Episode 5: my life

908 44 0
                                    

Michelle hanya diam, sepanjang perjalanan pun tak mengatakan apapun walaupun Simon mengajaknya berbicara dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

Sesampainya di rumah, Michelle langsung pergi ke kamarnya tanpa berbicara dulu pada Simon.

Simon pov

Aku rasa Michelle benar-benar kecewa, walaupun aku sudah menjelaskan semuanya, ia tetap tidak percaya.

Ini juga salahku, kenapa aku tidak bisa menjaga jarak dengan wanita itu.

Seharusnya aku tahu bahwa ada seseorang yg akan tersakiti jika aku terlalu dekat dengan orang lain.

Aku memutuskan untuk tidak menggangu Michelle untuk sementara, aku akan membiarkannya sampai ia tenang.

Kenapa aku sangat bodoh? Kenapa?

Faktanya aku hanya mengerjakan tugas bersamanya, tapi semuanya jadi kacau seperti ini.

Esok hari aku berencana Michelle, meminta maaf tak akan membuat marahnya reda.

***

Aku pergi menemui Michelle, pagi-pagi sekali aku sudah datang menemuinya di kamarnya.

Ia tertidur pulas, manis sekali :)

Wajah polosnya membuatku tenang, mengelus kepalanya dengan lembut membuatnya sedikit bergerak, manis sekali.

Aku membisikan sesuatu di telinga Michelle hingga membuat matanya sedikit terbuka.

"Bangunlah..." Bisikku di telinga Michelle membuat Michelle terbangun.

"Kenapa kau kemari?" Ujar Michelle yg memalingkan tubuhnya, sehingga membelakangi ku.

"Kau masih marah?" Ucapku mengelus kepala Michelle.

"Hm..."

"Maafkan aku, aku sudah berjanji bukan? Aku hanya mengerjakan tugas bersamanya, hanya itu. Tidak lebih!" Jelasku seraya berbaring di samping Michelle dengan tanganku yg melingkar di perutnya.

"Kau menyakitiku...!"

"Maafkan aku, kumohon. Baiklah kalau begitu... Sebagai tanda maafku, aku akan menghabiskan waktu bersamamu seharian." Ujarku yg langsung membuat Michelle berbalik badan, sehingga kami bertatapan.

"Benarkah?" Ucap Michelle malu-malu, yg membuatnya terlihat sangat manis.

"Iya, hanya untukmu."

"Baiklah, akan aku pikirkan lagi untuk memaafkanmu." Ujar Michelle tersenyum manis.

"Apa kau sudah sarapan?" Tanyaku seraya mengelus pipi Michelle dengan tanganku.

"Belum!"

"Ayo makan bersama, aku sudah membeli wafel kesukaanmu."

"Terima kasih!" Ucap Michelle tertunduk menangis dihadapan ku.

"Jangan menangis, nanti hujan!" Ujarku menghapus air mata Michelle.

"Kau ini...!"

"Ayo bangun." Ucapku sembari duduk di tempat tidur Michelle.

"5 menit lagi!" Ucap Michelle yg menutupi tubuhnya dengan selimut membuatku ingin tertidur kembali bersamanya.

"Apa kau ingin aku tertidur disisimu lagi?" Tanyaku sedikit menggodanya.

"Tidak." Jawab Michelle yg bergegas bangun dari tempat tidur.

Ingin sekali aku memeluk erat dirinya, dia begitu menggemaskan.

Setelah sarapan kami pergi berjalan-jalan, dia terlihat begitu senang.

Senyumnya membuatku senang, seakan-akan hatiku berbunga-bunga, merasakan jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengannya.

Bahagiamu adalah bahagiaku...

You're my life...

Aku pun mengantar pulang Michelle, hari yg sudah mulai gelap, bintang-bintang bertaburan di langit dengan bulan bersinar terang menunjukan cahayanya di gelapnya malam.

"Honey? Apa kau senang hari ini?" Tanyaku yg bersandar di mobilku.

"Aku sangat senang, terima kasih." Jawab Michelle tersenyum senang.

"Dengar, jangan pernah menangis dihadapanku lagi... Itu menyakitiku, maaf jika aku pun telah menyakitimu. Percayalah tak ada maksud menyakitimu honey...!" Jelasku menangkup wajah Michelle.

"Baiklah, aku menyayangimu!" Ucap Michelle seraya memelukku sekilas.

"Aku juga!" Ucapku mencium puncak kepala Michelle.

"Aku masuk dulu, sampai nanti." Ucap Michelle lalu pergi.

"Bye...!"

Melihatnya menangis membuat sebuah luka di dalam hatiku, dan saat mengetahui bahwa akulah penyebabnya. Luka itu semakin dalam saja setiap mengingatnya.

Bukan hanya dirimu, tapi diriku pun terluka.

Melihatmu tersenyum sudah cukup membuatku tenang, sekaligus senang.

Author pov

Hal layaknya pasangan lain, selalu ada suka dan duka saat menjalaninya.

Tidak mudah jika hanya satu orang saja yg menjalani hubungan, jika hanya salah satu saja yg ingin berjuang dan mempertahankan, lalu untuk apa ada sebuah hubungan?

Buang kata "kita" diantara aku dan kamu jika sudah letih menjalaninya.

Waktu terus berjalan, membuat kedua sejoli ini menjadi saling mengerti dan mengenal pasangannya masing-masing.

Kini mereka sudah tahu apa yg harus dilakukan saat kesalah pahaman datang.

Tahu tentang kepribadian masing-masing dan sudah mengenal sifat-sifat nya membuat mereka tak kesulitan untuk menghadapi masalah yg ada.

Mereka yg sekarang lebih santai dalam menghadapi permasalahan yg ada.

Tidak terasa pula, kini Michelle sudah akan lulus sekolah, Esok adalah hari kelulusannya.




16-11-2019

Cinta Kedua (END)Where stories live. Discover now