1. Prolog

16.2K 1.1K 95
                                    

“Cerita ini fiktif

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Kali ini hatiku yang terpenjara, oleh amarah, oleh kecewa. Dan aku tidak tahu bagaimana cara untuk melepaskan diri untuk kali ini”

***

Rinai hujan turun dengan lebat, petir menggelegar sedang kilat membelah langit. Alya mengelus dada dengan penuh rasa takut, pandangan mengabur digenangi airmata.

Wiper mobil bekerja keras, berusaha menghalau rintik hujan yang menerpa kaca depan mobil. Sungguh, hujan kali ini membuat Alya merasa tak berdaya, di tengah malam, di antara gelap, Alya dihadapkan pada perasaan akan kehilangan kembali.

Ponsel berdering. Alya menepikan mobil dan bergegas menjawabnya.

“Alif? Lo menemukannya? Sudah menemukan Daffa?” Alya langsung bertanya. Dengan suara tercekat, hampir menangis.

Harapan yang tadi Alya lambungkan harus dihempaskan kembali saat Alif memberikan jawaban yang tidak ingin dia dengar.

“Belum menemukannya? Dia belum pulang sama sekali? Astagfirullah hal adzim.”

Ponsel terjatuh dari genggaman tangannya yang melemah. Dia menelungkupkan wajah di setir mobil sedang tubuh gemetar hebat. Alya tidak sanggup lagi untuk menyetir mobil.

“Daffa kamu di mana?” kata Alya dengan suara lirih. “Aku harus menemukan kamu di mana lagi?”

Rintik hujan jatuh dari langit dan menerpa atap mobil membuat suara gemuruh yang tiada henti. Menambah ketakutan Alya yang semakin menjadi-jadi.

Daffa tiba-tiba saja menghilang...

Sudah lewat tengah malam. Tidak! Ini sudah hampir menjelang subuh tapi Daffa sama sekali belum pulang ke rumah. Terlebih lagi...

“Ayolah, tolong jawab telpon kamu sayang!” Alya mendesak, isak tangis tak mampu dia tahan saat dia mencoba menelpon Daffa untuk kesekian kali. “Kamu janji sama aku! Nggak akan meninggalkan aku...”

Begitu frustasinya Alya sehingga dia memilih keluar dari mobil. Terasa sesak di dalam. Dia tidak bisa bernapas dengan baik. Bahkan dia membiarkan hujan membasahi tubuhnya segera. Membantunya untuk berpikir dengan jernih.

Surga Di Balik Jeruji | SenjaOnde as histórias ganham vida. Descobre agora