✊ 2.9 ✊

1.1K 138 0
                                    

Bangchan terbaring lemah di kasur. Meski kondisinya sudah lebih baik dari kemarin, dia masih terlihat lemas.

Han baru saja menyuapi makan untuk Bangchan. Kemudian dia masih duduk di samping leadernya itu.

"Hyung, aku tidak pernah melihatmu sakit." ucapnya dengan sendu.

"Aku juga manusia, Han." Bangchan tersenyum.

"Hyung, aku tidak mau kau seperti ini. Kau harus bangkit dan menjadi Bangchan yang kuat seperti dulu." serunya.

Bangchan mengangguk dengan senyum.

"Oke, aku keluar dulu ya hyung." pamit Han dengan membawa piring dan gelas yang ia gunakan untuk menyuapi Bangchan.

Bangchan melihat Han dengan mata sendunya.

•••

Hangyul memarkirkan mobilnya dan bergegas turun dengan langkah buru-buru. Wajah santainya kini tidak terlihat lagi. Langkahnya semakin dipercepat ketika dia hendak pergi ke lift. Kemudian dia segera menekan tombol angka disana.

Langsung saja dia pergi ke pintu sebuah kamar yang ingin ia tuju. Tanpa mengetuk, tanpa suara, dia langsung membuka pintu itu dengan panik.

Sesampainya di dalam dia melihat seluruh penghuninya menatap dirinya dengan wajah bengong. Untuk beberapa detik mereka sama-sama terpaku dalam mode bingung.

“Kalian sudah makan?” tanya Hangyul.

“Sudah hyung. Minho hyung baru saja memasak untuk kita.” Jawab Changbin imut.

Hangyul sedikit bingung dengan ekspresi mereka yang terlihat baik-baik saja. Apa mungkin..

“Tunggu. Bangchan dimana?” tanya Hangyul.

“Dia sakit dan kemarin dia ping...”

Belum sempat Changbin meneruskan kalimatnya, Hangyul segera berjalan menuju kamar yang ditempati Bangchan.

“Aku fikir dia habis menangis.” Celetuk Minho.

“Aku juga berfikir seperti itu.” Sahut Hyunjin.

•••

Sesampainya di dalam, Hangyul mendapati seseorang tertutup selimut tanpa celah. Segera saja Hangyul menghampiri Bangchan dan membuka selimut itu dengan kasar.

“Bangun!”

Bangchan buru-buru menghapus air matanya kemudian segera duduk di kasurnya. Dia langsung menatap Hangyul dengan mata sipitnya.

"Kau sudah minum obat?" tanya Hangyul.

Bangchan hanya mengangguk lemas.

“Kau tidak memberi tahu mereka?”

“Jangan beri tahu mereka. Itu akan membuat mereka sedih lagi.” Tegur Bangchan segera.

Hangyul langsung mengangguk. Kemudian dia duduk di kasur Bangchan.

“Comeback tetap berjalan Minggu depan. Jangan khawatir pandangan orang lain. Mengerti?”

Kalimat itu membuat Bangchan melebarkan mata sipitnya.

“Itu sama saja membuat teman-temanku bersedih, Hangyul-a.” Sentak Bangchan membantah keras.

“Lalu kau ingin bersedih sendirian?”

Bangchan diam. Dia tidak bisa menjawab kalau Hangyul sudah berkata dengan tatapan dingin.

“Aku akan menyelesaikan semuanya. Yang perlu kau lakukan adalah tetap bersama teman-temanmu dan berlatih seperti biasanya.” Tegas Hangyul.

Road Not Taken | Straykids ☑Where stories live. Discover now