15

1.5K 265 64
                                    

— Doppelgänger —



15 : Penemuan








Diriku terjebak di tengah lautan manusia yang menghadiri pesta pernikahan Jennie. Banyak sekali relasi Jennie dan Jongin yang hadir di sini. Untung saja gedungnya sangat luas. Tempatku duduk benar-benar berada di tengah ruangan. Aku duduk dalam satu meja yang sama dengan ayah dan ibu, Rosé dan kedua orangtuanya, Jeffrey, juga Lisa beserta kedua orangtuanya.



Semua orangtua kami masih saling berbincang. Aku hanya ikut memperhatikan saja. Tak sengaja mataku bertemu dengan mata Jeffrey. Dia memandangku lamat. Namun setelahnya dia beralih pada Rosé karena gadis itu kesusahan memotong makanannya. Tatapannya aneh sekali. Dia seperti ingin membicarakan sesuatu denganku. Mengingat bahwa Jeffrey adalah bukan manusia biasa, aku kembali bergidik ngeri.



Akhirnya acara pelemparan bunga akan dilangsungkan. Yang berdiri di barisan paling depan adalah Lisa. Perawakannya yang tinggi pasti bisa menangkap bunga yang dilempar oleh Jennie dan Jongin. Lisa bertarung sendirian di sana bersama beberapa orang yang juga mencap diri mereka sebagai single.



"Semangat Lisa!" teriak Rosé, aku pun ikut menyemangati Lisa. Ku lihat dari kejauhan dia hanya mengacungkan jempol.



"Siap semuanya? Satu... dua... tiga!" seru pembawa acara di atas panggung yang berdiri bersama kedua mempelai.



Dapat ku dengar beberapa teriakan yang mengiringi arah jatuhnya bunga. Hingga pada akhirnya, satu orang berteriak kegirangan karena berhasil mendapatkannya.



"Yes! Gue dapet!" teriak Lisa. Aku ikut senang ketika mendengarnya.



"Maaf, tapi tangan gue yang megang ini duluan!" sahut seseorang lagi.



Memang benar, di sana rupanya ada dua orang yang memegang bunga itu.



"Oh my god! Itu kan Bambam!" seru Rosé.



"Bambam?" Rosé mengangguk.



"Temennya Lisa kak, tau gak? Dia lumayan populer, soalnya dia kan artis juga" Rosé ini sering sekali mengganti gaya bicaranya. Saat dia sedang khawatir atau menyangkut hal-hal penting, dia akan menggunakan 'aku-kamu'. Tetapi jika untuk membahas hal-hal yang mengandung gosip di dalamnya, dia akan menggunakan 'lo-gue'. Ku pikir tak apa, semua orang bebas menggunakan apapun jika mereka merasa nyaman.



"Oh... iya-iya gue inget. Dari Thailand juga kan?"



"Iya, oh iya... doi juga temennya Jeffrey kak. Ya kan Jeff?" Jeffrey mengangguk mengiyakan Rosé.



"Kapan ya Lisa bisa nyusul kita?" Rosé bermonolog sembari menyatukan tangannya yang mengepal seperti orang yang sedang berdoa, tetapi matanya masih melihat ke arah perdebatan Lisa dengan Bambam.



"Tau gue juga, Rosé. Lihat aja tuh kelakuan si Lisa" tiba-tiba saja Jeffrey menyahut.



Aku terkekeh sembari menggelengkan kepala. Tak habis pikir dengan perilaku Lisa yang masih kekanakan itu. Sampai pada akhir perdebatan, kami melihat Bambam yang berlutut satu kaki menghadap ke Lisa. Sontak semuanya menjadi riuh. Ada beberapa yang mengabadikan momen ini, tak jarang karena di antara mereka terlihat begitu mengagumi keduanya.



"Wow... is this even real? He proposed her?!" seru Rosé kegirangan. Sementara Jeffrey menghalangi mulutnya yang terbuka karena refleks terkejut menggunakan kepalan tangannya.



DoppelgängerWhere stories live. Discover now