Book II : Light and Dark - NCT LOONA Hogwarts Series

8 - Cemburu

"Winwin hyung menawarimu perlindungan"

Renjun mengajak Vivi ke sebuah ruangan tersembunyi bernama Kamar Kebutuhan. Keduanya sedang bicara serius sekarang, tidak lain tidak bukan, tentang pertemuannya dengan Winwin.

"Kau tahu dimana dia?" tanya Vivi, malah jadi mendesak Renjun.

"Biarkan aku bertemu dengannya" desaknya lagi, sementara matanya sudah berair.

Gadis itu telah bertahan menahan rasa rindunya terlalu lama.

"Aku tau kau akan begini" ujar Renjun, mendesah "Dengar, Winwin hyung hanya tidak ingin membahayakanmu. Identitasnya sudah tidak aman sekarang"

"Apa karena kejadian di Godric's Hollow?" ungkap Vivi

Renjun paham sekarang, mungkin Winwin tidak cerita padanya tentang 'Kejadian di Godric's Hollow' seperti yang dibilang Vivi tapi Renjun bisa melihat rentetan ceritanya dengan jelas melalui mata Vivi.

KA - Killer Army sebutannya. Merupakan sekelompok pembunuh bayaran yang ada dibawah kepemimpinan menteri sihir. Organisasi rahasia, tentu saja.

Itulah yang dihadapi Renjun, Taeyong, Winwin dan beberapa anggota orde dibawah kepemimpinan Dumbledore.

Sampai saat ini, belum ada satupun anggota orde atau anggota KA yang identitasnya terungkap.

Kecuali kalau yang bisa Renjun bilang...

Winwin Hyung.

Entah darimana mereka tahu kalau Winwin merupakan salah satu anggota orde, tapi mereka mengejar dan memergokinya yang sedang berada di Godric's Hollow saat liburan musim panas kemarin.

Sedang bersama Vivi.

"Orang tuanya menghilang dan kementrian sihir tidak melakukan apa-apa. Hanya kau satu-satunya yang harus ia lindungi saat ini" jelas Renjun, masih terus membujuk Vivi.

"Dan meninggalkan orang tuaku?"

"Orang tuamu aman, mereka tidak tahu apapun. Justru akan semakin berbahaya jika kau terus bersama mereka"

Vivi menggeleng dengan cepat, ia cukup ketakutan. Apa itu berarti hidupnya tidak akan aman lagi sekarang?

"Ini Hogwarts, kita punya Dumbledore kan?" ujar Vivi, diikuti dengan anggukan Renjun.

"Ya, benar. Tapi Dumbledore tidak bisa selalu ada"

Vivi memegang kepalanya yang pening. Ini terlalu mendadak.