Part 1 - How You Can Touch Me?

47 8 4
                                    

"Kau dipecat!"

Jiwon membelakkan kedua matanya, terkejut saat mendengar ucapan pemilik café tempatnya bekerja.

"Ahjussi, berikan saya kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Saya berjanji akan—"

"Tidak ada alasan kau tetap bekerja di sini, Kim Jiwon! Pergilah!"

"Tapi, Ahjussi—"

Ucapan Jiwon terputus kala pemilik café tersebut langsung menarik tangannya dengan kasar. Beberapa pelanggan café menyaksikan pemandangan tersebut dengan heran.

"Pergi dan jangan kembali lagi ke sini! Kau hanya membuat café ku bangkrut!"

BRAK!

Pintu café tertutup sangat keras hingga Jiwon terlonjak kaget. Jiwon menghela nafas panjang dan meninggalkan café tersebut dengan langkah gontai. Ini sudah ke 3 kalinya ia dipecat dalam kurun waktu 2 bulan. Sebenarnya, ia sudah cukup lelah. Selalu dipecat dari pekerjaannya dengan alasan yang sama.

Jiwon bisa melihat hantu.

Entah itu kemampuan yang jarang dimiliki oleh orang lain atau memang keajaiban. Jiwon bisa melihat hantu semenjak ia berusia 10 tahun, setelah kasus kecelakaan yang menimpa ia dan kedua orang tuanya. Tapi, bagi Jiwon kemampuannya bisa melihat hantu adalah kesialan. Bayangkan saja, kemanapun ia pergi, ia selalu bisa melihat 'mereka'. Bahkan jenis dan sifatnya pun beragam. Ada yang senang mengganggunya, ada yang ingin sekedar menakutinya, bahkan pernah ada hantu yang ingin berteman dengannya.

Hey! Jiwon itu masih waras. Mana mungkin ia mau menerima jenis pertemanan konyol seperti itu. Apalagi dengan yang namanya hantu.

Seperti tadi, Jiwon yang sedang bekerja di café. Sudah 2 minggu lamanya menetap di sana sebagai seorang pegawai. Awalnya, semua berjalan begitu baik-baik saja, hingga ada sesosok hantu pria yang tak sengaja ia lihat di depan café tempatnya bekerja. Hantu pria itu kerap mengganggu Jiwon, tak peduli ia sedang sibuk melayani pelanggan atau sedang istirahat. Tetapi, Jiwon selalu berusaha untuk tak menghiraukannya. Hantu itu senang sekali tiba-tiba menunjukkan dirinya di hadapan Jiwon. Bahkan, wanita itu pernah memecahkan piring 3 kali saking terkejutnya. Awalnya, si pemilik café selalu memaafkan kesalahan pegawainya tersebut karena memang hal wajar. Hingga puncaknya adalah siang tadi. Saat Jiwon hendak mengantarkan secangkir kopi kepada pelanggan. Hantu pria tersebut secara tiba-tiba muncul di depannya. Karena begitu terkejut, Jiwon melemparkan kopi panas tersebut ke baju salah satu pelanggan.

Jiwon berusaha untuk meminta maaf, akan tetapi pelanggan tersebut tidak terima dengan perlakuan Jiwon hingga meminta denda yang cukup besar kepada pemilik café nya hanya karena tumpahan kopi mengenai kemeja mahalnya. Sifat umum orang yang gila akan harta. Menyelesaikan masalah apapun hanya dengan uang dan uang tanpa memikirkan kondisi orang lain.

Si pemilik café awalnya berusaha untuk membujuk pelanggannya tersebut dan meminta maaf berkali-kali. Akan tetapi, pelanggan angkuh itu tetap memaksa untuk membayar kesalahannya bahkan mengancam akan melaporkan hal ini ke polisi. Bagus! Rasanya, Jiwon ingin sekali mengumpati pelanggan tersebut. Akan tetapi, ia tak sedang dalam posisi yang aman. Karena, ia sendiri juga yang menyebabkan masalah tersebut hingga membuat dirinya dipecat saat itu juga.

Jiwon menyandarkan tubuhnya yang seakan terasa melelahkan di kursi taman. Ia bingung harus kemana lagi mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan. Mendapatkan pekerjaan hanya bermodalkan lulusan SMA tidaklah banyak dan bahkan jarang sekali dibutuhkan. Akan tetapi, kita bisa mendapatkan pekerjaan yang layak jika memenuhi 2 syarat. Yaitu, pendidikan yang tinggi dan tentunya uang. Jiwon tak memiliki keduanya dan membuat ia hampir putus asa. Saat ia sedang merenung, kilasan masa lalunya kembali terngiang, membawanya ke dalam masa kecil suram dan bahagianya.

When You ComeWhere stories live. Discover now