Dear Abang {Na Jaemin}

|1.1| perkenalan singkat, antara aku dan kamu

Jayendra Naresh Mahesa, siswa kelas 9 di salah satu SMP swasta ibukota.

Jayendra atau Nana, adalah panggilan dari teman temannya kepadanya.

Lahir pada 13 agustus 2006. Di tengah keluarga yang cukup harmonis dan berkecukupan menjadi nilai plus bagi Jayendra.

Jika kalian berfikir, Jayendra adalah lelaki famous yang memiliki banyak penggemar karna ketampanan dan kekayaannya kalian salah!

Jayendra hanyalah siswa biasa yang berusaha tak mencolok dari siswa lainnya.

Jayendra itu pintar, anak kelasnya tau jika Jayendra pintar, tetapi, sekali lagi, Jayendra tak pernah mau mencolok diantara teman temannya. Ia selalu menolak ketika diminta untuk mengikuti perlombaan. Jayendra tak suka ketika ia menjadi perhatian. Ia tak mau dirinya menjadi sorotan.

"Na, ke kantin yok, laper banget" itu Harsa Chandrawinata, teman sepermainan Jayendra biasanya, Jayendra memanggilnya dengan sebutan 'Harsa'.

"Mager banget, tapi laper" Harsa mendengus, lalu menempeleng kepala Jayendra gemas.

"Kalau males gerak, lo gak bakal dapet makan, mending mana?" Jayendra tertawa, menampilkan baris gigi kelincinya.

"Oke, gue ikut ke kantin, tapi lu yang mesenin ya hehe" Harsa hanya menggelengkan kepalanya, maklum dengan sifat malas Jayendra. Selain tak mau dirinya disorot, Jayendra juga seorang pemalas, bahkan seringkali ia tidak makan hanya karna malas mengunyah makanan.

"Oooii Jayendra" Jayendra berhenti dan membalikkan tubuhnya.

"Kenapa bro?" Tanya Jayendra, itu adalah siswa kelas sebelah, Hussein namanya.

"Si Jevara kakinya keseleo" Jayendra membulatkan matanya.

Jevara Noansya, teman dekat Jayendra selain Harsa. Jevara memang tadi tak masuk kelas, karna katanya ada pelatihan untuk lomba antar sekolah minggu depan, lomba terakhir untuk Jevara karna ia sudah kelas sembilan, sudah seharusnya fokus untuk ujian. Btw, Jevara ketua tim basket sekolah mereka.

"Sekarang dia dimana?" Tanya Harsa pada Hussein.

Hussein menunjuk ruangan paling ujung di lorong tempat mereka berdiri.

"Di UKS, anaknya ngeyel bener, disuruh pemanasan malah main-main, jadi pas ngeshoot kakinya keseleo, mana gak mau diobatin kalau gak sama lo, mending lo kesana ngobatin tu anak" Jayendra mengangguk lalu mengucapkan terima kasih kepada Hussein, dan melangkahkan kakinya ke UKS.

Harsa hanya dapat menatap nanar kearah kantin, tampaknya ia harus mengubur rapat-rapat keinginannya untuk menikmati nasi goreng kantin yang terkenal enaknya.

"Aduh Na sakit kuping gu!!" Jevara meringis, saat telinganya ditarik begitu saja oleh Jayendra.

Harsa yang melihatnya saja ikut meringis dan memegang telinganya, cubitan Jayendra itu tak main-main sakitnya.

"Salah siapa, disuruh pemanasan malah main-main, keseleo kan kaki lu? Sakit kagak?" Jayendra menarik kaki Jevara gemas, membuat Jevara kembali meringis.

"Mampus" ujar Harsa tanpa suara.

Jayendra itu, yang paling muda diantara mereka, tetapi Jayendra lah yang sering berperan sebagai orang tua. Jayendra suka sekali mengomel saat mereka melakukan kesalahan, persis seperti ibunya dirumah, begitu ujar Harsa.

"Makanya besok tuh kalau di suruh pemanasan, ya pemanasan, dah mau SMA masih juga main-main, malu ama otot lo noh" Jayendra mengusapkan balsam ke pergelangan kaki Jevara. Tampaknya saat setelah meloncat untuk melakukan shooting Jevara tak mendarat dengan baik sehingga membuat pergelangan kakinya keseleo.

Jayendra memijat perlahan kaki Jevara, setidaknya Jayendra sedikit mengerti karna ia sering melakukan hal itu dulu, saat kakaknya baru selesai melakukan pertandingan bola basket.

"Arrgghhh jangan kenceng-kenceng Na, kaki gue mau copot rasanya" Jayendra tak menghiraukan ucapan Jevara.

"Udah diem aja lu, gak bisa ikut lomba mampus" Harsa kembali ke UKS dengan beberapa potong roti dan susu di tangannya. Tadi ia menyelinap ke kantin untuk membeli roti dan susu, setidaknya sebagai pengganjal lapar untuk mereka bertiga.

"Heh mulut lo! Doa tuh yang baik baik, lomba terakhir gue ini" Harsa hanya tertawa, puas melihat raut kesakitan Jevara.

Kretek.

"NANA! KAKI GUE PATAH!"

~*~