Potong Rambut.

8K 819 132
                                    

"Mommy potong rambut, terus gantih warnanya"

"Kenapa? Rambut mommy bagus ko."

"Nda, pokonya kakak nda suka! Soalnya papah papah temen kakak pada ngeliatin Mommy semua! Kakak cembulu!"

|
|
|
880510jc
Present
Potong rambut
|
|
|
Sorry for typo(s)

Siang itu, Jeonghan yang tengah hamil 8 bulan terlihat sedikit repot. Ia berjanji pada Jihoon untuk menonton lomba cerdas cermat matematika yang diadakan oleh sekolahnya.

Tapi, pagi itu Jeonghan pun memiliki janji dengan Seokmin untuk memeriksakan kandungannya yang sudah mendekati hari-harinya. Kurang dari 1 bulan lagi, adik Jihoon akan segera lahir.

Perlombaan dimulai pukul 10 pagi, pukul 7 pagi bersamaan dengan Seungcheol dan Jihoon yang pergi bekerja dan sekolah. Jeonghan pergi menuju rumah sakit, keadaan matanya yang gampang sekali kering membuatnya harus memakai kacamata. Ia kini mengendarai mobil sendiri, walaupun Seungcheol tidak mengizinkan tapi bagaimana lagi? Tidak ada pilihan lain, selain Jeonghan pergi menuju rumah sakit lalu bergegas ke sekolah sang anak.

Jeonghan menunggu di lobby rumah sakit, karna Seokmin baru akan selesai shift malamnya dalam 20 menit. Ini sudah pukul 7:20 pagi. Jeonghan masih memiliki waktu beberapa jam, tapi melihat Jihoon yang tadi pagi sedikit gusar karna Jeonghan harus ke rumah sakit, membuatnya sedikit merasa bersalah.

Bagaimana pun, jadwal pemeriksaannya tidak bisa dimundurkan, mengingat hari kelahiran semakin mendekat dan Jeonghan beberapa kali mengeluh bahwa darah rendahnya terus saja terjadi dalam beberapa minggu terakhir, dikarenakan kurangnya istirahat pada malam hari.

Jeonghan kini sudah tertidur di atas kasur pasien, dengan Seokmin yang mengoleskan gel dingin pada perutnya yang besar sebelum memulai pemeriksaan-nya.

"Hmm... Semua baik-baik saja. Bayinya pun sudah mulai berputar kebawah, walaupun kemungkinan kamu akan melakukan operasi nanti. Tapi bayinya terlihat sehat." Ujar Seokmin, mata Jeonghan terpaku pada layar usg.

"Mau dengar suara jantungnya?" Tanya Seokmin, Jeonghan langsung mengangguk semangat. Dan dalam hitungan detik, ruangan itu dipenuhi oleh suara detak jantung sang bayi dalam kandungannya.

Jeonghan jatuh cinta, bahkan ia hampir saja menangis saat mengetahui bahwa bayinya tumbuh dengan sehat, kuat dan aktif.

"Mau di cetak fotonya?" Tanya Seokmin lagi, Jeonghan mengangguk. Ia teringat perlombaan Jihoon.

"Ya udah, tunggu aja di depan." Ujar Seokmin yang mencetak fotonya, dan Jeonghan segera membenarkan bajunya lalu menunggu depan ruangan Seokmin. Ia melihat kaca dan sedikit meringis.

Perut bundar, kantung mata yang tertutup make up tipis, kakinya yang sedikit bengkak dan pipinya yang gembil. Ia harus kembali diet setelah melahirkan.

Jeonghan duduk di kursi tunggu depan ruangan Seokmin, tangannya mengelus-ngelus perutnya. Anak kedua mereka lebih aktif daripada Jihoon, bahkan Jeonghan terkejut bahwa anak kedua mereka ini lebih besar dari Jihoon sebelumnya.

Menurut Seokmin, karna Jeonghan sudah berpengalaman dan tahu apa yang harus diperbuat selama masa kehamilan yang kedua ini, walaupun lebih berat tapi Jeonghan berhasil melewatinya.

"Ini." Seokmin memberikan foto pada Jeonghan yang tengah bersandar pada kursi, beserta hasil usg dan cek kesehatan. Jeonghan kekurangan cairan dan kurang istirahat, sehingga ia mengalami darah rendah beberapa kali.

Jeongcheol + Jihoonie. | #wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang