Part 4

307 28 0
                                    


"Ke mana kita sekarang?" tanya Rayya saat keduanya keluar dari cafe.

"Sebenarnya aku ada urusan lain Ray," ucap Bagaz mencari alasan.

"Ayolah Gaz! Aku sudah meluangkan waktuku untuk pertemuan ini. Lagipula bukankah kamu janji akan mengantarku ke salon?" Rayya memegang lengan Bagaz dengan kedua tangannya.

Bagaz melirik gadis di sebelahnya. Dia benar-benar tidak nyaman dengan tingkah gadis itu. Terlalu murahan menurutnya.

"Ya sudah. Ayo!" Bagaz menarik tangannya lalu berjalan menuju tempat dia memarkir mobil Jeepnya. Rayya tersenyum menang lalu mengekor di belakang Bagaz.

Mobil Jeep hitam itu berhenti di depan sebuah salon yang cukup terkenal di kota itu. 'SALON CLEOPATRA' tertulis besar dan jelas di sana. Rayya dan Bagaz memasuki salon itu.

"Ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang resepsionis.

"Tolong paket lengkapnya untuk temanku Mbak!" jawab Bagaz cepat.

"Oh ya, tunggu sebentar ya Mas?"

Bagaz memberi isyarat pada Rayya untuk duduk menunggu di salah satu sudut ruangan. Rayya menurut, dalam hatinya terus bersorak senang kenal dengan pria kaya dan royal macam Bagaz. Setelah selesai dengan seluruh administrasinya, Bagaz berjalan mendekati Rayya.

Baru saja Bagaz duduk, seorang karyawan mempersilahkan Rayya untuk memulai perawatannya.

"Sebentar ya Gaz?" pamit Rayya. Bagaz hanya menaikkan alisnya sebagai jawaban. Kemudian dia menyibukkan diri dengan ponselnya.

Wajah Rayya mulai dibersihkan dari riasannya yang cukup tebal. Saat itu Bagaz sempat melirik ke arah Rayya. Sejujurnya dia penasaran dengan wajah asli Rayya. Dia sudah tertipu kamera jahat, dia tak ingin tertipu lagi dengan make up tebal Rayya.

'Tidak terlalu buruk, setidaknya lebih baik daripada menggunakan make up setebal tadi,' ucap Bagaz dalam hati.

Kali ini Bagaz menyibukkan diri dengan tumpukan majalah serta koran di atas meja. Sudah 3 jam berlalu, Bagaz sempat tertidur karena bosan.

"Sudah selesai Gaz. Ayo kita pergi!" tegur Rayya tiba-tiba.

"Heh?" Bagaz sedikit terkejut dengan penampilan baru Rayya. Bedaknya terlihat masih tebal, tetapi lebih natural daripada tadi. Kali ini wajah Rayya cukup enak dipandang.

"Ayo!" Rayya mengulang ajakannya.

"Iya Ayo!"

Keduanya berlalu meninggalkan salon. Mobil Jeep itu berjalan menyusuri jalanan yang cukup macet di jam pulang kerja.

"Kemana kita sekarang?" tanya Bagaz.

"Kita pulang saja, kulihat sepertinya kamu lelah," jawab Rayya sembari terus berkaca mengagumi penampilan barunya.

"Ok!"

Bagaz merasa lega mendengar jawaban Rayya. Setidaknya hari yang membosankan itu akan berakhir. Mereka tidak lagi banyak bicara. Bagaz konsentrasi menyetir. Sementara Rayya sibuk dengan penampilan barunya.

"Berhenti di sini saja!" ucap Rayya.

"Ini rumahmu?" tanya Bagaz.

Mobil Bagaz berhenti di depan sebuah rumah tipe 36 dengan taman kecil yang penuh dengan tanaman bonsai.

"Iya, mau mampir?"

"Enggak! Lain kali aja."

"Ya udah. Terima kasih buat semuanya ya?"

Bagaz tersenyum dan mengangguk. Rayya turun dari mobil Bagaz, berjalan berlenggak-lenggok seolah jalan menuju rumahnya adalah catwalk. Bagaz tersenyum geli dan menggelengkan kepalanya. Lalu mulai menyalakan mesinnya dan pergi meninggalkan rumah Rayya.

Gadis Di Balik Kelambu Hitam (Terbit)Where stories live. Discover now