24

22.3K 757 4
                                    

Zivan menggenggam erat tangan calon istrinya saat mereka sampai di depan rumah yang tak kalah mewah dari rumahnya itu. Iya, mereka sedang berada di depan rumah lama Angelin -Rumah keluarganya-

"Tenangkan dirimu sayang, Tak akan terjadi apapun" Ucap Zivan menenangkan Angelin,

"Ta--pi Aku..." angelin tergagap saking gugupnya,

"Gak papa Love, Ada aku" Zivan mencium kening Angelin dengan lembut menyalurkan ketenangan dalam diri Angelin,

Angelin tersenyum tipis, hatinya sedikit tenang karena adanya Zivan. Zivan mengecup dahi Angelin pelan lalu mengetuk pintu rumah, tak berselang lama pintu terbuka nampak seorang remaja Laki laki keluar dengan mata mengantuk, "Cari siapa?" Ucapnya dengan tangan yang masih terpejam sambil menguap.

"Dir.." Angelin memanggil nama Adiknya --- Dirga --- dengan lirih, tubuhnya semakin merekat pada Zivan.

Dirga yang masih linglung mencoba membuka matanya, "Ini gue masih tidur apa ya?" Ucapnya saat melihat sang kakak yang sudah menghilang sekian lama ada di depannya, Dirga menggosok gosokan matanya siapa tau itu hanya bayangan.

"Lo beneran kak Angelin?" Tanya Dirga dengan muka cengong, Angelin mengangguk dengan air mata yang sudah mulai menetes, dia sangat merindukan adik tengilnya ini.

"Beneran?"

Tak! Angelin menyentil kening Dirga dengan sedikit keras

"Aw.. gila Sakit, Anjirr ini beneran kakak gue, Ya Ampun kak lu kemana aja?!" Dirga langsung memeluk kakaknya dengan erat, Angelin melepas kan genggam an pada tangan Zivan lalu membalas pelukan Dirga dengan tak kalah kencang, Sungguh ia merindukan adiknya ini.

"Lo kemana aja kak? Gila lo pergi lama banget" Ucap Dirga

Angelin tak menjawab hanya isakan tangis yang menjadi jawabannya,

"Ekhem" Zivan mendehem sedikit kencang, Cukup menyadarkan kakak beradik ini. Mereka refleks melepaskan melepaskan pelukannya,
"Dia siapa kak? jangan bilang..." Dirga menggantungkan kalimatnya

Angelin hanya menunduk dan mengangguk kaku, "Zivan, Calon suami kakak Lo" Ucap Zivan memperkenalkan dirinya

BUK! Dirga memukul Zivan dengan lumayan kencang, Angelin sedikit menjerit saat melihatnya, beda halnya dengan Zivan yang hanya diam menerima,

"Dirga!" Bukan Angelin yang memanggil tapi seorang wanita paruh baya yang sedang berjalan ke arah mereka dengan tatapan yang tak bersahabat

"Mami.." Angelin memanggil ibunya dengan lirih,

"Apa apaan kamu? Masuk!" Ucap Mami Angelin dengan tegas pada Dirga, Tak memandang sedikitpun pada Angelin yang sudah banjir air mata ingin memeluk Maminya.

"Tapi mam.."

"Masuk! Jangan mengurus hal yang tak penting" Ujarnya lagi yang langsung menusuk tajam ke hati Angelin, Zivan yang melihat itu pun tak tega melihat Angelin,

"Tante.." Panggil Zivan

"Kalian salah rumah, Silahkan pergi dari rumah saya" Ucapnya lalu menarik masuk tangan Dirga masuk kedalam rumah,

"Mam... Mami" Angelin memanggil maminya saat maminya akan menutup pintu rumahnya, Mami Angelin hanya menatap Angelin dengan pandangan yang sulit di artikan lalu dengan sekali hentakan pintu tertutup dengan kencang,

"Mam.. Buka.. Angelin minta maaf mam!!" Angelin menggedor gedor pintu rumah orang tuanya,

"Mam... buka.." Ucapnya lagi dengan air mata yang sudah tak bisa lagi dikontrol,

Zivan langsung menarik tubuh Angelin ke dalam pelukannya, dia tak tega melihat Angelin seperti ini, Sungguh sakit rasanya melihat Angelin menangis seperti ini, "Sttt.. Udah sayang," Ujarnya sambil mengusap kepala Angelin dengan lembut,

"Van, Mami.." Angelin semakin terisak didalam pelukan calon suaminya itu,

"Kita pulang dulu ya, nanti kesini lagi" Ucap Zivan dengan lembut

Angelin menggeleng ia masih ingin disini sampai maminya membukakan pintu untuknya.

"Aku mau disini sampe mami maafin aku" Ujarnya dengan lirih

"Sayang..."

"Aku mau di sini van, Aku mau disini! Tolong biarin aku disini" Tangisannya semakin kencang tubuhnya merosot lemas,

Zivan mensejajarkan tubuhnya dan Angelin, mengangkat dagu Angelin agar melihat ke arahnya,

"Dengerin aku, kamu gak boleh kaya gini, Inget di dalam perut kamu ada anak kita, Kita pulang ya" Kata Zivan dengan lembut

Angelin menyentuh perutnya yang mulai membuncit, apa dia terlalu egois? Ya Tuhan.

"Kita pulang, Aku janji bakalan nemenin kamu ke sini lagi kapanpun kamu mau" Bujuk Zivan

Angelin mengangguk pelan, dia tak ingin terjadi sesuatu pada Anak keduanya,

"Ayo" Zivan membantu Angelin berdiri, Merangkul nya dengan lembut memberi kenyamanan tersendiri bagi Angelin

Saat Angelin akan masuk ke dalam mobil, Dia menatap ke arah pintu rumah berharap sang ibu membuka kan pintu untuknya, "Masuk love" Ujar Zivan

Angelin masuk ke dalam, di susul dengan Zivan yang memasuk dan duduk di kursi kemudi.

*******

Angelin bersandar di kepala ranjang, tatapnya kosong ke depan, Zivan yang melihat nya jelas saja merasa ngilu di hatinya,

"Sayang, makan dulu yuk" Ucap Zivan

"Nanti Van"

"Kamu belum makan loh dari siang"

"Belum mau"

"Yaudah kamu mau makan sama apa? Aku turutin" Meskipun berat

Angelin terdiam agak lama, lalu "Aku mau seafood yang deket Mall" Cicitnya pelan disana tempat favorit keluarga jika dinner, keluarga Angelin salah satu penggemar olahan Seafood,

Zivan menghembuskan nafasnya pelan, "Yaudah kamu tunggu ya, aku beliin" Ucap Zivan sambil berdiri

"Ikut" kata Angelin menahan tangan Zivan,

"Love, ini udah malem, gk baik buat kondisi kamu"

Angelin menggeleng, mengeratkan pegangan nya pada Zivan, "Ikut"

Zivan duduk di samping Angelin, "Love, Diluar udaranya dingin gak baik buat kandungan kamu, Aku aja ya, kamu di rumah, istirahat"

"Ikut Van"

"Tunggu atau gak beli?" Tanya Zivan yang membuat Angelin memajukan bibirnya, Angelin menghentakkan tangan Zivan.

"Yaudah aku berangkat ya sayang..." Zivan mengusap kepala Angelin dengan lembut, lalu mengecup pucuk kepala Angelin,

"Tunggu ya baby, Ayah beli dulu" Zivan berbicara di depan perut Angelin lalu mengecupnya.

"Aku berangkat sayang" Zivan mengecup bibir Angelin lalu beranjak untuk membeli makanan yang diinginkan oleh Angelin.

MY HEART'S IWhere stories live. Discover now