Fotosfer 67

12.4K 498 11
                                    

Galen berjalan dengan tatapan sendunya. Jantungnya berdetak begitu cepat. Karena ia tau suatu hal yang besar akan menimpanya.

Entah siapa nanti orangnya galen tak peduli. Entah dirinya atau gladys yang merupakan anak adopsi, semua ini akan tetap terasa sakit. Karena ia sudah sangat menyayangi gladys sebagai adikknya, dan kini sebuah fakta besar bahwa ia dan gladys bukan lah saudara kandung akan terungkap.

"Dad... mom... "
Panggil galen. Agatha terkejut melihat raut wajah galen yang berubah. Sedangkan diaz masih fokus pada layar laptopnya.

"Mana berkasnya galen" ucap diaz tanpa melihat le arah galen. Galen memberikan map yang diminta oleh diaz.

Galen mengulurkan tangannya untuk memberikan map itu. Tangannya bergetar hebat. Diaz menerima map itu dan mengerutkan keningnya saat melihat tangan galen bergetar. Saat itah diaz menyadari keadaan sekitarnya berubah. Agatha dan gladys diam terpaku melihat galen. Diaz menaikkan pandangannya ke wajah galen. Ia teekejut saat melihat wajah galen yang terlihat menahan air matanya.

"Kamu kenapa galen?" Tanya diaz panik.

"Kamu sakit?" Tanya diaz lagi. Galen menggeleng.

Galen melihat ke arah gladys. Gadis itu terlihat menatapnya dengan penuh harap dan kekhawatiran. Kemudian ia juga melihat ke arah agatha yang terlihat sedih melihatnya seperti itu. Dan akhirnya pandangannya kembali pada diaz.

"Diantara aku dan gladys siapa yang merupakan anak adopsi mom sama dad?" Tanya galen dengan suara bergetar.

Bagai tersambar petir, diaz dan agatha langsung mematung ditempat. Gladys juga terkejut bukan main.

"Maksud kak galen apa? Anak adopsi? Siapa? Nggak mungkin" ucap gladys yang kini sudah bangkit dari duduknya.

"Dad.. mom.. apa maksudnya kak galen? Dia ngomong apasih? Tolong jelasin" ucap gladys dengan air mata menggenang. Agatha, diaz dan galen diam.

"Dad! Mom!" Panggil gladys lagi yang kini air matanya sudah mengalir membasahi kedua pipinya.

Diaz menghirup nafas dalam. Kemudian menghembuskannya perlahan.

"Sebenarnya daddy sama sekali tidak ingin hal ini kembali dibicarakan. Karena bagi daddy kalian berdua adalah anak kandung daddy. Kalian berdua sama. Namun sebaik baiknya rahasia disembunyikan pasti akan terbongkar juga. Kalian sudah cukup dewasa untuk mendengar ini semua. Daddy akan menjelaskan semuanya. Tapi kaliam harus janji kepada daddy" ucap diaz menatap galen dan gladys.

"Janji apa?" Balas galen

"Setelah daddy jelaskan semuanya, tidak akan ada yang berubah. Kita masih keluarga, kalian anak anak daddy dan mommy. Kalian bersaudara, dan kita akan selalu bersama untuk selamanya" ucap diaz. Gladys dan galen mengangguk.

Diaz menyuruh galen dan gladys duduk di hadapannya dengan tenang. Diaz menoleh ke arah agatha yang menangis dalam diam. Diaz mengenggam tangan agatha yang terasa dingin itu. Kemudian perlahan dia membongkar semuanya.

"Daddy dan mommy bersama bukan dengan cara yang mudah. Banyak sekali rintangan yang harus kami hadapi, bahkan beberapa kali daddy dan mommy hampir merengut nyawa karena orang orang yang tidak menyukai kebersamaan kita" gladys dan galen hanya diam dan mendengarkan dengan baik.

"Salah satunya seorang wanita bernama Merina yang tak lain adalah istri muda kakek kalian, kakek genta" gladys dan galen terkejut.

"Merina adalah salah satu orang yang sangat menentang hubungan daddy dengan mommy dengan berbagai alasan. Bahkan merina juga menghasut kakek genta agar membenci daddy. Sampai kakek genta pernah ingin melenyapkan daddy" gladys menutup mulutnya mendengar hal itu. Ia tidak menyangka hal seperti ini pernah terjadi. Namun ia tak berkomentar apapun

"Hingga suatu hari akhirnya, sesuatu hal terjadi dan membuat kakek genta masuk kerumah sakit. Disana kakek genta sempat meminta maaf pada daddy dan mommy bahkan juga mengatakan memberi restu pada hubungan kami, namun setelah itu kakek genta meninggal. Saat pemakaman kakek genta, daddy dan mommy pulang paling akhir, saat kita menuju ke tempat parkir, tiba tiba merina datang dan menyerang kami. Namun ia berhasil dilumpuhkan dan ditangkap polisi"

"Selama merina ada di penjara kehidupan daddy dan mommy terasa tentram. Hingga akhirnya kami mendapat kabar bahwa merina ternyata sedang mengandung. Beberapa bulan kemudian merina dilarikan kerumah sakit untuk melakukan persalinan. Setelah bayinya lahir, kondisi merina melemah. Ia mengatakan bahwa keinginannya untuk terakhir kalinya adalah agar kami mau merawat anaknya. Merina juga meminta maaf kepada kami atas semua kesalahannya. Awalnya daddy tidak ingin merawat bayi itu, mengingat bahwa kelakuan buruk merina selama ini. Namun mommy berhasil membuat hati daddy luluh dan akhirnya kami menerima bayi itu. Akhirnya merina menghembuskan nafas terakhirnya saat daddy bisa menerima bagi itu. Dan sekarang bayi yang sebenarnya adalah adik daddy kini menjadi anak daddy"jelas diaz.

"Dan bayi itu.... aku?" Tanya galen. Diaz mengangguk pelan.

"Jadi sebenarnya aku putranya kakek galen dengan wanita jahat itu?" Tanya galen lagi. Air matanya mulai mengalir

Agatha langsung memeluk galen.

"Tidak sayang. Kamu tidak boleh berbicara seperti itu. Merina orang yang baik, kamu jangan berbicara seperti itu lagi" ucap agatha sambil mengusap kepala galen dipelukannya. Galen menangis.

"Tapi dia yang selalu jahat ke mommy sama daddy" ucap galen masih menangis

"Merina sudah meminta maaf. Dia mengakui kesalahannya. Jadi tidak lagi pantas dikatakan sebagai orang jahat"

Galen semakin menangis. Ia meneluk agatha dengan erat. Agatha juga menangis disana. Sedangkan gladys? Ia hanya diam dengan air mata terus mengalir. Setelah tersadar ia langsung berhampur, memeluk galen dan juga agatha.

"Kak galen kaka gladys. Titik. Apapun yang terjadi kak galen itu kakak gladys satu satunya" ucap gladys.

Diaz menitikkam air matanya. Namun ia cepat mengusapnya. Ia juga memeluk agatha, gladys dan juga galen.

"Kamu anak daddy dan mommy galen. Selamanya akam seperti itu" ucap diaz.

"Iya, mommy yang merawat kamu dari kecil. Jadi kamu adalah anak mommy dan daddy sayang. Jangan bersedih. Lupakan semua kebenaran ini" ucap agatha dengan lembut.

"Kamu mengerti kan sayang?" Tanya agatha lagi. Galen mengangguk.

"Mommy sangat sayang kepada kalian semua" ucap agatha

"Daddy juga sangat sayang kalian" ucap diaz. Ia mengecup puncak kepala agatha. Kemudian puncak kepala gladys dan terakhir galen dengan penuh rasa sayang.

Mereka masih saling berpelukan disana. Masih terdengar pula isak tangisnya. Siapapun yang melihatnya akan terharu.

"Tuhan aku mohon, terus persatukanlah keluarga kami ini, jangan biarkan kami terpisah oleh apapun. Aku sangat mencintai mereka" ucap diaz sambil memejamkan matanya dan kepala bersandar dipuncak kepala agatha. Air mata menetes membasahi puncak kepala agatha. Dan tentu saja agatha dapat meraskan itu.

2. Fotosfer (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin