☆Chapter 3☆

1K 174 62
                                    

[👆 Anggap malam ya 😉]

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

[👆 Anggap malam ya 😉]

Je Yeon turun dari motornya begitu sampai ditempat tujuan. Dia juga melepas helm dan meletakannya di atas motor sebelum akhirnya melangkah, memasuki bangunan mewah yang ada didepannya.

Itu rumahnya. Dan yang menghubunginya tadi, dan membuat rencana makan malamnya gagal adalah sang ayah.

Dengan langkah angkuh, dia memasuki rumah dan beberapa pelayan yang melihat atau berpapasan langsung membungkuk sopan.

"Tuan muda. Tuan dan nyonya besar menunggu anda di ruang makan."

Je Yeon menghela napas. Langkahnya dia bawa menuju ruang makan dan menemukan ayah serta ibunya disana.

Sang ayah terlihat menatapnya dengan dingin, membuatnya mengernyit dahi karena bingung.

♤♤♤

Hujan masih turun dengan cukup deras. Sehun memilih untuk menepikan motornya di depan sebuah toko bunga lalu berteduh di sana. Jiyeon yang statusnya sebagai penumpang, mau tidak mau mengikuti pria itu untuk berteduh.

45 cm adalah jarak yang tercipta diantara mereka.

Sehun membuka helmnya dan menatap langit. Dalam hati dia bergumam jika hujan masih akan turun cukup lama.

Set!

Dia menoleh pada Jiyeon yang menyisir rambut basahnya dengan jari, mencoba untuk merapikannya.

"Yak." Panggilnya namun yang dipanggil malah bersikap tak acuh, seolah tidak mendengar.

"Yak!" Sehun menaikan volume suaranya dan akhirnya Jiyeon menoleh setelah sebelumnya perempuan itu menghela napasnya cukup kencang.

"Apa?" Wajahnya terlihat malas dan tak bersahabat.

"Kekasihmu itu__."

Jiyeon mengangkat tangan kanannya, membuat tanda agar Sehun tak meneruskan ucapannya.

"Maaf, kau dan aku tidak cukup dekat, jadi aku tidak menerima pertanyaan pribadi darimu."

Sehun mendengus tawa. Konyol sekali.

"Kalau begitu, pulanglah naik taksi. Karena aku tidak menerima penumpang yang tidak cukup dekat denganku."

Jiyeon menatap tidak percaya bahwa Sehun baru saja membalasnya dengan sindiran. Dia kemudian melipat tangannya.

"Dengar ya, tanpa kau suruhpun aku akan pulang sendiri dan naik taksi. Lagipula siapa yang mau berdekatan dengan berandalan sepertimu."

What If Love [COMPLETE]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ