[1]

974 103 18
                                    

Happy Reading
.
.
.

Malam purnama perlahan terbenam bergulir bergantinya matahari pagi. Kehangatannya telah menyelimuti kota, memberikan atmosfer surgawi. Udaranya terasa segar, meskipun sebagian besar orang rasanya agak dingin. Kini bias cahayanya menerpa sebuah jendela kaca besar, menyinari tubuh kecil seorang pemuda berwajah manis di atas kasur berukuran king size ditutupi oleh selimut berwarna putih suci. Pemuda itu menggeliat pelan sambil menguap, kini matanya perlahan terbuka walau sangat susah, memperlihatkan manik hijau miliknya yang tengah menyesuaikan bias cahaya.

Kaki putih dan jemari kecilnya menapakkan lantai keramik yang begitu dingin akibat udara di dalam kamar. Kemudian pemuda itu terduduk di tepi kasur sambil mengusap wajahnya kasar, lalu berdiri dan berjalan kearah kamar mandi. Di sana terpantul kan wajah pucat milik pemuda tersebut dengan helaian rambut coklat yang masih terlihat berantakan, tapi membuat terkesan sangat imut. Tangan mulusnya mencoba untuk membuka kran air di wastafel, kemudian ia tampung airnya dengan kedua tangan dan mencipratkan kewajahnya. Segar, itu yang di rasakan oleh sang pemuda. Ia kemudian terdiam sesaat sambil menatap dirinya di pantulan kaca.

"Sedang melakukan drama tuan muda?"

Ujar seorang lelaki yang tengah menyandarkan tubuhnya di ambang pintu kamar mandi. Tangannya yang melipat di depan dada dan wajahnya yang begitu datar.

Eren langsung menoleh kearah suara itu. Ya dia adalah suaminya sendiri Levi Ackerman.

Lagi pula kenapa aku bisa jatuh pesona terhadap lelaki tanpa ekspresi ini tuhan.

Tunggu dulu. Kenapa lelaki ini bisa ada di kamarnya, apakah dia melakukan sesuatu tadi malam tanpa dirinya ketahui?. Tapi di bawah tidak sakit kok apa dia melakukan hal itu tanpa membuatku sakit, setahu Eren sendiri melakukan hal itu menyakitkan.

"Kau ingin menuduhku bahwa tadi malam, aku memperkosa mu?"

Tanya Levi yang masih tetap berdiri di ambang pintu.

Sekarang Eren sendiri tidak tahu harus menjawab apa, menatap matanya saja tidak bisa.

"Tatap aku jika sedang bicara"

Dengan cepat Eren menoleh dan menatap Levi. Matanya yang memanas dan berkaca-kaca seperti ingin menangis. Astaga Eren jika kau seperti itu ketahuilah bahwa Levi sedang menahan hasratnya.

"Aku suami mu sekarang, jadi tidak ada kata memperkosa. Cepat rapihkan semua kamarmu lalu makan dan berangkat ke kampus, aku akan mengantarmu"

Levi seakan seperti seorang ibu yang sedang menyuruh anaknya. Eren sendiri hanya patuh sambil manggut-manggut kan kepalanya.

Pasutri
.
.
.
.

Setelah acara sarapan pagi bersama, Eren kemudian membereskan barang-barang yang akan dia bawa ke kampus. Sedangkan sang suami dengan setianya menunggu di luar, walau sebenarnya ia ingin marah karena Eren yang lama. Tapi ia urung niatnya, karena takut jika Eren akan mengambek.

Dia hanya menghela napas panjang sambil melihat jam tangan.

"Eren cepatlah, kau akan telat bocah!"

Teriak Levi

Eren yang masih di dalam bisa mendengar teriakan suaminya, lalu dengan cepat ia ambil beberapa map dan menutup pintu kamarnya. Buru-buru ia menghampiri Levi yang tengah menatap jam tangan.

"Sudah"

Ujar lelaki manis itu.

"Aisshh sampai kapan kau ak-"

 Pasutriحيث تعيش القصص. اكتشف الآن