australia. Dan Abang nya itulah yang selalu menemani nya dirumah.

Only The Wrong TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang