07

185 115 13
                                    

Yuqi menemani Renjun dikamarnya, adiknya sendiri yang meminta ingin ditemani. Lagipula, meski mereka tinggal serumah, kedua kakak beradik itu jarang sekali bertemu atau menghabiskan waktu bersama.
Renjun, adiknya itu sibuk mengikuti berbagai ekskul serta bimbingan diluar sekolah. Sedangkan Yuqi, sibuk bekerja paruh waktu disalah satu Coffie Shop serta mengikuti les musik.
Tak heran jika mereka jarang sekali menghabiskan waktu bersama.

Renjun duduk dikelas sebelas, berbeda setahun dengan Yuqi. Mereka bukan dari keluarga yang berada, mereka hidup dengan sederhana. Tak jarang, jika SPP keduanya sering menunggak. Namun, Yuqi lebih dulu mementingkan keperluan sekolah adiknya, tak heran jika Renjun sering sekali mengomeli kakaknya itu.

"Kakak gak capek?" tanya Renjun sambil menatap kakaknya yang sudah berbaring ditempat tidurnya.

"Enggak, ada apa Njun?" tanya Yuqi sambil membalas tatapan adiknya.

"Tidak ada, hanya saja kakak pasti berat bukan?"

"Njun, sebenarnya kamu mau bilang apa sama kakak?" tanyanya lagi, Yuqi sangat mengenal adik satu-satunya ini.

Renjun terdiam, ia tahu bahwa kakaknya ini sangat lelah. Apalagi, uang untuk bulanan sudah terpakai untuk biaya SPP dirinya yang sudah menunggak selama dua bulan. Kemudian tabungan Renjun, sudah digunakan untuk melunasi SPP kakaknya.
Dan karena itu juga, Renjun di omeli Yuqi karena tidak bilang padanya lebih dulu. Uang yang seharusnya untuk mereka simpan, Renjun lebih memilih membantunya melunasi SPP.

"Njun." ucap Yuqi sambil menepuk bahu adiknya secara pelan.

Renjun tersadar dari lamunannya, kemudian memilih duduk disamping kakaknya.

"Kak, aku bantu kerja ya." pinta Renjun sambil menatap kakaknya dengan tatapan memohon.

"Jangan Njun, tugas kamu disini cuma belajar bukan kerja." balas Yuqi sambil mengelus rambut adiknya dengan penuh kasih sayang.

"Tapi, aku mau kak. Boleh ya." pintanya lagi.

"Buat apa sayang, kamu kalau ada perlu bilang aja sama kakak." balas Yuqi sambil mengelus pipi adiknya dengan lembut.

"Aku gak mau buat kakak repot." ujar Renjun sambil menggenggam tangan kakaknya yang berada di pipinya.

"Sama sekali gak repot, ada apa?"

"Aku belum bayar bimbingan kak, kemarin sudah di tagih sama Mr. Dean." jujurnya pelan.

"Kakak ada kok uangnya, besok kakak kasih ke kamu." balas Yuqi sambil tersenyum.

"Kak, serius?"

"Iya, sekarang kamu jangan khawatir ya. Sudah sana, lanjut belajar."

"Permintaan aku yang tadi gimana?" tanyanya ragu-ragu.

"Sekolah dulu baru kerja." ucap Yuqi sambil mencubit pelan hidung mancung adiknya itu.

"Tapi kakak gak gitu." balasnya sambil merengut.

"Kalau kakak gak kerja, kita gak ada pemasukan. Kamu mau, kita gak makan berhari-hari?" tanyanya sambil menatap Renjun yang berada di sampingnya.

"Hehehe ya enggak lah kak."

"Nah, nurut ya sama kakak."

"Siap bu boss!" seru Renjun sambil memeluk kakaknya dengan erat.

Alasan kenapa Renjun sangat dekat dengan Yuqi meski mereka hanya beda setahun, adalah karena Renjun belum sempat merasakan bagaimana hangatnya sebuah keluarga.
Bunda meninggalkan mereka untuk selamanya setelah Renjun berumur dua tahun, lalu Ayah mereka menyusul saat Renjun berusia lima tahun. Beliau meninggal akibat tabrak lari saat ingin pulang dari tempat kerja.

Sedari kecil, Yuqi sudah menggantikan posisi Ayah dan Bunda untuk adiknya. Yuqi selalu memperhatikan keperluan adiknya lebih dulu, dan sewaktu kedua orangtuanya sudah tiada, Yuqi dan Renjun dirawat oleh Paman Yesung.
Setelah Yuqi berumur 15 tahun, gadis itu memutuskan untuk kembali kerumah lamanya. Awalnya, Pamannya itu tidak setuju dengan pindahnya Yuqi dan Renjun dari rumahnya menuju rumah lama. Namun, karena Yuqi bersikeras ingin hidup mandiri, Pamannya itu akhirnya setuju.

Setelah Yuqi dan Renjun pindah, mereka hidup sangat sederhana. Diusia yang masih terbilang muda, Yuqi sudah memiliki pekerjaan paruh waktu. Gadis itu terkadang mengantar susu ataupun menjadi karyawan di sebuah supermarket. Semua ia lakukan demi adik laki-lakinya, Renjun.
Yuqi tidak ingin kebutuhan adiknya selalu kurang, ia ingin memberikan yang terbaik untuk Renjun.

"Renjun sayang kak Yuqi."

"Tiba-tiba?" tanya Yuqi tak percaya.

Renjun adalah tipe laki-laki yang sulit sekali mengucapkan perasaannya. Wajar saja jika Yuqi merasa heran dengan sikapnya malam ini.

"Tidur sama aku pokoknya."

"Udah remaja masa tidur masih ditemenin." ledek Yuqi sambil tertawa.

Heran, adiknya ini sudah berumur 16 tahun. Namun tingkahnya tidak jauh berbeda dengan bayi.
Perlu diketahui, adiknya itu bersikap manja hanya saat berada dirumah. Saat keduanya berada di luar, Renjun terlihat seperti laki-laki yang memiliki sikap dingin.
Adiknya itu seperti tidak tersentuh ketika berada di keramaian.
Dan Yuqi mengerti, mengapa adiknya bersikap seperti itu.
Tapi yang pasti, Yuqi ingin melihat sifat ceria Renjun bukan hanya saat adiknya berada dirumah saja, melainkan diluar sana. Yuqi sangat ingin jika Renjun dipandang oranglain sebagai laki-laki yang memiliki pribadi yang hangat.

Yuqi mengusap rambut adiknya secara perlahan, kemudian mengecup keningnya dengan lembut. Demi apapun, Yuqi sangat menyayangi adiknya. Tidak peduli betapa manjanya Renjun saat bersama dirinya, Yuqi tetap sayang. Karena bagi Yuqi, Renjun adalah harta yang paling berharga dari kedua orantuanya, yang harus ia jaga dengan baik. Tanpa Renjun, hidupnya akan terasa hampa, tidak ada teman berbagi saat dirumah, tidak ada yang menemaninya makan dan tidak ada yang ia usap rambutnya saat akan tidur.
Renjun adalah pria kedua yang membuatnya merasa disayang setelah Ayahnya.
Meski kini Yuqi tengah menjalin hubungan dengan Lucas, Yuqi tidak mengelak jika Lucas belum sepenuhnya mendapat ruang khusus dihatinya.

____________________________________

Allo gua comeback.
Yoksi, tokoh Renjun keluar.
So sorry banget klo karakter Renjun gua buat kek bocah:")
Gmna ya, gua gemes sndri ngetiknya. Kebayang Renjun bilang gitu kek gua, ya ampun😭.

Oke, abaikan saja.

Masih ada beberapa tokoh yang belum gua keluarin yak:v
Sabarrr, gua nyusun alurnya dulu.

Udh deh gini aja, enjoy the story and see you next part♥

First Love [END]Where stories live. Discover now