zwei

2.6K 389 57
                                    

Dengan raut sebal, Hyuck menyilangkan tangannya di depan dada menunggu dua pria yang menguncinya dalam mobil itu. Dia menghela nafas sesaat mengingat ibunya yang mungkin saja khawatir dia tak pulang segera. Begitu dua pria dari rumah pandai besi terbaik di kota, mereka masuk dan berbincang kecil.

"Tuan-tuan kalian tak berniat menurunkanku?" Tanya Hyuck dengan wajah cemberut.

Keduanya menoleh ke pemuda itu. "Jika kami tidak mau, bagaimana?" Ujar si pria dengan surai pirangnya. Sedangkan sang bawahan, menahan tawa melihat kelakuan sang jenderal.

Wajah Hyuck memerah. Dirinya makin kesal, "Tidak bisa! Aku tak mau ikut bersama kalian!" Tak tahan, Berthold bahkan tertawa melihat kejadian tadi meski mendapat tatapan galak dari Hyuck. Sang jenderal tersenyum tipis lalu memerintahkan Berthold melajukan mobil. Beberapa menit mobil tersebut berhenti tepat di restoran kota. Mereka turun, Berthold yang menerima petuah dari sang jenderal mulai membuka pintu penumpang membiarkan pemuda tadi turun.

"Akhirnya—hei!" Belum selesai bersyukur Hyuck meneriaki pria pirang yang menarik tangannya untuk masuk ke restoran. Mereka menjadi pusat perhatian, namun Jeager seolah tak peduli. Kursi pojok menjadi tujuannya. Segera keduanya mendudukkan pantat di sana. Berbeda pemuda itu yang masih betah berdiri hingga si jenderal menarik Hyuck agar duduk di sampingnya. Pelayan pun datang dan menawarkan menu dari restoran mereka.

"Permisi tuan-tuan, silahkan dipilih menu yang tersedia hari ini!" tukas gadis manis si pelayan. Tak lekang dia melempar senyuman terbaiknya terhadap dua pria Nazi dengan paras tampan. Masing-masing dari mereka menyebutkan pesanan. Namun Hyuck tetap bungkam. Dia masih menahan wajah kesalnya, padahal perutnya hanya diisi segelas susu tadi pagi. Sungguh nama-nama menu itu menggoda ususnya mengakibatkan otaknya berpikir lapar.

"Hei, katakanlah pesananmu." Tak menjawab, si pemuda masih menyilangkan tangannya di depan dada lalu membuang muka. Berthold yang kesal hampir saja menggertaknya namun di hentikan oleh Jeager.

"Itu saja, nona" tukas Jeager. Perempuan pelayan itu agak terpaksa meninggalkan kedua pria tampan di sana untuk menyiapkan pesanan mereka.

"Biarkan saja bocah ini kelaparan melihat kita," ujar pria itu. Hyuck menoleh dan menatap tajam pria di sampingnya sebelum membuang muka. Berthold dan Jeager berbincang kecil sedangkan pemuda satunya mengasah otak untuk kabur dari kedua pria itu. Hingga salah satu darinya kembali memperhatikan bocah tersebut.

"Kau tak mau menyebutkan namamu?" Fokus Hyuck terganggu olehnya.

"Namaku? Aku Ronhyuck Greva Weèber." Jawabnya begitu polos. Senyum Jeager terkembang begitu mengetahui namanya. Namun hilang lagi begitu Berthold menoleh pada sang jenderal.

"Pesanan datang!" Seru gadis pelayan sambil membawa nampan berisi falscher hase dan bretzel.

"Pesanan datang!" Seru gadis pelayan sambil membawa nampan berisi falscher hase dan bretzel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] Evil Jeager meet Innocent WeèberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang