Chapter 1

1.3K 175 26
                                    

Perpustakaan, sebuah tempat dengan ribuan ilmu dicetak ke dalam kertas-kertas berbagai ukuran dan warna, disatukan dengan steples atau lem, dilapisi dengan sampul tipis atau keras dengan berbagi ukiran, membentuk sesuatu bernama buku.

Wangi dari buku-buku baru dan tua yang harum dan apek menjadi satu di dalam perpustakaan hari itu yang mana membuat gorden dan jendela harus dibuka untuk menarik masuk udara segar.

Pada hari minggu yang cerah di bulan Agustus itu, penjaga perpustakaan, seorang wanita tua galak bernama Hannah Grint tengah membersihkan rak buku dengan kemoceng sementara beberapa anak mencari dan membaca buku di lorong-lorong rak.

Salah satu dari mereka adalah seorang gadis berambut merah sepanjang dada yang tengah mengikat satu rambutnya sembari mendongak menatap buku-buku yang ada di jajaran atas rak.

Selama sebelas tahun hidupnya di panti asuhan, dia sudah sering sekali membaca buku-buku di perpustakaan panti tapi Annabeth White—pengasuhnya—melarangnya mengambil buku di jajaran atas rak yang ada di ujung ruangan. Entah alasannya apa tapi Annabeth benar-benar marah jika gadis bernama Melody itu berani menyentuhkan bahkan ujung jarinya ke salah satu buku di sana.

Akan tetapi, hari ini Annabeth sedang sibuk bersama pengasuh lain. Katanya ada seseorang yang ingin mengadopsi Thomas jadi mereka harus menyiapkan berbagai hal.

Enak sekali, pikir Melody, ada seseorang yang ingin mengadopsi Thomas kecil sedangkan tak ada seorang pun yang pernah menanyakan tentang Melody. Mungkin dia tak menarik?

Melody juga tidak tahu, dia memang tidak berusaha terlihat menonjol tapi bukan berarti dia tak bersikap baik selama ini. Dia tidak begitu berharap seseorang akan benar-benar mengadopsinya tapi sepertinya mengikuti wawancara adopsi seru juga.

Kembali ke cerita, dengan pemikiran bahwa Annabeth akan terlalu sibuk untuk menceramahinya, Melody mengambil tangga kecil di sisi rak lalu menaikinya. Mata coklatnya membaca setiap judul buku yang disentuh oleh jarinya.

Tak lama, jari kurus gadis itu berhenti pada buku dengan judul, "Sihir Hitam dan Bagaimana Menguasainya."

Melody tersenyum miring lalu mendengus, dia selalu suka cerita fantasi dan sihir. Rasanya menggelikan jika ternyata Annabeth menyembunyikan buku ini darinya. Apakah Annabeth tak mau Melody tenggelam ke dalam buku sampai lupa mengerjakan tugas sekolahnya?

Tapi kan ini liburan musim panas, Melody sudah menyelesaikan semua tugasnya dan sekarang dia tidak punya kegiatan selain mengunjungi temannya yang tinggal di atas bukit sana.

Mengesampingkan hal itu, Melody mengambil buku tersebut lalu turun dari tangga. Gadis itu menatap judulnya yang ditulis dengan tinta merah pada sampul berwarna hitam dari kulit hewan.

Melody menyerngit, dia meniup buku berdebu tersebut. Heran sekali, padahal Hannah paling benci bukunya berdebu tapi kenapa debu pada buku ini tebal sekali?

Gadis itu pun menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum akhirnya membuka sampul buku tersebut. Pada halaman pertamanya, tertulis dengan tinta hitam dan huruf kecil-kecil berbunyi, "Buku ini milik Tom Riddle."

"Tom Riddle?" bisik Melody, bertanya pada diri sendiri.

Siapa Tom Riddle? Apakah salah satu anak yang pernah tinggal di panti asuhan ini? Kenapa dia meninggalkan bukunya?

Melody mengedikkan bahunya, dia pun membuka lagi halaman bukunya, menyerngit kembali melihat gambar-gambar buruk rupa tentang seseorang yang dikutuk atau diguna-guna.

BLAR!

Melody berjengit kaget saat dia mendengar suara sesuatu jatuh di dekatnya. Tepat saat itu, sebuah kertas jatuh dari buku ke atas sepatu talinya. Melody menoleh ke kanan dan ke kiri lagi, sekali lagi memastikan tak ada yang melihatnya. Gadis itu pun membungkuk, mengambil kertas itu.

Melody Potter and the Chamber of SecretsWhere stories live. Discover now