6.

2.6K 252 22
                                    



H-15 sebelum perampokan, lapangan yang terletak ditengah-tengah antara rumah penduduk sudah sangat ramai, ada tiga gerombolan yang saling duduk melingkar dengan satu orang ditengahnya, dialah yang dijuluki ketua regu. Mungkin gelar itu tidak begitu penting, mereka hanya selalu bekerja sama untuk tujuan yang sama, karena sudah ada sosok panglima perang diantara mereka, lebih tepatnya calon.

Mengapa masih disebut calon? Karena panglima perang akan diangkat saat ia berusia 27 tahun, dan bertepatan dengan bulan purnama terjadi, untuk saat ini masih belum diputuskan, christ masih menimang dan menentukan saat yang tepat, dan kapan bulan purnama akan terjadi. Karena memang usia jeon sudah cukup sehingga tinggal menunggu bulan purnama tiba.

Jimin, Jin, Namjoon sudah asik dengan dunianya masing-masing, mereka sedang memberi komando pada regu masing-masing. Walau jimin kadang susah untuk serius, namun jika berhubungan dengan merampok yang beratas namakan desa, lelaki itu akan bisa fokus dan serius melakukan pekerjaannya.

Jangan tanyakan tentang jin dan namjoon, mereka adalah lelaki yang sangat bijak dan dewasa, bahkan jeon sering berkonsultasi dengan mereka berdua, dengan dukungan penuh dua lelaki itu membantu jeon dengan suka rela.

Setelah memantapkan rencana dan menyebarkan strategi pada masing-masing regu, kegiatan mereka beralih untuk berlatih, mempersiapkan diri dan tenaga. Karena lawan mereka adalah musuh bebuyutan yang lumayan tangguh, ditambah christ yang memberikan titah bahwa nyawa adalah yang utama.

"Dicariin tuh" namjoon menyentuh pundak jin begitu ikut mendekat kearah tiga lelaki yang duduk dibawah pohon, matanya mengarah kearah lain dari posisi duduk jin.

Jin menolehkan pandangannya, dan seorang wanita cantik berdiri tak jauh dari mereka, bersembunyi dibalik pohon besar.

"Pergi dulu ya"

Jeon, jimin dan namjoon masih mengikuti pergerkan jin yang menghampiri wanita itu, lelaki itu kini mengusap puncuk kepala sang wanita dengan lembut, dan setelahnya digandeng wanita itu untuk pergi menjauh.

"Siapa bidadari itu?" celetuk jimin

"Sepertinya bukan warga sini" Namjoon mengimbuhi.

Tak ada obrolan lain setelahnya, ketiga lelaki itu hanya menatap hutan dihadapan mereka dengan tatapan kosong. Cukup aneh saat tahu Jin dekat dengan seorang wanita, bahkan asing.

"Heyyy bidadari yang lebih cantik datang" celetuk jimin dengan binaran mata yang begitu antusias.

Rose berjalan mendekat dengan wajah malas-malasan, dengan sebelumnya menyodorkan kepalan tangannya kearah jimin, dan jimin hanya terkekeh puas dengan respon rose yang selalu sinis itu, sangat cocok dengan jeon, sama-sama sinis dan menyebalkan. Tapi, rupa Rose memang cantik bak bidadari, jadi walau ia sangat judes, jimin tetap mengaguminya.

"Mana jin?" ucap rose seraya mendudukkan diri didekat jeon.

"Ada yang mencarinya, entah siapa" namjoon yang duduk dihadapan rose menjawab dengan suka rela.

Rose mengangguk mengiyakan, lalu melirik kearah jeon yang sedari tadi menatap arah hutan berkali-kali, bahkan tak menoleh sedikitpun saat tadi rose datang. Disikut perut jeon pelan, biasanya lelaki ini akan usil ketika ada rose, namun entah mengapa lelaki itu hanya diam dengan tatapan serius.

Jeon hanya tersenyum simpul kearah rose, dan setelahnya mengecup pundak rose yang terbuka, lalu kembali fokus pada hutan yang entah apa yang sedang ia lihat. Rose mengikuti arah pandangnya, namun hanya ada pohon yang berjejer random disana.

"Kenapa?" bisik rose pelan seraya mengusap pipi jeon yang masih didekat pundaknya. Jeon hanya menggeleng pelan, membuat rose semakin penasaran dengan apa yang lelaki misterius itu sedang pikirkan.

𝕎𝔸ℝ𝕃𝕆ℝ𝔻 (ℂ𝕦𝕣𝕤𝕖 𝕠𝕗 𝕥𝕙𝕖 𝕎𝕒𝕣𝕝𝕠𝕣𝕕) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang