Part 1

481 18 0
                                    

Pagi ini sidang pertama rapat paripurna sedang berlangsung, membahas tentang banyak hal mulai dari anggaran, rancangan undang-undang dan lain-lain. Tania terlihat sedang berdiskusi dengan anggota DPR lainnya. Sedangkan Ryan mengamati Tania dengan seksama, mata tajamnya mengikuti kemanapun dia pergi. Rapat ini membosankan, membuat ryan mengantuk, hanya tania yang mencuri perhatiannya. Tania Adora Heriyanto, anak dari Budi Heriyanto orang yang selama ini ryan inginkan, orang yang membuat ryan bisa seperti sekarang masuk menjadi anggota DPR dan menjalankan balas dendamnya.

"Den, itu tania anaknya pak budi kan?" tanya ryan pada temannya yang sibuk main handphone dari tadi. Maklum gebetan denny banyak whatsappnya berbunyi terus.

"Iya dia anak pak budi, kenapa? Lo kok ngeliatnya ampe begitu?" denny yang melirik ryan langsung heran, mata ryan menatap tania seperti elang menatap mangsanya. tidak bisa lepas "lo suka ya?"

"Hahaha apaan sih lo, cantik sih tapi bukan tipe gue" ryan tertawa geli mendengar pertanyaan denny. 

"Awas lo suka beneran, harus deketin bapaknya lo, gue mah serem hiih" ledek denny 

"Pak budi akan nyalon di 2019 kan?" tanya ryan

" Yess, timses udah siap tuh kayaknya" denny melihat ke arah 5 orang yang duduk bersebelahan sambil berbincang

"ya, kita juga harus segera mempersiapkan untuk Pak Heru, jangan lupa laporan kamu saya tunggu besok" ryan menatap denny serius, ada waktunya jadi teman ada juga waktunya jadi rekan kerja. Rapat akhirnya dinyatakan selesai , wajah ryan langsung bersemangat

"Siap boss" jawab denny sambil membereskan berkas-berkas mereka bersiap untuk kembali ke ruangan. Ryan tetap saja tidak bisa melepaskan pandangannya dari tania, entah apa ini ambisi atau hatinya mulai goyah. Wajah tania menghangatkan hatinya "tidak , ini tidak boleh dia tidak boleh goyah"

Tania dengan wajah serius sambil berdiskusi tidak sengaja melihat Ryan yang sedang menatapnya dengan seksama. Mata mereka bertemu dan saling menatap, ryan tersenyum pada tania. Tania membalasnya dengan senyuman tipis, lalu kembali berdiskusi

"Mari pak, kami permisi dulu" ujar denny kepada anggota dpr lain yang duduk dekat dengan mereka, diikuti oleh ryan yang beranjak dari kursinya dan mengikuti denny keluar ruang sidang.

Baru berjalan beberapa langkah dari pintu ryan berhenti "Den, lo duluan aja gue mau ke kamar mandi dulu"

" Oke" denny pergi duluan meninggalkan ryan

Setelah menyelesaikan semua urusannya ryan berjalan kembali keruangan, ternyata ada tania yang sedang berjalan dengan asistennya. Mereka berpapasan tania hanya melirik sebentar lalu memalingkan wajahnya kembali. Ryan berhasil mendaptakan perhatiannya.

***

"Nita, tolong nanti siapin bahan presentasi besok ya biar saya buat di rumah aja sekarang takut gak keburu. Saya mau meeting dulu sama pak hadi hari ini kemungkinan sampai sore, kalau sudah selesai taruh saja di meja saya" tania berhenti sebentar  " Oh iya kalau kamu mau pulang duluan gapapa pulang aja gausah nungguin saya ya" sambil terus berjalan tania memberikan nita, sekertaris barunya  perintah demi perintah supaya cepat belajar.

"Baik bu, terima kasih saya permisi" nita kembali ke meja kerjanya meninggalkan tania sendiri ke ruang pak hadi.

tokk...tookkk...tookkk

"Masuk" jawab pak hadi

"Siang pak" seru tania sambil tersenyum

"hei nia sini masuk" pak hadi berdiri menyambut tania dan menyuruhnya duduk

"Gimana-gimana?" tanya pak hadi semangat

"Besok presentasi sudah siap pak, akan ada sekitar 30 orang yang ikut datang jadwal acara di mulai pukul 09.00 pagi bapak bisa?"

"ohh bisa-bisa ga masalah tolong di bikin yang rapi ya, saya juga minta list peserta dan panitia besok"

"Baik pak, besok akan saya berikan" seru tanya dengan tersenyum sinis menatap menteri bumn tersebut

"Ok, kerja kamu bagus memang tidak diragukan lagi darah heriyanto memang mengalir padamu. Salam buat papah ya" tutur pak hadi sambil menepuk pundak tania

"Tentu om" jawab tania dengan seyum terpaksa, dia paling malas berurusan dengan orang-orang dekat papahnya, semuanya sama saja. Setelah rapat tania langsung membereskan barang-barangnya dan berisiap pulang. Dia sangat lelah dan lapar sekertarisnya pun sudah pulang meninggalkannya setumpuk berkas untuk dikerjakan dirumah.

Hari sudah mulai gelap , ryan bersiap untuk pulang. Semua berkas dan barang-barangnya sudah di rapikan. Dia mengambil kunci mobil dan handphonenya lalu bergegas pergi.

***

Tania bersama supirnya, pak danang berada di dalam mobil menuju kediamaanya. Saat itu menunjukkan pukul 20.00 malam hujan deras sedang melanda seluruh Jakarta, tiba-tiba terdengar suara letupan dari ban mobil yang di tumpangi Tania.

"Pak, kenapa mobilnya?" tanya tania panik pada supirnya

" Sepertinya bannya pecah mba, gimana ya mana hujan deras bengkel masih jauh. Alat perkakas mobilnya ketinggalan adanya dongkrak doang mba" jawab pak danang setelah melihat keadaan mobil dan kelengkapan alatnya

"Yah, gimana ini. Coba saya telpon cari bantuan deh" selagi mencari bantuan pak danang mecoba mendongkrak mobil tersebut.

Ryan yang sedang menyetir mobil terganggu pandangannya melihat ada mobil yang sedang mogok di pinggir jalan. Tanpa ragu ryan berhenti dan keluar dari mobilnya menggunakan payung, membantu pak danang yang sedang mendongkrak mobil.

"Mobilnya kenapa pak?" tanya ryan sambil sedikit berteriak karena hujan deras sekali suara kecil tidak akan terdengar

"Bannya pecah mas, bengkel kayaknya masih jauh jadi saya dongkrak aja alat-alat bengkel juga ketinggalan"

"Di mobil saya ada alat pak ambil aja, nanti saya bantu. Bapak sendiri? Di mobil ada orang tidak?" tanya ryan penasaran

"Oh iya terima kasih mas, ada majikan saya di dalam, dia lagi nelpon. Saya ambil ya mas alatnya"

"Iya pak, ada di bagasi" Jawab ryan sambil terus mendongkrak mobil, tubuh mereka sudah basah kuyup di guyur hujan. Setelah pak danang kembali dan mencoba memperbaiki ryan dengan wajah penasaran mengetuk pintu tempat tania duduk. Tania yang sedang menelpon kaget dan langsung melihat ke arah kaca. Ryan pun terkejut melihat ternyata orang yang dia tolong adalah tania. Melihat ryan, Tania lalu membuka kaca mobil.

Just The Two Of Us (End)Where stories live. Discover now